Pelatihan Jurnalistik FNN di Insan Cendekia Madani Serpong Sukses


Sabtu, 23 Oktober 2021

Faktakini.info, Jakarta - Media Forum News Network (FNN) kembali mengadakan pelatihan jurnalistik di Gedung Insan Cendekia Madani Serpong, Tangerang, Banten, hari ini Sabtu (23/10/2021). 

Pelatihan jurnalistik ini merupakan pelatihan yang kedua diadakan FNN setelah yang pertama pada Rabu (2/6) lalu di tempat yang sama. 

Kali ini pelatihan jurnalistik FNN mengambil tema "Era Digital Makin Memudahkan Milenial Jadi Wartawan Andal" dan berlangsung mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB. 

Peserta pelatihan jurnalistik hari ini berjumlah sekitar 20 orang termasuk beberapa narasumber. Para peserta berasal dari Jakarta dan sekitarnya serta beberapa Mahasiswa dari Makassar, Sulawesi Selatan. 

Dalam sambutannya, pimpinan FNN Toni Hasyim mengatakan para wartawan FNN harus memiliki ketakwaan kepada Allah SWT, menulis dengan obyektif serta melakukan cover both side atau meliput dari dua sudut pandang yang berbeda dalam pemberitaan. 

Ia menekankan wartawan tidak hanya mengejar unsur 5W+1H (What, Who, Why, When, Where + How) dalam menulis berita, tetapi harus memiliki tanggung jawab terhadap Allah SWT dan Umat. 

Narasumber pertama Mangarahon Dongoran menjelaskan para wartawan harus menguasai kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan menghindari penulisan kata atau kalimat yang tidak perlu.

"Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, karena itu para wartawan harus selalu menulis dalam bahasa Indonesia yang benar dan menghindari penulisan istilah dalam bahasa asing, apabila ada kata dalam bahasa asing maka harus diterjemahkan", ujarnya 

Tjahja Gunawan sebagai narasumber berikutnya menceritakan pengalamannya selama menjadi wartawan di Kompas termasuk telah menulis empat buah buku. Ia juga menjelaskan wartawan harus menguasai tekhnik jurnalistik sebelum melakukan peliputan berita. 

Kemudian Agi Betha menjelaskan pentingnya wartawan untuk mempelajari data sebelum melakukan peliputan. Dan yang dimaksud dengan data itu tidak melulu tentang angka atau jumlah. 

Edy Mulyadi mengatakan wartawan itu harus kritis dan tidak mudah percaya atas informasi yang didapat dari narasumber. Edy memberi contoh kasus KM 50 setelah ia mendatangi lokasi pembunuhan enam Laskar FPI dan melakukan investigasi, ternyata pernyataan para saksi mata kejadian berbeda jauh dengan klaim Kapolda Metro Jaya Fadil Imran dan Pangdam Dudung. 

Nara sumber berikutnya, Rahmi Aries Nova Wartawati yang berpengalaman meliput berita olahraga khususnya bulutangkis menjelaskan para wartawan harus supel dan menjaga hubungan baik dengan siapa saja termasuk para atlet. Karena hal itu akan memudahkan para wartawan untuk lebih cepat menerima informasi dan meliput suatu kegiatan khususnya di bidang olahraga. 

Di akhir acara Bunayya Saifuddin dan Kacong memberikan penjelasan tentang pentingnya para wartawan menguasai data dan memastikan kebenaran akurasi data sebelum menulis berita.

Foto: Mangarahon Dongoran saat memberikan penjelasan pada Pelatihan Jurnalistik FNN di Gedung Insan Cendekia Madani Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (23/10/2021).





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel