Khozinudin Silaturahmi ke Ponpes MS Megamendung dan Ziarah Makam Syuhada FPI

 




Sabtu, 3 Juni 2023

Faktakini.info

*SILATURAHMI KE MARKAS SYARI'AH MEGA MENDUNG SEKALIGUS ZIARAH KE MAKAM SYUHADA LASKAR FPI*

Oleh: *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik 

Penulis mendapat kabar dari Ustadz Irwan Syaifulloh, Habib Muhammad bin Husein Alatas berkenan menerima kunjungan silaturahmi kami pada hari Jum'at (2/6) di Markas syari'ah Mega Mendung. Segera saja, penulis menyiapkan diri untuk kesana.


Jum'at pagi (2/6) sambil menunggu dijemput Ustadz Irwan Syaifulloh, penulis membuka laptop. Ada persiapan permohonan PK klien (bukan PK KSP Moeldoko tentunya), yang draft permohonan PK nya perlu dipersiapkan.


Sedang asyik mengerjakan draft memori PK, tiba-tiba telepon berdering. Namun, karena tidak terangkat akhirnya penulis kehilangan moment 'nyabu' bersama ustadz Irwan. Beliau, ternyata telah menunggu sambil 'Nyarap Bubur atau Nyabu' bersama Boss Mimbar Tube Bro Hardi.


Singkat cerita, penulis akhirnya bersama Ustadz Irwan dan Bro Hardi bersama-sama melakukan perjalanan ke Mega Mendung. Sesampainya di arah keluar tol menuju puncak, ternyata ada ganjil genap. Kendaraan kami ganjil, sehingga kami terpaksa berputar balik arah, keluar tol Sentul Selatan, menyusuri jalan non tol menuju arah puncak. Padahal, baru Kami ketahui semestinya kami bisa ambil arah keluar tol Ciawi, rute menuju Markas Syari'ah lebih dekat.


Qadarullah, semestinya kami sampai jam 10.00 an, menjadi mundur jam 11 lebih. Alhamdulillah, kami masih sempat mengikuti kajian kitab rutin setiap Jum'at pagi hingga waktu sholat Jum'at.


Saat kami sampai, kami langsung dipersilahkan duduk didepan, bersama guru-guru dan Habib Muhammad Bin Husein Alatas, menghadap para santri yang khusyuk menyimak kajian.


Penulis masih sempat menyimak pembacaan kitab dan bahasan mengenai syariat berwudlu, kemudian masuk bab mandi junub. Lalu, juga menyimak kisah bagaimana orang-orang Yahudi membincangkan akan datangnya Nabi Muhammad SAW yang telah dinukil dalam kitab-kitab yang mereka miliki.


Menurut penuturan Habib Muhammad, kajian ini adalah warisan Habib Rizieq Shihab karena beliau yang pertama kali mengadakannya, yang amanahnya harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Dalam kondisi apapun, majelis ini (atau kajian ini) harus terus jalan. 


Memang, Majelis ini tidak lagi diasuh oleh Habib Rizieq Shihab. Namun, sekali waktu beliau ada kesempatan juga mengunjungi majelis ini dan mengisinya, dengan membahas sejumlah kitab-kitab rujukan yang diadopsi sebagai materi kajian.


Penulis sendiri, diberi kesempatan untuk menyampaikan prakata dihadapan para santri. Saat itu, penulis awali dengan kisah Imam Abu Hanifah yang dinasehati anak kecil.


Awalnya sang Imam menasehati sang anak, agar berhati-hati dengan terompahnya. Lalu, gantian sang anak yang menasehati sang Imam Al A'dzam agar berhati-hati dengan gelarnya. Karena, jika terpeleset karena terompah paling resikonya hanya jatuh, sementara jika terpeleset karena gelar ulama besar, ulama agung, mengeluarkan fatwa yang jahil, bisa beresiko terpeleset masuk neraka. 


Imam yang bernama lengkap Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban inipun menangis mendengar nasehat anak kecil tersebut.


Selanjutnya, penulis menyampaikan hadits dari Nabi Muhammad SAW bahwa agama adalah nasehat. Beliau Saw bersabda:


 عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ ؟ قَالَ: لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، ولِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْز. (رواه البخاري ومسلم).


