Metode Eksekusi Lingchi, Perlahan dan Menyakitkan

 



Sabtu, 16 Mei 2025

Faktakini.info

Metode Eksekusi Lingchi, Perlahan dan Menyakitkan

Mari membahas tentang metode eksekusi mengerikan dari seluruh dunia. Kali ini datang dari dataran Tiongkok. Lingchi (凌迟) atau Seribu Luka adalah bentuk hukuman mati yang digunakan di Tiongkok yang diperkenalkan oleh Kaisar Qin Er Shi pada abad ke-3 hingga awal abad ke-20.

Lingchi sering diterjemahkan sebagai "kematian dengan seribu luka" atau "pengirisan perlahan-lahan." Kenapa demkian? Karena memang itulah tujuan dari Lingchi, yaitu memberikan kematian yang lama dan mengerikan. 

Biasanya, terpidana diikat pada tiang atau tempat eksekusi. Hukuman ini biasanya diberikan kepada pengkhianat, pembunuh anggota keluarga, atau pelaku kejahatan berat lainnya. Lalu, para algojo mulai melakukan tugas mereka. Algojo mulai memotong bagian tubuh korban sedikit demi sedikit, dimulai dari anggota tubuh seperti jari, tangan, atau kaki sebelum berlanjut ke bagian tubuh yang lebih vital.

Dipercaya juga, algojo akan memperlambat proses agar terpidana tetap hidup dan merasakan penderitaan lebih lama. Biasanya, setelah beberapa luka besar, eksekutor memberikan tusukan terakhir (sering kali ke jantung atau leher) untuk mengakhiri penderitaan korban.

Salah satu hal cukup creepy tentang metode eksekusi ini adalah disaksikan oleh masyarakat luas. Tubuh korban terkadang dipertontonkan sebagai peringatan bagi masyarakat agar tidak melakukan kejahatan serupa. Metode Lingchi memang sangat menyeramkan. Tak hanya menyakiti secara fisik, metode ini juga menyiksa batin siapa pun yang melihat.

Lingchi ternyata memiliki aspek simbolis. Dalam kepercayaan Tiongkok, tubuh yang tidak utuh setelah mati dapat menghalangi reinkarnasi dengan baik. Maka dari itu metode eksekusi ini dianggap sebagai salah satu metode eksekusi terkejam.

Hukuman ini dilarang pada tahun 1905 oleh Kaisar Guangxu dari Dinasti Qing sebagai bagian dari reformasi hukum.

[Nitsuga Azer]

Source: National Geographic