[Video] Niniak Mamak Suku Nan 10 Bongkar Kebohongan Pendeta Dachi Terkait Kasus Gereja Liar di Padang Sarai
Kamis, 31 Juli 2025
Faktakini.info, Jakarta - Fakta terkait tempat ibadah tak berizin yang diduga sebagai "gereja liar" di kawasan Padang Sarai, akhirnya terkuak. Ternyata banyak kebohongan dan manipulasi yang dilakukan oleh pihak Gereja liar, bahkan oknum jemaat Gereja Liar menantang perang "Kristen vs Islam" kepada masyarakat sehingga memancing kemarahan warga.
Dalam sebuah pertemuan adat di akhir Juli 2025, sejumlah Niniak Mamak dari Suku Nan 10 secara terbuka menyampaikan bantahan dan klarifikasi atas pernyataan yang disampaikan oleh Pendeta Futairo Dachi, pemimpin gereja liar yang menjadi sorotan warga.
Dalam pernyataan yang terekam dalam video berdurasi lebih dari 11 menit itu, para tokoh adat Minangkabau tersebut menyebut bahwa Pendeta Dachi telah menyebarkan informasi tidak benar kepada media nasional maupun publik luar daerah terkait status bangunan dan kronologi kejadian yang terjadi pada akhir Juli 2025.
Menurut mereka, rumah yang dijadikan sebagai tempat ibadah tersebut tidak memiliki izin resmi sebagai rumah ibadah dan telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama karena kegiatan keagamaannya bersifat terbuka dan terkesan memobilisasi umat di luar daerah.
“Kami yang punya kampung. Kami tahu persis proses awal hingga kini. Tidak ada permohonan izin rumah ibadah. Bahkan banyak yang baru tahu rumah itu dipakai untuk ibadah Kristen,” tegas salah satu Niniak Mamak.
Tokoh-tokoh adat tersebut juga mengkritik pemberitaan yang menyudutkan masyarakat seolah-olah intoleran. Mereka menegaskan bahwa tindakan warga bukan karena kebencian terhadap agama tertentu, tetapi merupakan bentuk penegakan norma, kesepakatan masyarakat adat, dan aturan yang berlaku di daerah itu.
Sebagai solusi, para Niniak Mamak mendesak pihak pemerintah dan aparat untuk bertindak tegas agar persoalan rumah ibadah tak berizin ini tidak menimbulkan konflik lebih luas, serta meminta Pendeta Dachi menyampaikan klarifikasi terbuka kepada masyarakat.
Kasus ini menyita perhatian publik setelah terjadi ketegangan antara warga dan jemaat yang berkumpul di lokasi tersebut. Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki insiden perusakan dan pembubaran kegiatan yang terjadi.
Sumber: Mata Rakyat Sumbar
Klik video: