Sosok Ba’aalwi dalam rapat khusus NU di Bangkalan ( 1929 M )

 



Senin, 28 Juli 2025

Faktakini.info

Lora Muhammad Ismael Al Kholilie

* Sosok Ba’aalwi dalam rapat khusus NU di Bangkalan ( 1929 M ) 

Sebuah data menarik temuan Kholili Kholil terkait pertemuan khusus para pendiri dan pengurus NU di kediaman menantu Syaikhona Kholil yaitu Kh. Muntaha Jengkebuen, dalam catatan milik Kiai Taha itu tertuliskan :

وقعت الجمعية الانتظامية في لنغر جعكيبون بحضور رئيس جمعية نهضة العلماء الشيخ هاشم أشعري وعبد الوهاب وحضر من أهل [الـ]بلاد القاضي محمد صداقة والسيد أحمد الجفري وغيرهم من الأعيان وذلك ليلة الأربعاء رابعةَ ذي الحجة المباركة سنة ١٣٤٩ 

“Terjadi rapat konsolidasi di Langgar Jàngkèbuàn dihadiri Rais Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Syaikh Hasyim Asy’ari dan Abdul Wahhab. Hadir pula para pembesar dari penduduk daerah, di antaranya Al-Qāḍī Muhammad Ṣadāqah, Sayyid Ahmad Aljufri, dan lain-lain. Hal itu terjadi pada malam Rabu, tanggal 4 Dzulhijah, tahun 1349 H “ 

Kiai Taha menuliskan bahwa salah satu tokoh besar ( الأعيان ) yang hadir dalam rapat khusus itu adalah Sayyid Ahmad Al-Jufri, tapi tenang dulu, jangan semuanya dikaitkan dengan Ba’alawi, nanti bisa jadi pemalsuan sejarah, terkait data ini para sahabat kita dari PWI-LS biasanya punya Takwilan seperti berikut ini :

 ⁃ Bisa jadi itu manuskrip palsu, karena mustahil Ba’alawi punya peran dalam NU, mereka hanya numpang besar di NU dan tak punya peran dalam membesarkan NU

 ⁃ andaipun asli, kemungkinan besar Sayyid Ahmad Al-Jufri bukanlah seorang Habib Ba’alawi, karena dalam keputusan NU keturunan nabi itu Sayyid dan Syarif “bukan Habib” ( kata-kata dalam tanda petik ini adalah tambahan mereka sendiri )

 ⁃ andaipun dia betul Ba’alawi, kemungkinan besar dia hadir bukan sebagai tokoh penting atau pengurus NU, mungkin hanya nonton, atau mungkin sebagai tukang buat kopi atau teh, yang jelas tidak mungkin non-pribumi imigram Yaman punya peran penting dalam NU apalagi diawal berdirinya, karena mereka itu datang dibawa oleh penjajah Belanda

Terlepas dari berbagai takwilan diatas, Sosok Sayyid Ahmad Al-Jufri sendiri masih cukup misterius, tapi dari siyaq kalam Kiai Taha, kemungkinan besar beliau adalah warga Bangkalan dan sekitarnya ( من أعيان أهل البلاد ). Mungkin para Habaib disini bisa memberikan informasi tentang siapakah beliau ini ?

...

Rumail Abbas

Mengacu pada Muktamar Ke-V Nahdlatul Ulama yang digelar pada 15-17 Rabi'ul Tsani 1349 H, dimana koran-koran menyebutnya terjadi pada 8-11 September 1930 M, dan mengacu pula pada Muktamar Ke-VI Nahdlatul Ulama yang digelar pada 10-13 Rabi'ul Tsani 1350 H, dimana koran-koran menyebutnya terjadi pada 24-26 Agustus 1931 M, maka...


...besar kemungkinan pertemuan di Bengkalan yang tertulis "4 Dzulhijjah 1349 H" di bawah ini terjadi pada 22 April 1931 M, bukan 30 April 1931 M seperti yang dikonversi Lora Ismail.


Pertemuan di Bangkan ini terjadi tujuh bulan pasca Muktamar-V di Pekalongan, dan empat bulan pra Muktamar-VI di Cirebon.


Siapakah Sayid Ahmad Effendi Al-Jufri di dalam catatan ini?


Namanya adalah Ahmad bin Anis Al-Jufri, orang yang memberikan sambutan pada pernikahan yang digelar Bupati Bangkalan, mewakili masyarakat Hadrami dan sesepuh orang Arab di masa itu.


Ahmad Al-Jufri ini merupakan tokoh yang jarang disebut dalam sejarah, padahal ia merupakan satu dari tujuh kandidat tokoh masyarakat Arab yang meraup suara cukup besar dibanding Taha Al-Habsyi dan Umar Al-Musawa untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Namun suaranya tak bisa mengimbangi Muhammad Afif, sehingga anggota Vertegenwoordigende Raad voor Midden-Java diduduki oleh Afif.


Ahmad Al-Habsyi berasal dari Bangkalan, kemudian hijrah ke Brebes, Jawa Tengah. Di sana ia berkarir di politik bersama R.M. Soemarjo, Patih Brebes waktu itu.