Gaza Terus Berdarah, Dunia Kembali Bergerak

 


Selasa, 15 Juli 2025

Faktakini.info

*Gaza Terus Berdarah, Dunia Kembali Bergerak*

Pada 13 Juli 2025, Kementerian Kesehatan Gaza kembali merilis data terbaru: jumlah korban jiwa akibat agresi militer Israel telah mencapai 58.026 syuhada dan 138.520 korban luka. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir saja, telah tiba di rumah sakit-rumah sakit Jalur Gaza sebanyak 139 syuhada (termasuk 5 syuhada yang berhasil dievakuasi) dan 425 korban luka.

Serangan tidak hanya menyasar pengungsian padat penduduk, tetapi juga pusat distribusi bantuan yang dikelola Amerika dan Israel menjadikannya perangkap kematian bagi rakyat Gaza yang tengah kelaparan. Tercatat 28 syuhada dan 180 orang terluka, adalah warga sipil yang sedang mengantri bantuan kemanusiaan. 

Namun, di saat darah terus tertumpah, harapan tidak pernah mati.

Di hari yang sama, armada Freedom Flotilla kembali mengarungi Laut Mediterania dari Syracuse, Italia. Kapal Handala berlayar membawa bantuan kemanusiaan, disertai dokter, aktivis, dan jurnalis dari berbagai negara. Meskipun sebelumnya kapal Madleen ditangkap di dekat perairan Gaza, para aktivis tak gentar. Freedom Flotilla akan menuju Gallipoli, Italia Selatan, untuk bergabung dengan delegasi Partai La France Insoumise, sebelum bertolak ke perairan Gaza—menantang blokade Israel.

Perlawanan terhadap genosida di Gaza bukan hanya perlawanan bersenjata. Dunia kini bersatu dalam berbagai bentuk solidaritas: aksi parlemen, konvoi kemanusiaan, unjuk rasa, konser musik, hingga kampanye tagar #FreePalestine di media sosial. Di setiap sudut dunia, bendera Palestina dan keffiyeh dikibarkan sebagai lambang perlawanan terhadap penjajahan.

Di Indonesia, semangat membela Palestina tak pernah surut. Dari demonstrasi damai, kajian ilmiah, hingga seminar tentang Masjidil Aqsha terus diadakan. Banyak masyarakat hadir mengenakan keffiyeh atau syal bergambar bendera Palestina, menegaskan bahwa umat Islam Indonesia berdiri bersama rakyat Gaza.

Kini, keffiyeh bukan sekadar kain, melainkan simbol perlawanan global. Ia memuat pesan-pesan mendalam:

* Motif daun zaitun melambangkan keteguhan dan daya hidup rakyat Palestina.

* Motif jaring ikan mencerminkan keterikatan mereka dengan Laut Mediterania dan semangat nelayan yang tak pernah menyerah.

* Motif garis tebal menunjukkan jalur perdagangan yang menghubungkan Palestina dengan dunia luar.

Sebagaimana batik di Indonesia, keffiyeh menyimpan cerita, semangat, dan identitas bukan hanya budaya, tapi juga perjuangan.

*📌 Donasi Program Kemanusiaan untuk Gaza* :

🏦 BSI: *7900200913*

a.n *Persaudaraan Cinta Al-Aqsha*


📞 *Konfirmasi Donasi:*

📲 wa.me/6281260602129


📲 Ikuti kabar perjuangan:

📸 Instagram: @pecinta.alaqsha

📘 Facebook: Pecinta Al-Aqsha

▶️ YouTube: @PecintaAlAqsha