Rumail Abbas: Gosip Sunni-Syiah dan Isu Nasab
Sabtu, 16 Mei 2025
Faktakini.info
Rumail Abbas
Gosip Sunni-Syiah, yang dikaitkan dengan saya--dan ternyata masih beredar bahkan sejak setahun lalu, nyaris tidak pernah saya tanggapi karena tidak ada artinya; di-Syiah-kan karena ngumpul-ngumpul dengan mereka.
"Gosip itu, harus saya akui jujur, sudah saya dengar lama sekali." Kata Dr. Ali Bagir Asegaf sewaktu kami ngopi di Riciamon, racikannya enak untuk kelas kampus.
Saya menjawab hanya ketika ditanya oleh orang sepuh atau yang saya hormati. Dan tentu saja saya jelaskan ke Dr. Ali dan saksinya adalah Dato' Ayman Al-Akiti.
Acapkali jika ditanya terkait ikhwan Syiah, saya jawab berdasarkan kebaikan yang mereka berikan untuk penelitian saya. Sekadar contoh, seperti semalam, saat ditanya hal yang sama, saya jawab:
"Habaib Syiah itu kalau saya mintai tolong urusan manuskrip dan intelektualisme nasab di pusat pencatatan asyraf di seluruh dunia (yaitu Iran), bantuan yang mereka berikan itu sudah level kedutaan. Jadi bukan kaleng-kaleng."
Selayaknya pertemuan, saya punya banyak foto dengan mereka. Tapi kenapa tidak pernah ada jejaknya?
Mereka melarang!
"Nanti orang-orang tidak akan melihat apa yang antum ulas, tapi sibuk membahas keterkaitan antum dengan kami, orang-orang Syiah."
Kapan orang-orang akan mulai dewasa, ya?
Hal seperti ini saya lihat dari beberapa kritik Lora Maeng dan Gus AWA, ternyata dua tokoh sebaik mereka saja tidak luput dari "kerucigaan" hanya karena melotarkan kritik, apalagi saya. Bahkan habib muda bernama Abdullah bin Hadi Alatas sampai diragukan "Alatas-nya" karena melakukan kritik yang sama, apalagi saya.
Kapan orang-orang ini dewasa?
Fotonya bermotivasi untuk pamer: nongkrongnya sudah bersama parlemen Iran. Jadi bukan kaleng-kaleng.