Sanad Nahdlatul Ulama kepada Sadah Ba'alawi

 



Selasa, 3 Juni 2025

Faktakini.info

Sanad Nahdlatul Ulama kepada Sadah Ba'alawi

Oleh: Nanal Ainal Fauz

Belakangan ini beredar video seorang kiai yang mengingkari kesinambungan NU, wa bil khusus KH. Hasyim Asy'ari kepada Sadah Ba'alawi dalam sanad keilmuan. Kiai tersebut menyebutkan beberapa pesantren beserta nama kiainya yang dulu KH. Hasyim Asy'ari ngaji di sana. Beliau menyebut bahwa tidak ada guru KH. Hasyim Asy'ari dari kalangan Sadah Ba'alawi. Benarkah statemen ini?

Yuuk. Kita bahas tuntas beserta dengan referensinya. Biar gamblang dan tak ada keraguan di antara kita.

Referensi tentang ngajinya masyayikh NU kepada Sadah Ba'alawi sangatlah banyak. Orang yang mengingkari fakta ini ada dua kemungkinan: antara belum faham sejarah atau tahu sejarahnya tapi ingkar karena kesombongan. Saya belum menemukan kemungkinan ketiga.

Memang guru masyayikh NU sangat banyak. Banyak di antaranya adalah ulama Nusantara sendiri. Tapi meski banyak berguru kepada ulama Nusantara, ada juga di antara guru mereka adalah ulama dari kalangan Habaib Sadah Ba'alawi. Kita sebagai cucu murid jangan sampai menafyikan ini karena dikhawatirkan hilang berkah ilmu kita. Dawuh sebagian ulama:
 من بركة العلم أن ينسب إلى أهله
"Di antara keberkahan ilmu adalah menisbatkan ilmu tersebut pada pemiliknya."

Baiklah. Berikut ini ittishalat atau kesinambungan sanad NU kepada Sadah Ba'alawi. Ada yang sifatnya berguru langsung. Ada yang melewati perantara.

Adapun yang kesinambungan langsung, KH. Hasyim Asy'ari saat di Makkah pernah berguru kepada banyak ulama. Dari sekian banyak ulama, setidaknya ada tiga ulama dari kalangan Sadah Ba'alawi. Beliau bertiga adalah:

1. Al-Habib Husain bin Muhammad al-Habsyi, Mufti Syafi'iyyah di Makkah dan kakak dari Habib Ali al-Habsyi pengarang Maulid Simthud Duror yang masyhur di Indonesia.

Keterangan bahwa KH. Hasyim Asy'ari pernah berguru kepada Habib Husain al-Habsyi bisa anda baca di kitab A'lam al-Makkiyyin karya Syaikh Abdullah al-Mu'allimi yang kemudian diikuti kitab Tasynif al-Asma' bi Syuyukh al-Ijazah wa as-Sama' karya Syaikh Dr. Mahmud Said Mamduh, kitab Bulugh al-Amani fi at-Ta'rif bi Syuyukh wa Asanid asy-Syaikh Yasin al-Fadani karya Syaikh Mukhtaruddin al-Falimbani, kitab al-'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari Wadli' Labinah Istiqlal Indunesia karya Habib Asad Syahab dan kitab Ziyadat at-Ta'liqat karya KH. Hasyim Asy'ari sendiri.

Bahkan dalam kitab A'lam al-Makkiyyin yang kemudian juga dinukil kitab Tasynif al-Asma' menyebutkan bahwa KH. Hasyim Asy'ari bermulazamah kepada Habib Husein bin Muhammad Al-Habsyi dan sering berkunjung ke rumahnya. 

Mulazamah memiliki arti ngaji dengan menekuni secara bolak balik dalam waktu yang lama, tidak hanya ngaji yang sifatnya sekali bertemu. Mulazamah ngajinya KH. Hasyim Asy'ari ini tidak hanya saat halaqah di Masjidil Haram, akan tetapi juga di kediaman Habib Husein Al-Habsyi. 

Ini menunjukkan betapa dekat proses ngaji KH. Hasyim Asy'ari kepada Sang Guru.

