Siapa Aun al-Rafiq Penguasa Mekkah yang Memusuhi Ba'alawi? (Menjawab Fitnah Sekte Imad Begal Nasab)

 


Selasa, 29 April 2025

Faktakini.info

Siapa Aun al-Rafiq Penguasa Mekkah yang Memusuhi Ba'alawi?  

Aun al-Rafiq adalah Emir Mekkah (1882–1905) yang berkuasa atas dukungan Inggris, meskipun Mekkah saat itu masih berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani.  

Awal Karier Politik  

- 1877: Setelah kematian Emir Abdullah Pasha, Turki Utsmani menunjuk Aun al-Rafiq sebagai 'pelaksana tugas' Emir Mekkah. Saat itu, kakaknya, Husayn Pasha (yang lebih berhak atas jabatan tersebut), masih berada di Istanbul.  

- Agustus 1877: Husayn Pasha tiba di Hijaz dan diangkat sebagai Emir resmi oleh Turki. Aun al-Rafiq kemudian dipanggil ke Istanbul dan diberi posisi di Dewan Negara Utsmani sebagai kompensasi.  

Perjalanan Menuju Kekuasaan  

- 1880: Emir Husayn Pasha dibunuh secara misterius. Sultan Abdulhamid II menolak mengangkat Aun al-Rafiq sebagai pengganti dan memilih Syarif Abdul Muthalib dari klan rival Dhawu Zayd (yang sebelumnya diasingkan sejak 1856).  

- Konsul Inggris di Jeddah, James Zohrab, lebih mendukung Aun al-Rafiq karena dianggap "liberal dan progresif", sementara Abdul Muthalib dikenal anti-Barat.  

- Duta Besar Inggris di Istanbul, Austen Henry Layard, memprotes pengangkatan Abdul Muthalib. Sultan akhirnya berjanji Aun al-Rafiq akan menggantikannya kelak.  

- 1882: Setelah Abdul Muthalib digulingkan, Sultan Abdulhamid II akhirnya mengangkat Aun al-Rafiq sebagai Emir Mekkah, terutama karena tekanan Inggris dan untuk mencegah pemberontakan klannya.  

Aun al-Rafiq dikenal sebagai penguasa keras dan kontroversial:  

1. Menindas Oposisi  

   - Menggunakan kekuatan militer untuk membungkam suku-suku Arab yang menentang kekuasaannya.  

2. Dugaan Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan  

   - Dituduh memanfaatkan dana haji dan pajak untuk kepentingan pribadi.  

3. Konflik dengan Keluarga Saud  

   - Berperang melawan Keluarga Saud dan Ibnu Rashid, memicu pertempuran berdarah di Najd.  

4. Pembunuhan Lawan Politik  

   - Memerintahkan eksekusi terhadap musuh-musuhnya, termasuk pemimpin suku yang menentangnya.  

5. Mengizinkan penyebaran doktrin Wahabi di Mekkah

Informasi ini disebutkan dalam kitab "Ulama Najd fi Tsamaniyat Qurun" karya Syaikh Abdullah al-Bassam (1/140), yang menjelaskan bahwa Syarif Aun menerima sebagian ajaran dakwah Wahhabi dalam masalah pembersihan yg dianggap syirik dan bid’ah.

"Allah telah memberikan taufik dan hidayah kepada Amir Mekkah, Syarif Awn Al-Rafiq, dalam menerima seruan reformasi yang diserukan oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, dengan ucapan syukur kepada Allah dan ucapan syukur kepada pendakwah tauhid, Syekh Ahmad bin Ibrahim bin Issa (w. 1329 H.), rahimahullah, yang telah berbicara kepadanya tentang penghancuran kubah-kubah dan bangunan-bangunan di atas kuburan dan tempat-tempat suci, dan menjelaskan kepadanya bahwa hal tersebut bertentangan dengan Islam dan merupakan bentuk pembesar-besaran dan pengagungan terhadap orang mati yang dapat menimbulkan perselisihan di antara orang-orang yang masih hidup dan menyebarkan keyakinan-keyakinan yang rusak di antara mereka. Syarif Awn tidak punya pilihan lain selain memerintahkan penghancuran kubah-kubah yang ada di kuburan-kuburan, kecuali kubah kuburan yang diyakini milik Khadijah radhiyallahu ‘anhu dan kubah kuburan yang diyakini milik Hawa di Jeddah. Maka beliau tidak menghancurkannya sebagai upaya pencegahan pertikaian". (Ulama Najd fi Tsamaniyat Qurun 1/140)

Konflik dengan Keluarga Ba'alawi  

Aun al-Rafiq berseteru dengan tokoh-tokoh Ba'alawi (keturunan Sayyid Hadramaut yang berpengaruh kuat di Mekkah) karena ingin mengontrol semua kekuatan politik dan keagamaan di Hijaz.  

Klan Ba'alawi ketika itu merupakan kelompok sayyid terorganisir yang memiliki jaringan dagang, keagamaan, dan pengaruh di pelabuhan seperti Jeddah. Mereka sering bersaing dengan elite lokal Hijaz, termasuk klan Awn yang berkuasa.

Awn al-Rafiq sebagai Emir Mekkah perlu membatasi pengaruh kelompok seperti Ba'alawi untuk memperkuat kontrol pusat.

Surat-surat diplomatik Inggris melaporkan bahwa Awn al-Rafiq kerap memblokir pengajuan gelar "sayyid" untuk komunitas Hadhrami.

Beberapa ulama Ba'alawi, seperti Habib Abu Bakr bin Muhammad al-Masyhur, dipenjara atau diusir karena dianggap mengancam kekuasaannya.  

Aun al-Rafiq sengaja mengurangi pengaruh Ba'alawi untuk memperkuat posisinya.  

Maka sangat tidak mengherankan mengapa dia meragukan nasab ba'alawi!

Skeptisisme Awn al-Rafiq terhadap nasab Ba'alawi lebih dipicu oleh faktor politik ketimbang alasan lain

Nasab Ba'alawi sebenarnya sudah diverifikasi berabad-abad oleh ulama terpercaya, tetapi klaim ini sengaja dipertanyakan saat dibutuhkan secara politik.