Saat Lora Ismael Al Kholilie Menertawakan Imad bin Sarman
Selasa, 5 Agustus 2025
Faktakini.info
"Saat Lora Muhammad Ismael Al Kholilie Menertawakan Kiai Imaduddin bin Sarman"
Tulisan ini bukan sekadar polemik personal, tetapi respons ilmiah terhadap cara berpikir yang menciptakan standar ganda dalam dunia ilmu nasab. Lora Isma’el Al-Kholile, dengan gaya satirnya yang tajam namun tetap akademis, mengulas keganjilan dan kekeliruan mendasar dalam pemahaman Kiai Imaduddin bin Sarman terkait syarat "kitab sezaman" sebagai satu-satunya alat itsbat nasab.
---
1. ISTIKHARAH BUKAN DALIL, KIAI!
Judul tulisan bantahan Kiai Imad: "Menanggapi Lora Isma’il: Istikharahlah, agar Mengetahui Apakah Ba’alwi Cucu Nabi Muhammad SAW atau Bukan" sudah mengundang tawa getir.
Alih-alih menjawab secara akademik tentang validitas syarat "kitab sezaman", Kiai Imad justru memberi tutorial shalat istikharah – metode yang cocok untuk mencari jodoh, bukan menguji legalitas nasab. Ini adalah bentuk pengalihan paling elegan sekaligus paling lucu dalam sejarah diskursus ilmiah.
---
2. SYARAT KITAB SEZAMAN: DALILNYA MANA?
Pertanyaan mendasar yang masih tak terjawab:
"Apakah kitab nasab sezaman adalah syarat mutlak dan satu-satunya untuk mengitsbat nasab? Siapa ulama nasab otoritatif yang menyatakan hal itu?"
Hingga saat ini, Kiai Imad tak bisa menunjukkan satu pun. Ia hanya berkata:
"Kitab nasab sezaman atau yang mendekatinya adalah syarat mutlak... Jika tidak, maka nasab itu seperti nasab Sangkuriang binti Dewi Sumbi."
Pernyataan ini tidak memiliki dasar dari kitab manapun. Ia hanya mencomot dua ibarat dari dua kitab:
Al-Muqoddimat fi Ilmil Ansab karya Syaikh Khalil Ibrahim
Rasa'il fi 'Ilmil Ansab karya Sayyid Husain Haidar Al-Hasyimi
Namun kedua ibarat itu, jika dibaca secara utuh dan kontekstual, tidak mendukung klaim Kiai Imad.
---
3. KESALAHAN FATAL: MENGIRA "THURUQ" = "SYURUT"
Dalam dunia ilmu nasab, "طرق (thuruq)" artinya metode atau jalan. Sedangkan "شروط (syurut)" adalah syarat mutlak. Kekeliruan Kiai Imad adalah menyamakan keduanya.
Sayyid Husain Haidar menyebut 5 metode itsbat nasab, bukan satu:
1. Istifadhah dan masyhur
2. Kitab para nasabah abdal
3. Bukti syar’i (syahadah)
4. Pengakuan dan pengesahan kabilah
5. Iqrar seorang ayah kepada anaknya
Mana di antara kelima ini yang menjadikan "kitab sezaman" sebagai syarat mutlak? Tidak ada. Maka jelas, syarat kitab sezaman hanyalah asumsi Kiai Imad, bukan hasil kajian ulama otoritatif.
---
4. TES DNA: SENJATA MAKAN TUAN
Kiai Imad gemar mengutip DNA sebagai bukti ilmiah penolak nasab Ba'alawi. Tapi ironisnya, Sayyid Husain Haidar dalam kitab yang sama justru menulis:
"Tes DNA hanya bisa memastikan hubungan dengan ayah atau kakek terdekat, bukan nasab-nasab jauh. Belum ada hukum ilmiah yang bisa dijadikan dasar tetap."
Pernyataan ini membuat senjata DNA jadi bumerang bagi argumen beliau sendiri.
---
5. INSPIRASI WAHHABI & ORIENTALIS
Konsep kitab sezaman sebagai syarat itsbat bukan berasal dari tradisi Ahlussunnah, melainkan:
Murad Syukri dan Muqbil Al-Wadi’i (tokoh salafi wahhabi)
Joseph Schacht, orientalis yang menyamakan hadits dengan proyek pemalsuan sejarah
Kiai Imad terjebak dalam pola pikir orientalis: karena tidak ada bukti sezaman, maka semua dianggap palsu. Ini adalah reduksi ilmiah yang sangat dangkal.
---
6. LORA ISMA'IL: "JANGAN JADI KLUB TARKAM YANG TANTANG LIGA CHAMPIONS"
Terakhir, Kiai Imad menantang tiga pakar nasab internasional sebagai perwakilan Ba’alawi. Sebuah gestur penuh percaya diri, tapi kurang perhitungan.
Lora Isma’il menanggapi:
"Dengan segala hormat, Kiai. Membaca ibarat saja masih blepotan, membedakan 'thuruq' dan 'syurut' saja belum bisa, tapi sudah mau menantang para pakar dunia? Maaf, ini bukan hanya lucu, tapi memalukan."
Analogi Lora: ini seperti klub tarkam yang menang turnamen 17-an lalu menantang Liverpool, Real Madrid, dan Manchester City sekaligus.
---
7. PENUTUP: BACA LENGKAP, JANGAN POTONG POTONG
Bagi siapa pun yang masih percaya pada konsep kitab sezaman sebagai satu-satunya bukti sah nasab:
Silakan buka dan baca sendiri kitab-kitab yang dijadikan rujukan oleh Kiai Imad:
Al-Muqoddimat fi Ilmil Ansab: https://dn790007.ca.archive.org/0/items/olomnasb_ymail_20160904_2343/مقدمات%20في%20علم%20الأنساب.pdf
Rasa'il fi 'Ilmil Ansab: https://ia902707.us.archive.org/3/items/olomnasb_ymail_20160720/رسائل%20في%20علم%20الأنساب.pdf
Al-Kafi Al-Muntakhab: https://ia801901.us.archive.org/13/items/20200519_20200519_1531/الكافي%20المنتخب%20في%20علم%20النسب.pdf
Tunjukkan halaman berapa dan paragraf mana yang menyatakan kitab nasab sezaman adalah syarat mutlak dan satu-satunya.
Lora memberi waktu: "Dari sekarang sampai hari kiamat".
---
Catatan Akhir:
"Qif ‘inda haddak, wa illa takun dhiddak" – Berhentilah di batasmu, jika tidak, engkau akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri.
Nasihat ini bukan hinaan, tapi peringatan. Tidak semua yang bersuara lantang berarti benar. Ilmu nasab bukan dunia bebas klaim dan asumsi. Ia adalah disiplin ilmu yang dipegang teguh oleh para pakar, bukan hasil mimpi istikharah semalam.
-- Ditulis oleh Lora Isma’el Amin Kholil Surabaya, 13 Agustus 2024
--------------------------------------------------
✍️ Tamzilul Furqon ( Tulisan ini hasil dari merenungi Status Facebook Lora Ismael Al Kholile)