Kami belum mendapat data lebih lanjut terkait apa aja kitab yang dikaji KH. Hasyim Asy'ari kepada Habib Husain al-Habsyi. Akan tetapi dari redaksi A'lam al-Makkiyyinakan yg menyebut ngaji Mulazamah, sepertinya Mbah Hasyim Asy'ari ngaji banyak kitab. Satu di antaranya dugaan kuat kami adalah kitab Shahih Muslim, kitab paling valid nomer tiga setelah al-Qur'an dan Shahih al-Bukhari. Ini kami simpulkan dari redaksi KH. Hasyim asy'ari yang mengindikasikan demikian dalam kitab Ziyadat At-ta'liqat. Berikut ini redaksinya:

وقال الإمام النووي في شرح مسلم عند الكلام على الحديث الذي حدثناه السيد حسين الحبشي بمكة المكرمة بسنده

"Imam an-Nawawi berkata dalam kitab Syarah Shahih Muslim ketika menjelaskan hadits yang Sayyid Husain al-Habsyi telah mentahditsnya (meriwayatkan hadits) kepada kami dengan sanad beliau...."

Artinya, KH. Hasyim Asy'ari pernah mendengarkan hadits dari Shahih Muslim dari Habib Husain al-Habsyi. Dan kemungkinan besar, tidak hanya satu hadits dari Shahih Muslim saja, akan tetapi juga seluruh kitabnya.

2. Habib Alwi bin Ahmad Assegaf, penulis kitab Tarsyih al-mustafidin bi Tausyih Fath al-Mu'in (w. 1335 H) . 

Sumber yang mencatat ngajinya KH. Hasyim Asy'ari kepada Habib Alwi Assegaf ini antara lain kitab A'lam al-Makkiyyin, kitab Tasynif al-Asma', kitab al-'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari Wadli' Labinah Istiqlal Indunisia, dan kitab Bulugh al-Amani.

Bahkan KH. Hasyim asy'ari ngaji kepada beliau secara mulazamah di Masjidil Haram dan rumah beliau sebagaimana KH. Hasyim Asy'ari juga ngaji mulazamah kepada Habib Husain bin Muhammad al-Habsyi. 

Kegiatan mulazamahnya Mbah Hasyim kepada kedua Habib ini direkam oleh dawuh kitab A'lam al-Makkiyyin yang kemudian dikutip ulang kitab Tasynif al-Asma':

وبها أخذ عن الشيخ محفوظ بن عبد الله الترمسي ولازم دروسه، كما لازم السيد علوي بن أحمد السقاف والسيد حسين بن محمد الحبشي، وقرأ عليهما في المسجد الحرام وفي منزلهما.
"Di Makkah KH. Hasyim Asy'ari nyantri mulazamah pada kajian-kajian Syaikh Mahfudz at-Tarmasi sebagaimana beliau juga mulazamah kepada Sayyid Alawi bin Ahmad Assegaf dan Sayyid Husain bin Muhammad al-Habsyi. KH. Hasyim Asy'ari ngaji kepada kedua habib ini di Masjidil Haram dan di rumah mereka."

3. Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas (w. 1334 H), ulama asal Hadramaut keturunan Sayyid Umar bin Abdurrahman al-Attas Shahib ar-Ratib.

Keterangan KH. Hasyim Asy'ari ngaji kepada beliau bisa anda baca pada beberapa kitab antara lain A'lam al-Makkiyyin, al-'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari Wadli' Labinah Istiqlal Indunesia, dan Tasynif al-Asma'.

Awalnya saya penasaran dg sosok Sayyid Ahmad bin Hasan ini. Apakah masih keturunan dari penulis kitab wirid andalan KH. Hasyim Asy'ari, kitab Khulashah al-Maghnam, yaitu Habib Ali bin Hasan Shahib al-Masyhad yang sama-sama bermarga al-Attas?

Setelah saya cari datanya, ternyata bukan dzurriyyah pas. Meski masih terbilang kerabat. Karena keduanya sama-sama dzurriyyah dari Sayyid Umar bin Abdurrahman al-Attas Shahib ar-Ratib.

