Apakah gencatan senjata 60 hari akan menjadi akhir dari agresi militer Israel di Gaza?
Senin, 7 Juli 2025
Faktakini.info
Apakah gencatan senjata 60 hari akan menjadi akhir dari agresi militer Israel di Gaza?
Hari Ahad, 6 Juli 2025 Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan
57.418 Syuhada dan 136.261 korban luka akibat serangan Israel di Gaza. 24 jam berlalu pada tanggal 6 Juli 2025 dan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan 80 Syuhada dan 304 korban luka.
Dalam Pernyataan Pers no.885 yang dikeluarkan oleh Kantor Media Pemerintah Palestina telah dinyatakan bahwa Pendudukan Israel melakukan 59 pembantaian dalam 100 jam terakhir, yang mengakibatkan 288 orang menjadi martir, termasuk 99 korban di dekat lokasi distribusi bantuan.
Di antara para martir tersebut terdapat 99 korban dan 394 orang terluka yang menjadi sasaran langsung oleh pendudukan di dekat apa yang disebut "pusat distribusi bantuan Amerika-Israel," yang dikenal sebagai perangkap kematian, sementara puluhan ribu warga sipil yang kelaparan berusaha mati-matian mencari makanan di tengah kejahatan kelaparan yang dilakukan oleh pendudukan terhadap 2,4 juta warga sipil di Jalur Gaza.
Di sisi lain, proses perundingan gencatan senjata saat ini sedang berlangsung. Amerika Serikat, menjadi wasit yang menengahi Antara Israel dengan para pejuang Gaza. Qatar dan Mesir menjadi Fasilitator negosiasi tersebut.
Pada tanggal 5 Juli 2025 hari Jum’at Pihak Pejuang Gaza telah menyatakan menerima dengan “Sambutan Positif” proposal gencatan senjata selama 60 hari tersebut. Namun dari Pihak Israel bersikeras bahwa Para Pejuang Gaza harus dilumpuhkan. Pejuang Gaza meminta jaminan yang jelas tentang penghentian permanen dan penarikan pasukan secara tuntas.
Kedua Pihak saling bersikeras untuk tujuannya masing-masing tercapai. Pejuang Gaza bersedia menyerahkan tawanan dalam masa gencatan senjata apabila pasukan Israel mundur bertahap hingga penghentian perang secara permanen. Sebaliknya, Israel menerima penyerahan tawanan, tapi agresi militer tetap dilanjutkan sampai Pejuang Gaza dibinasakan.
Pada Gencatan senjata sebelumnya yaitu pada tanggal 19 Januari hingga 18 Maret Israel memiliki rekam jejak pelanggaran yang dicatat oleh Kantor Media Pemerintah Gaza.Lebih dari 350 pelanggaran gencatan oleh militer Israel—meliputi serangan udara, penembakan langsung, dan serangan drone—yang menyebabkan 92 tewas dan 822 luka-luka hingga 11 Februari 2025.
Tidak hanya pelanggaran militer, Israel juga menutup bantuan kemanusiaan pada tanggal 2 Maret 2025. Israel menghambat aliran makanan, bahan bakar, dan tenda, yang menurut OCHA mengancam kehidupan 2 juta orang. Antara 18–24 Maret 2025, sekitar 82% permintaan akses bantuan ditolak, menolak akses terhadap distribusi penting seperti suplai bahan makanan, air, dan generator, menurut laporan OCHA.
Apakah kali ini dengan Amerika Serikat sebagai Wasit antara keduanya perang akan berakhir?
Semoga Allah memberikan takdir terbaik untuk kita kaum muslimin dan berdiri bersama saudara - saudara di Palestina membela Masjidil Aqsha.
📌 Donasi Program Kemanusiaan untuk Gaza:
🏦 BSI: 7900200913
a.n Persaudaraan Cinta Al-Aqsha
📞 Konfirmasi Donasi:
📲 wa.me/6281260602129
📲 Ikuti kabar perjuangan:
📸 Instagram: @pecinta.alaqsha
📘 Facebook: Pecinta Al-Aqsha
▶️ YouTube: @PecintaAlAqsha