_"Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak (untuk) siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak (untuk) Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”._ 


(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).


Nasehat harus terus kita sampaikan sebagai amanah agama. Kita semua butuh nasehat, bahkan secara kinayah (majazy) Allah SWT dan Rasul-Nya pun butuh nasehat.


Nasehat juga harus kita ambil pelajarannya, Hatta dari anak kecil. Sebagaimana nasehat anak kecil yang diterima oleh Imam Hanafi dalam cerita diatas.


Nasehat yang paling berat disampaikan, adalah menasehati penguasa. Yakni, menyampaikan amar ma'ruf nahi mungkar kepada penguasa.


Alih-alih nasehat kita diterima, penguasa yang zalim bukannya menerima nasehat, malahan berbuat zalim kepada orang yang menyampaikan nasehat. 


Apalagi saat ini, kita berada dibawah kepemimpinan pemimpin yang zalim. Ada yang hanya mengatakan keadaannya dengan ungkapan 'Alhamdulillah saya sehat walafiat' malah dituntut 6 tahun penjara dan akhirnya divonis 4 tahun penjara.


Hanya saja penulis sampaikan kepada para santri, sesuai pesan Ustadz Irwan Syaifulloh, tentang keutamaan menyampaikan nasehat, menyampaikan kalimat yang Haq dihadapan pemimpin yang zalim, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:


أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ


_“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.”_


(HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011)


Ulama, Habaib dan santri adalah pengacara sejati yang menjadikan negeri ini dibawah naungan Islam dengan melakukan Muhasabah Lil Hukam. Terus mengoreksi dan menasehati Penguasa dengan syari'at Islam.


Akhirnya, waktu sholat Jum'at pun tiba. Kami melaksanakan sholat, dilanjutkan dengan makan bersama. Berdiskusi panjang tentang kondisi umat dan negeri ini, hingga mendengar kisah-kisah perjuangan umat Islam diberbagai penjuru negeri.


Oh iya, melalui tulisan ini penulis ingin sampaikan sesuatu. "Masakannya lezat Bib, Syukron telah melayani kami dengan sangat baik dan mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari kami".


Kami juga saling berbagi perspektif soal konstelasi politik nasional, khususnya pasca Jokowi menyatakan akan cawe-cawe dan tidak akan netral dalam Pilpres 2024. Juga saling berkisah tentang dinamika dakwah dan perjuangan, saling memotivasi dan saling menyemangati.


Masyaallah, bahagia sekali rasanya bisa bersilaturahmi, mengunjungi Habib Muhammad Bin Husein Alatas di Markas Syari'ah Mega Mendung. Penulis juga diperkenalkan dan berbincang hangat dengan sejumlah ustadz yang mengampu para santri.


Hanya saja, penulis merasa malu. Para Ustadz sudah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa arab, bahasa Al Qur'an, bahasa Umat Islam dan bahasa yang akan menjadi bahasa resmi negara Islam (Khilafah) kelak saat berdiri kembali.


Dalam kitab Nidzamul Islam karya Al Alamah asy Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, dihalaman akhir terdapat draft Dustur (Konstitusi) Daulah Khilafah, dalam pasal 8 disebutkan:


_"Bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa Islam, dan satu-satunya bahasa Negara"_


Menjadi motivasi tersendiri, agar penulis belajar bahasa arab. Agar kelak, saat Khilafah tegak berdiri bisa menjadi punggawa punggawa Khilafah yang masih berbahasa Arab.


Menurut penuturan Habib Muhammad, dalam rangka membiasakan bahasa Arab, diadakan pertandingan sepakbola dengan komentator menggunakan bahasa arab. Masyaallah.


Terakhir, penulis diantarkan oleh Habib Muhammad ke makam 5 Syuhada di area markas syari'ah. Karena ada satu Syuhada yang dimakamkan di pemakaman keluarganya.


_"Ustadz Ahmad, Ana mendapatkan amanah langsung dari Imam (Habib Rizieq Shihab) untuk melayani dengan sebaik-baiknya kepada seluruh keluarga Syuhada saat mereka ziarah kemari"_ kisah Habib Muhammad.


