[Part 2] Siapa Sebenarnya yang Cocokologi, Habib Ali Bin Abu Bakar al-Sakran Atau Imad Sarman? Cocokologi, Tapi yang Mana?

 


Kamis, 7 Agustus 2025

Faktakini.info

🔥 "Bagian 2: Cocokologi, Tapi yang Mana?"

Membongkar Siapa Sebenarnya yang Mengarang Sejarah

Setelah kita bahas siapa Habib Ali bin Abu Bakar al-Sakran di bagian sebelumnya, sekarang kita bongkar: siapa sebenarnya yang sedang cocokologi? Jalur yang sudah diakui dan dijaga para ulama selama berabad-abad, atau justru mereka yang baru muncul belakangan dan suka memindah-mindahkan jalur?

Mari kita lihat perbandingannya:

---

⚖️ Perbandingan Singkat:

1. Ulama yang Mengakui:

✅ Habib Ali bin Abu Bakar al-Sakran: Diakui oleh ratusan ulama klasik dan kontemporer.

❌ Imad CS / Jalur Sayyid Ajal: Tidak dikenal dalam tradisi ulama Islam klasik.

2. Jejak Manuskrip:

✅ Al-Sakran: Manuskripnya tersebar di Hadhramaut, Hijaz, hingga Nusantara.

❌ Imad CS: Tidak ditemukan dalam khazanah manuskrip klasik.

3. Jalur Sanad:

✅ Al-Sakran: Jelas tersambung ke ulama, wali, dan ahli nasab.

❌ Imad CS: Berdasarkan klaim DNA dan kisah lisan kontemporer.

4. Tradisi Ilmu:

✅ Al-Sakran: Ada sanad, ada guru, ada murid, ada karya.

❌ Imad CS: Tidak punya karya akademik atau kitab klasik yang diakui,( kecuali kitab lokal kecil, itupun hasil Copy-paste dari Website Wahabi)

5. Komunitas Pendukung:

✅ Al-Sakran: Diterima luas dari Maroko, Hadhramaut, India, Afrika, hingga Nusantara.

❌ Imad CS: Baru muncul pasca 2000-an, berbasis komunitas media sosiail, ( tidak pernah diundang dalam acara haul resmi Wali Songo yang katanya ia bela )

---

🔄 Justru Mereka yang Memindah Jalur

Ironisnya, kelompok ini malah memindah-mindahkan jalur nasab orang yang sudah mapan dalam nasab Ba’alawi ke jalur Sayyid Ajal – tanpa sanad, tanpa manuskrip, tanpa referensi klasik, hanya berdasarkan DNA atau "kata keluarga". Di mana letak keilmiahannya?

Kalau jalur Al-Sakran dituduh "rekayasa", lalu kenapa mereka percaya begitu saja pada jalur alternatif yang bahkan tidak ditemukan dalam satu kitab pun sebelum abad ke-21?

---

🧩 Ini Bukan Lagi Ilmu, Tapi Politik Identitas

Ini bukan debat ilmiah. Ini perebutan narasi, kuasa, dan otoritas. Jika jalur Ba’alawi berhasil digugurkan, maka legitimasi sosial dan keulamaan yang selama ini dijaga dengan darah dan ilmu juga akan ikut digoyang.

Padahal, seperti kata ulama:

> "Al-Isnâd minad-Dîn" — Sanad itu bagian dari agama.

Kalau semua bisa ditulis ulang dengan narasi baru, lalu untuk apa ulama menjaga sanad selama berabad-abad?

---

📌 Penutup Retoris

💬 “Yang lama belum tentu benar. Tapi yang baru jelas harus diuji, bukan ditelan mentah-mentah.”

Habib Ali bin Abu Bakar al-Sakran bukan sekadar penulis nasab. Ia adalah wali, guru para ulama besar, dan rujukan utama dalam ilmu thariqah dan silsilah. Sementara pihak lawan? Bahkan satu manuskrip klasik pun tak bisa ditunjukkan.

Kalau begitu, cocokologi itu siapa sebenarnya?

(Lanjut Bagian 3/penutup)

✍️ Tamzilul Furqon ( Tulisan ini berawal dari status Nyai Raden Linawati yang semakin saya perdetail untuk mudah dipahami bersama)