PWI LSI Bukan Gus Dur ( rian). Gus Dur itu pejuang anti Rasisme, PWI LSI itu biangnya Rasisme
Senin, 2 Juni 2025
Faktakini.info
Badroel Ahmed
PWI LSI Bukan Gus Dur ( rian)
Apalagi pembela Wali 9 , satu arah perjuangan dengan Gus Dur saja tidak .
Gus Dur itu pejuang anti Rasisme,
PWI LSI itu biangnya Rasisme.
Siapa yang tidak sejalan dengan gerakannya , tak perduli Kyai , Gus , terlebih para Habàib BA alawi pasti di labrak. Di persekusi, mau dakwah atau konser shalawatan di sweeping di hadang di tengah jalan dan di halang halangi.
Kalau ada kesempatan , itu pasti mereka lakukan. Koar- koar di medsos atau petantang petenteng di tengah jalan raya adalah " kesehariannya " .
Kami yang di Demak berkali-kali mengalami.
Majlis Ahbàbul Mushtofa sudah puluhan tahun punya waktu dan tempat di Masjid Agung Demak
Eh ,di hadang .
Kami dan Habàib Kami itu sudah " ada kontrak " di sini puluhan tahun , tiba tiba mereka teriak :
" Tolak Habib , , , Tolak Imigran Yaman ! "
Belum lagi masyarakat bawah . Kalau ia punya hajatan lalu pingin " nanggap " Shalawatan para Habaib,
Wah , pasti dipermasalahkan .
Padahal ini uang uang Kami sendiri .
Hajat hajat kami sendiri.
Jawabannya mereka ?
" Pokoknya kalau masih bela Ba’alawi, TABRAK ... ! "
jangankan orang dusun ,
Mbah Miftahul Akhyar saja di tabrak. Di tantang tantang juga .
Alasannya karena beliau itu mbelani Habàib.
Ini kalau Gus Dur masih hidup , beliau sudah pasti gregeten melihat tingkah polah Rasisme PWI LSI . Dahulu beliau berkata :
● "Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa membedakan latar belakang RAS , suku agama, dan asal muasal, di muka undang-undang."
Kalau PWI LSI itu adalah makhluk berupa klub sepakbola , haqqul yaqien dia langsung kena Bended oleh FIFA.
Hanya , karena PWI LSI ini ormas " bentukan" Orang Dalam , maka ia aman aman saja .
Aman dari jeratan huku dan pentungan aparatnya .
Ndak ada ceritanya , ada jeruk makan jeruk . Kata Mbah Asmuni Srimulat :
" Itu Hil yang Mustahal "
Bisa jadi , Gus Dur menangis di alam barzah melihat mereka .
Sudah kelakukannya Rasis , bawa bawa nama Gus Dur pula
Sedihnya lagi seperti jelas jelasan di " lindungi " dan " di openi "
Sampai sejauh ini terlihat tumpulnya pisau hukum aparatur negeri .
Ngeri .
Jelas jelas PWI LSI dalam langkahnya itu sering melanggaar Konstitusi dan melanggar HAM yang konsensusnya telah lama kita retifikasi .
Bukankah :
Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan Negara :
menjamin hak-hak dasar warga negara, termasuk kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat ?
Orang orang penting yang berseragam coklat atau doreng itu apakah lupa dengan P Empat dan NKRI Pancasila ?
Hingga membiarkan ada Hak Asasi yang di injak injak , dan konstitusi di kangkangi ?
Apa selama ini mereka tidur di dalam Goa Hantu , hingga tidak pernah menyaksikan haru biru Habàib dalam shalawatannya, mereka senantiasa menyanyikan lagu Kebangsan Indonesia Raya dengan syahdu sesudah melantunkan Syair Ya Lal Wathon
Habib Syech.
Habib Bidin Az Zahir.
Habib Rifqie , dan sekian banyak majlis shalawatan yang bersama sama menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan Negara ?
Adapun yang dilakukan PWI LSI dalam mimbar mimbar cacimaki mereka , bukankah semakin merobek robek Merah Putih , dan memecah belah anak anak bangsa ?
Jangan begitu lah , Ndaan.
Yang bikin jengkel juga mereka mengklai sebagai menyambung lidah Gus Dur, Sok sokan jadi Gus Durian .
Rumail Abbas bisa jumpalitan jika tahu , ada sebuah Klub aki aki yang Rasis tetapi ngaku ngaku Gus Duris 🤣
Dahulu , saking mbelani HAM , Gus Dur rela di keroyok kyai kyai .
Rela di "antemi " Syikhal Àlim Najieh Maimoen , tersebab Gus Dur itu mempersilahkan Masjid nya di Ciganjur dibuat majlis ratap ratap komunitas IJABI .
Sebuah kumpulan para pengamal Syiah Imamiyyah Indoneaia .
Mereka minta ijin menggunakan Masjid nya Ciganjur untuk merayakan Asyuro dengan ratapan khas mereka : Wà Khusainàh , itu .. .
Bukannya Gus Dur tidak paham ' sesatnya " aqidah Syiah IJabi .
Namun dengan enteng Gus Dur bilang :
" Orang mau nangis koq dilarang ..." .
Padahal sebetulnya tindakan Gus Dur tersebut adalah bentuk keyakinan beliau bahwa:
Pembelaan HAM adalah harga Mati . Tak perduli akan RAS ataupun keyakinan.
Beda jauh dengan ( satu satunya ) visi misi PWI LSI. Yakni :
" Tolak Imigran ...
Ganyang para Habib ...
Dan Hidup Pribumi ! "
Paling nyesek di hati juga klaim PWI LSI, bahwa mereka itu membela Aswaja ,
membela NU .
Membela apanya ?
Membela dari Hongkong ?
Orang nomer satu di Nu saja di kuya kuya.
Bahkan mirisnya , mereka terang terangan secara takridh, mereka kafirkan Kyai Kyai NU yang dalam isue Nasab ini memilih jalan Husnudh Dhon ,
mereka kafirkan berdasarkan penafsiran Ayat Alquran oleh mereka seenaknya sendiri .
Jadi sudahlah .
PWI LSI itu :
●Rasis
● ANTI Ham
●Fasis
● Takfiri pula.
Dan Membela Wali Songo ?
Yang benar saja ,
Apa iya para Auliya Agung itu dulu kalau dakwah itu isinya sebar kebencian ?
M sumpah serapah?
Agitasi ?
Caci maki ?
Oligarki ? ( maksudnya yang ini untuk di kasus PIK 2 )
Bukannya :
"ادعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ"
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Jika PWI LSI masih ngaku ngaku macem macem, ya udah . Jawab saja :
" Rahayu "
Semoga bermanfaat