Gus Rumail: Ibrahim Manshur Syarif Mekkah Nasabnya Shohih, Tak Ada yang Batalkan Kecuali Blogspot Gak Jelas
Sabtu, 28 Juni 2025
Faktakini.info
Ibrahim Manshur dikenal luas di Saudi sebagai syarif Mekkah. Tidak ada yang membatalkan nasabnya kecuali dari situs blogspot yang gak jelas (jika dicari penulis aslinya pun belum tentu punya kredibilitas).
Tidak ada informasi dari mana pun kalau dia sudah tes DNA. Jika ia bicara betapa muhtamal (rancu) tes DNA untuk jelajah nasab jauh, maka videonya banyak di YouTube.
Ki Imad sering ngibul, termasuk soal Mufti Yaman, yang ketika ia ketahuan berbohong akhirnya ngoceh bahwa ini "cuma bercanda". Semua ini berasal dari wataknya merujuk situs blogspot yang gak jelas (tapi tak tahu malu dan menuduh bahwa sayalah biang keroknya).
Dan sekarang nambah lagi.
Di X saya tidak akan pernah mau membahas isu nasab, karena memang bukan tempatnya. Tapi akun ini sengaja jadi alter dari kanal saya: Pamitnya Ngantor. Dan dia menamainya: Pamitnya Dawir.
Entah apa maksudnya, tapi jelas bahwa ia bermaksud meledek (mungkin soal uang dan sponsor saya). Akhirnya saya blokir saja akun seperti ini.
Mereka ini hanya berani beroperasi di media sosial, dan anonim pula. Sekalinya ditawari dialog langsung, cepirit. Mirip kayak PWI-LS.
Kocak!
🤣🤣🤣
Saya sudah menganggap isu ini selesai, tepat ketika premis soal "dimulai dari Ali Al-Sakran" ternyata invalid, tapi masih disebar dan dipertahankan dengan argumentasi yang konyol.
Kalau pun saya mengulas nasab, besar kemungkinan bersifat debunk. Semisal, nama Ubaidillah itu tidak mungkin logis dipakai Ahlulbait (karena eksekutor Karbala bernama Ubaidillah), namun faktanya hal seperti ini sangatlah faktual dan historis.
Kalau gak ada yang ngomong, nanti orang percaya atas dasar "penyampai logika ini adalah seorang profesor" dan menganggapnya sebagai kebenaran mutlak.
Nah, situasi seperti ini memang layak untuk didiskusikan, meski sepele dan bukan isu seksi seperti tambang, geopolitik, dan perkara nDakik-nDakik yang cuma dikuasai elite seperti Mas-Mas Kae yang sering menegur:
"Ngapain to bahas isu ini? Ada permasalahan lain yang lebih besar dari ini dan layak untuk didiskusikan."
Saya cuma mas-mas kabupaten biasa.
😅