Ketua DPD FPI Jabar Kritik Dedi Mulyadi Terkait Pergantian Nama RSUD Al-Ihsan menjadi RSUD Welas Asih

 


Kamis, 3 Juli 2025

Faktakini.info

Ketua DPD FPI Jabar kritik pernggantian nama rumah sakit al ihsan

📝 Kritik Terbuka kepada Gubernur Jawa Barat

Terkait Pergantian Nama RSUD Al-Ihsan menjadi RSUD Welas Asih

Kepada

Yth. Gubernur Jawa Barat,

Dengan segala hormat, kami menyampaikan keprihatinan dan kritik konstruktif atas keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengganti nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan menjadi RSUD Welas Asih.

1. Prioritas Pembangunan yang Tidak Tepat

Apakah penggantian nama ini merupakan kebutuhan mendesak masyarakat Jawa Barat saat ini?

Rakyat menghadapi persoalan kemiskinan, pendidikan, kemacetan, infrastruktur rusak, pelayanan kesehatan yang belum merata, dan banyak RSUD di daerah yang kekurangan dokter dan alat. Di tengah banyaknya tugas substansial dan mendesak, perubahan nama rumah sakit seharusnya bukan prioritas utama.

Apakah tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting? Apakah penggantian nama ini membawa manfaat nyata, atau hanya kosmetik administratif yang menguras energi birokrasi dan menimbulkan polemik sosial.

2. Nama “Al-Ihsan” Sarat Makna Religius dan Moral

Nama Al-Ihsan bukan hanya kata Arab. Ia mengandung filosofi Islam yang mendalam:

“Berbuat sebaik-baiknya karena merasa diawasi oleh Allah.”

Dalam pelayanan rumah sakit, makna ini menginspirasi etika profesional, bukan sekadar simbol keagamaan. Pergantian nama ini bukan hanya alih bahasa, tapi juga penghilangan karakter nilai yang telah melekat sejak rumah sakit ini berdiri.

3. Menimbulkan Kesan Pengaburan Identitas

Di tengah meningkatnya sentimen masyarakat terhadap hilangnya simbol-simbol keislaman dari ruang publik, keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar:

 • Mengapa simbol Islam harus diganti, sementara banyak institusi non-Islam tetap dibiarkan menggunakan istilah keagamaan mereka?

 • Apakah ini bentuk de-Islamisasi yang terselubung?

Jika alasan mengganti nama adalah untuk menonjolkan kearifan lokal, mengapa tidak menggunakan padanan yang menggabungkan keduanya seperti: “RSUD Al-Ihsan Welas Asih”?

4. Efek Sosial: Memicu Polemik dan Distrust

Keputusan ini bukannya memperkuat harmoni, justru memecah opini publik, menimbulkan polemik yang tidak perlu. Banyak warga mempertanyakan arah kebijakan Pemprov Jabar dan merasa nilai-nilai Islam tidak lagi mendapat tempat yang layak di ruang-ruang publik.

🔚 Penutup

Dengan penuh hormat, kami meminta agar Bapak Gubernur:

 • Meninjau kembali keputusan ini secara lebih bijak, melibatkan tokoh masyarakat, ulama, dan akademisi.

 • Menyampaikan secara terbuka manfaat konkret apa yang dihasilkan dari pergantian nama ini.

 • Fokus pada perbaikan layanan dan fasilitas RSUD, bukan pada hal simbolik yang tidak berdampak langsung pada rakyat.

Kami percaya bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mengutamakan maslahat umat, bukan semata popularitas simbolik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ketua Tanfdzi DPD FPI Jawa Barat. (KH. WAWAN ABDUL MALIK MARWAN)