Beliau juga menceritakan, suatu ketika keluarga para syuhada berziarah. Beliau kemudian meminta istrinya melayani dengan baik, menyiapkan segala keperluan dan menjamu dengan baik keluarga Syuhada.


Setelah itu, malamnya istri Habib Muhammad didatangi para syuhada via mimpi.


"Umi, terimakasih ya telah melayani keluarga ana dengan baik" ungkap para syuhada dalam mimpi tersebut.


Subhanallah, orang yang syahid di jalan Allah sejatinya memang masih dan akan terus hidup. Maha benar Allah SWT yang telah berfirman:


وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ


_"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki"_


(QS: Ali Imran 169).


Banyak kisah-kisah menakjubkan dari syahidnya 6 syuhada FPI ini. Dari jasadnya yang harum, darah masih mengalir segar meskipun sudah dua hari, hingga batang pohon tempat pemakaman yang tadinya kering kini tumbuh kembali.


Bahkan, ada kisah unik. Ada seseorang yang datang berziarah, tapi tak mengucapkan apapun, tak ada doa dipanjatkan. Usut punya usut, ternyata orang ini adalah salah satu teman syuhada yang didatangi melalui mimpi.


Orang ini mengaku didatangi dalam mimpi dan diminta untuk sholat, tidak mabuk-mabukan lagi. Masyaallah, ternyata sudah syahid pun masih terus berdakwah. Subhanallah.


Terakhir, kami berdoa bersama dipimpin Habib Muhammad. Sebelumnya, kami melafazkan senandung Qasidah yang sengaja digubah untuk para syuhada yang redaksinya terpancang di sekitar makam.



وَدَاعًا وَدَاعًا يَا شَبَابَ فُتُوَّةٍ


وَحُبٍّ وَنَصْرٍ نَسْلَ بَيْتِ النُّبُوَّةِ 


Selamat jalan wahai para laskar yg memiliki keberanian


Kecintaan, dan Perjuangan untuk menolong keturunan Ahlul bait Nabi ﷺ.


بِصِدْقٍ وَإِخْلَاصٍ وَعَزْمٍ مُصَمَّمٍ


وَإِظْهَارِ عِزٍّ مِنْ فَرِيقِ الأُخُوَّةِ


Disertai kesungguhan, keikhlasan, serta tekad yang kuat


Dan memperlihatkan kemuliaan dengan persaudaraan dalam tim pengawalan.


وَجُودٍ بِأَنْفَاسٍ وَنَفْسٍ نَفِيسةٍ


وَإِنْفَاقِ أَوْقَاتٍ وَبَذْلٍ لِقُوَّةِ


Dan dermawan dengan mengorbankan hembusan nafas dan jiwa yang berharga


Serta mengorbankan waktu dan mengerahkan kekuatan.


دِفَاعًا عَنِ السَّادَاتِ نِلْتُمْ شَهَادَةً


كَمَا جَا عَنِ المُخْتَارِ ذَاكَ بِسُنَّةِ


Demi membela para habaib, sehingga kalian mendapatkan pahala syahid


Sebagaimana itu telah datang dalam hadits dari Baginda Nabi ﷺ yang terpilih.


سَيُذْكَرُ مَا قُمْتُمْ بِهِ مِنْ بُطُولَةٍ


لَدَى أَلْسُنٍ مِنَّا وَأَسْمَاعِ أُمَّةِ


Kepahlawanan yang kalian lakukan akan senantiasa disebut


Dengan lisan-lisan kami serta pendengaran umat.


عَلَيكُمْ مِنَ البَارِي سَلَامٌ وَرَحْمَةٌ


وَبَرْكَاتُ رَبٍّ يَا شَبَابَ الفُتُوَّةِ


Keselamatan dan kucuran rahmat dari Allah Sang Pencipta manusia senantiasa tercurah keatas kalian


Serta berbagai keberkahan Tuhan wahai para laskar pemberani.


وَغُفْرَانُهُ وَالعَفْوُ عَنْكُمْ مَعَ الرِضَا


وَيُلْحِقُكُمْ بِالصَّالِحِينَ بِجَنَّةِ


Begitu pula ampunan Allah, pemaafan Allah untuk kalian, serta keridhoan


Dan semoga Allah menggolongkan kalian bersama orang shalih di Surga Kelak.


[].