FPI Parepare Bagikan Bantuan Beras dan Uang di Jampue untuk Korban Bencana Puting Beliung
Selasa, 16 Desember 2025
Faktakini.info, Jakarta - Siang itu, angin tak lagi sekadar berhembus. Ia berputar, mengamuk, lalu menyapu Lingkungan Jampue, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, meninggalkan kepanikan dan puing-puing. Angin puting beliung datang singkat, namun dampaknya panjang: rumah warga rusak, sekolah terdampak, dan puluhan keluarga harus menghadapi malam tanpa kepastian.
Data resmi BPBD Kabupaten Pinrang mencatat 48 rumah warga mengalami kerusakan di dua kecamatan, Lanrisang dan Mattiro Bulu. Jampue menjadi salah satu titik terparah. Di wilayah ini, 8 rumah rusak berat, 11 rusak sedang, dan 8 rusak ringan. Tak luput dari terjangan angin, TK dan SD Muhammadiyah Jampue juga mengalami kerusakan, memaksa aktivitas belajar terganggu.
Angin kencang berputar datang mendadak, merobek atap, merobohkan dinding, dan mematahkan pepohonan. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka berat. Namun kerugian material dan beban psikologis warga tak bisa dianggap ringan.
Di tengah kondisi itu, solidaritas kemanusiaan bergerak lebih cepat dari angin. FPI Parepare turun langsung ke lokasi bencana, Selasa (16/12/2025) menyambangi warga Jampue yang terdampak. Mereka membawa bantuan beras serta sejumlah dana tunai, disalurkan langsung kepada korban puting beliung untuk memenuhi kebutuhan mendesak pascabencana.
Bagi warga yang kehilangan atap rumah dan harus bertahan dengan kondisi seadanya, bantuan tersebut bukan sekadar logistik. Ia menjadi tanda bahwa mereka tidak sendirian. Kehadiran FPI Parepare di lokasi bencana disambut hangat, penuh haru, dan rasa syukur.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan, termasuk potensi hujan lebat disertai angin kencang. Fenomena puting beliung memang bersifat lokal dan sulit diprediksi secara rinci, namun dampaknya kerap nyata dan merusak, seperti yang dialami warga Jampue.
Peristiwa ini bukan hanya catatan bencana alam. Ia juga menjadi cermin kuatnya empati sosial. Di antara atap yang beterbangan dan dinding yang runtuh, hadir tangan-tangan kemanusiaan—termasuk dari FPI Parepare—yang membantu warga Jampue berdiri kembali, perlahan tapi pasti.