Sebagai informasi, KH. Hasyim Asy'ari memiliki kitab wirid andalan yang sering beliau ijazahkan kepada murid-muridnya. Yaitu kitab Khulashah al-Maghnam karya Habib Ali bin Hasan al-Attas. Di antara murid KH. Hasyim Asy'ari yang beliau ijazahi kitab ini adalah kakek buyut saya, KH. Fauzan bin Ma'shum Damaran Kudus, dan Kiai Abdullah Zaini bin Uzair Demak, pengarang kitab Kifayat al-Ashab. Saking rekomendednya kitab wirid ini sampai Pondok Tebuireng semasa hidupnya KH. Hasyim Asy'ari pernah mencetak dan menyebarkannya. Saya pernah lihat naskah Khulashat al-Maghnam cetakan Tebuireng ini di lemari kitab tinggalan Mbah Buyut KH. Fauzan di Pondok Damaran Kudus.

Adapun sanad masyayikh NU kepada Sadah Ba'alawi yang dengan perantara, antara lain:

1. KH. Hasyim Asy'ari ngaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Sedangkan Syaikhona Khalil Bangkalan ngaji kepada banyak guru yang setidaknya dua dari mereka adalah ulama dari kalangan Sadah Ba'alawi. Pertama, Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi, Mufti Syafi'iyah di Makkah yang juga ayah dari Habib Ali al-Habsyi, pengarang Maulid Simthud Durar. Dan kedua, Habib Hasyim bin Syaikh bib Hasyim al-Habsyi Madinah.

Keterangan Syaikhona Kholil Bangkalan ngaji kepada kedua habib di atas terdapat dalam risalah manuskrip tentang biografi Syaikhona Kholil yang ditulis oleh Syaikh Yasin Al-Fadani.

Biar jelas, berikut ini redaksi dari risalah tersebut:

وسمع الحديث أيضا بمكة عن الإمام المفتي السيد محمد بن حسين الحبشي المكي
"Di Makkah Syaikh Kholil Bangkalan mendengarkan hadits juga dari al-Imam al-Mufti Sayyid Muhammad bin Husain al-Habsyi al-Makki."

وسمع الحديث أيضا ورواه عن السيد العلامة هاشم بن شيخ بن هاشم الحبشي نزيل المدينة ودفينها، وسمع منه الحديث المسلسل بيوم عاشوراء في يومه.

"Di Madinah Syaikh Kholil Bangkalan juga mendengarkan hadits dan meriwayatkannya dari as-Sayyid al-'Allamah Hasyim bin Syaikh bin Hasyim al-Habsyi, yang berkediaman kemudian wafat dan dimakamkan di Madinah. Dari beliau Syaikh Kholil Bangkalan mendengarkan hadits Musalsal dengan hari Asyuro pada hari Asyuro."

2. KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Abdul Wahhab Hasbullah ngaji kepada Syaikh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. Syaikh Mahfudz at-Tarmasi mengaji kepada guru beliau yang juga guru KH. Hasyim Asy'ari, Habib Husain bin Muhammad al-Habsyi, Mufti Syafi'iyah di Makkah dan kakak pengarang Maulid Simthud Duror.

Syaikh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi dalam kitab Kifayat al-Mustafid yang mencatat guru-guru dan genealogi keilmuan beliau, berkata:
ومنهم العلامة الحبيب، والورع النسيب، السيد حسين بن محمد بن حسين الحبشي (ت: ١٣٣٠ هـ)، سمعت منه جملة مستكثرة من أوايل صحيح البخاري وأواخره.

"Di antara guru saya adalah al-'Allamah al-Habib al-Wari' an-Nasib Sayyid Husain bin Muhammad bin Husain al-Habsyi (w. 1330 H). Saya mendengar dari beliau banyak hadits pada awal-awal dan akhir-akhir kitab Shahih al-Bukhari."

