Dewi Astutik: Buronan Wanita Jaringan Narkoba Triliunan yang Diburu Interpol
⚖️ Identitas Ganda, Akar dari Ponorogo
Dewi Astutik, nama yang digunakan dalam jaringan, bukanlah identitas asli. Ia diduga kuat merupakan inisial PA, perempuan asal Dusun Sumber Agung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Ia kerap memakai nama sang adik—Dewi Astutik—untuk mengelabui aparat. Data kependudukan yang digunakan adalah palsu, sebagaimana diungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo. Bahkan warga setempat mengaku tidak mengenal nama itu, meski wajahnya sangat familiar.
Sejak 2011, ia tercatat pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di sejumlah negara Asia, mulai dari Taiwan, Hongkong, hingga Kamboja. Justru dari jalur migrasi itulah dugaan pengaruh sindikat narkotika mulai terbentuk—membawa perempuan ini dari status buruh migran menjadi pengendali logistik hitam lintas negara.
---
🚢 Modus & Skala Kejahatan
Dalam laporan resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Ditjen Bea Cukai, Dewi disebut sebagai otak dari dua aksi besar penyelundupan narkoba ke Indonesia:
Kapal Sea Dragon Tarawa (Mei 2025), membawa lebih dari 2 ton sabu melalui perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Kapal Aung Toe Toe 99, ditangkap pada waktu hampir bersamaan, mengangkut hampir 2 ton sabu, kokain, dan ekstasi.
Total narkoba disita: 3,9 ton, dengan nilai ekonomi ditaksir mencapai lebih dari Rp15 triliun. Seluruh aktivitas ini dikaitkan dengan jaringan Fredy Pratama—sindikat narkoba terbesar yang diburu Indonesia dan Thailand dalam beberapa tahun terakhir.
---
🌐 Status Hukum: Red Notice Interpol & Jejak Kamboja
Dewi Astutik telah resmi masuk dalam daftar Red Notice Interpol sejak 2024. Hal ini menandakan bahwa ia menjadi buronan kelas dunia, dapat ditangkap oleh negara mana pun yang bekerja sama dengan Interpol.
Hingga kini, statusnya belum berubah—masih buron. Investigasi menyebutkan kemungkinan besar ia bersembunyi di Kamboja, tempat di mana jejaknya terakhir kali dilacak oleh aparat. Penelusuran digital, jaringan keuangan, serta jalur migrasi ilegal terus diupayakan oleh BNN, Polri, TNI AL, hingga bea cukai.
---
🤝 Operasi Gabungan: Dari Ponorogo ke ASEAN
Aparat penegak hukum tidak main-main. Penyelidikan dilakukan lintas instansi, termasuk penyisiran terhadap KTP palsu, pemantauan imigrasi, hingga pelibatan intelijen maritim. DPR RI bahkan menyuarakan keprihatinan bahwa sindikat besar narkoba kini turut melibatkan perempuan sebagai aktor utama.
Sementara itu, rumah keluarga di Ponorogo tetap menjadi titik pantauan. Meski tak lagi ditinggali secara aktif, namun dinamika keluarga menjadi salah satu kunci mengungkap keberadaan pelaku.
---
📌 Penutup: Simbol Baru Kejahatan Transnasional
Dewi Astutik bukan hanya nama—dia simbol dari wajah baru sindikat narkotika internasional: lincah, terselubung, dan memanfaatkan kerentanan migrasi. Kasus ini menyentak kesadaran publik bahwa jaringan narkotika tak lagi hanya dikendalikan pria-pria bersenjata di hutan atau pelabuhan gelap, tetapi juga oleh perempuan yang menguasai paspor, pelabuhan, dan identitas palsu.
Indonesia kini bukan hanya menjadi pasar, tapi juga medan tempur utama melawan kartel narkotika. Dan selama Dewi Astutik belum ditangkap, ancaman itu belum benar-benar pergi.
---
Sumber: AminJabbarPost]