Syaikh Mahfudz at-Tarmasi juga berguru kepada Syaikh Abdul Ghani bin Subuh al-Bimawi. Syaikh Abdul Ghani belajar dari Habib Syaikh bin Ahmad Bafaqih Botoputih Surabaya. Keterangan ini disebutkan oleh Syaikh Yasin al-Fadani saat menyebutkan silsilah sanad KH. Abdul Wahhab Hasbullah dalam kitabnya yang berjudul al-Kawakib ad-Darari. Lebih jelasnya, berikut ini dawuh Syaikh Yasin al-Fadani:
وروى الشيخ محفوظ الترمسي أيضا عن المعمر عبد الغني بن صبح البيماوي، عن القطب السيد شيخ بن أحمد بن عبد الله بافقيه.
"Syaikh Mahfudz at-Tarmasi meriwayatkan juga dari al-Mu'ammar Syaikh Abdul Ghani bin Shubuh al-Bimawi, dari al-Quthb Sayyid Syaikh bin Ahmad bin Abdullah Bafaqih (Botoputih, Surabaya)".

3. KH Hasyim Asy'ari baik secara langsung maupun via perantara Syaikh Mahfudz at-Tarmasi ngaji kepada KH. Sholeh Darat Semarang. KH Soleh Darat semarang ngaji kepada banyak ulama yang antara lain adalah Habib Syaikh bin Ahmad Bafaqih Botoputih Surabaya. Keterangan ini sebagaimana beliau catat sendiri dalam kitab al-Mursyid al-Wajiz. KH. Sholeh Darat berkata : 
لن نولي غالف كورو إغسون مرغ شيخنا العلامة القطب الوجود سيدي سيد شيخ بن أحمد بافقيه باعلوي كالا أنا إغ سماراغ غاجي جوهرة التوحيد للعلامة الشيخ إبراهيم اللقاني لن منهاج العابدين للغزالي
"Dan kemudian saya belajar kepada Syaikhuna al-Allamah Quthbul Wujud Sayyidi Sayyid Syaikh bin Ahmad Bafaqih Ba'alawi ketika beliau berada di Semarang. Saya ngaji kitab Jauharatut Tauhid karya al-Allamah Ibrahim al-Laqqani dan Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali".

4. KH Raden Asnawi sebagaimana catatan cucu beliau, KH. Minan Zuhri, ngaji kepada Syaikh Mahfudz at-Tarmasi. Syaikh Mahfudz at-Tarmasi ngaji kepada Habib Husain bin Muhammad al-Habsyi sebagaimana keterangan di atas. KHR. Asnawi Kudus juga ngaji kepada KH. Sholeh Darat dan KH. Sholeh Darat ngaji kepada Habib Syaikh bin Ahmad Bafaqih Surabaya sebagaimana keterangan di atas.

Dan masih banyak lagi sambungan sanad masyayikh NU kepada Sadah Ba'alawi.

Wa fil khitam aquul:
1. Saya ngajak kepada semua muslimin agar bersikap inshof atau adil dalam segala hal. Termasuk dalam membaca sejarah. Jangan sampai karena rasa tidak suka, menjadikan kita berbuat dhalim dengan menafyikan apa yang menjadi fakta sejarah.

2. Sebagaimana masyayikh NU sanadnya nyambung kepada Sadah Ba'alawi, banyak pula masyayikh NU memiliki teman, kolega dan murid dari kalangan Sadah Ba'alawi. Hubungan antara ulama Nusantara secara umum, dan masyayikh NU secara khusus, dengan Habaib Sadah Ba'alawi sudah terjalin secara erat sejak dahulu. Maka, sudah semestinya kita sebagai muslimin Nusantara dan warga NU yang baik menyambung apa yang telah disambung oleh para leluhur kita. Hal ini menjadi salah satu bentuk bakti kita kepada para leluhur, sebagaimana dawuh Kanjeng Nabi Muhammad:
إنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ
"Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan seorang yang menyambung hubungan dengan kolega (orang-orang dekat) ayahnya."
(HR. Imam Muslim)

Wallahu A'lam

Pati, 3 Juni 2025/6 Dzul Hijjah 1446 H
Nanal Ainal Fauz