Pemalsu Website Rabithah Alawiyah dan Penjual Gelar Habib Divonis 1,5 Tahun Penjara

 




Kamis, 26 September 2024

Faktakini.info, Jakarta - Majelis hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman 1,5 tahun penjara kepada Janes Meliano Wibowo pada Kamis, 12 September 2024. Hakim Ketua Bawono Efendi menyatakan, Janes yang merupakan pemalsu situs Rabithah Alawiyah terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Pelaku membuat surat keterangan habib palsu kepada korbannya. "Pidana penjara selama satu tahun enam bulan dan pidana denda sebesar Rp 1 miliar, dengan ketentuan apabila terdakwa tidak dapat membayar sejumlah denda tersebut, maka diganti dengan pidana kurungan selama tiga bulan," tulis dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dikutip pada Kamis, 26 September 2024.

Hukuman tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta hukuman terhadap Janes selama dua tahun penjara. Namun jumlah denda dalam putusan tetap sama dengan tuntutan jaksa.

Dalam kasus ini, Janes Meliano membuat situs palsu Rabithah Alawiyah pada Desember 2023. Dia menggunakan situs itu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari korban yang ingin membuat catatan nasab yang seolah-olah diterbitkan secara resmi oleh Rabithah Alawiyah.

Rabithah Alawiyah merupakan lembaga resmi di Indonesia yang mencatat para keturunan Nabi Muhammad SAW. Rabithah Alawiyah akan meneliti silsilah seseorang yang mengklaim memiliki kekerabatan dengan Nabi Muhammad. Namun klaim itu akan diuji oleh Rabithah Alawiyah apakah benar atau tidaknya. 

Selain di Indonesia, lembaga pencatatan nasab keturunan Nabi Muhammad SAW juga ada di Mesir, Hijaz, Yaman, Iraq, Iran, Yaman, Yordania dan negara lainnya yang banyak dihuni oleh para dzurriyah Rasulullah SAW. 

Lembaga-lembaga nasab itu saling bekerjasama dan berhubungan erat termasuk dengan Rabithah Alawiyah dan secara rutin bertemu dan saling mengunjungi, termasuk yang terakhir pada Kamis (19/9/2024) di Kairo semua lembaga nasab resmi diundang naqobah asyraf Mesir menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Rabithah Alawiyah hadir diwakili oleh Sayyid Fikri Shahab.

Kompaknya para naqobah asyraf sedunia ini telah memutus ambisi para Habib-habib palsu termasuk Sekte Imad bin Sarman yang berada di Indonesia untuk mengaku-ngaku Sayyid/Syarif/Habib, sehingga mereka sangat membenci Rabithah Alawiyah dan gencar memfitnahnya.

Kembali ke persoalan, Janes Meliano memfasilitasi keinginan korban, supaya korban dianggap sebagai habib dengan bukti surat keterangan nasab palsu. Dia memungut biaya pembuatan sebesar Rp 2-4 juta per orang dan meraup total keuntungan Rp 18,5 juta.

"Terdakwa pergunakan untuk biaya kuliah dan biaya hidup sehari hari," dikutip dari surat dakwaan jaksa penuntut umum.

Menanggapi putusan tersebut, Ketua Departemen Hukum dan Legal Rabithah Alawiyah, Ahmad Ramzy Ba'abud, menyatakan bersyukur atas putusan terhadap Janes. Namun sebagai pelapor dalam kasus habib palsu ini, dia tetap memaafkan pelaku.

"Karena terdakwa telah menyatakan permintaan maafnya, menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, serta juga bertaubat dengan menggunakan lambang Rabithah Alawiyah untuk memperjualbelikan nasab silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW," ucap Ramzy dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 September 2024.

Dia mengimbau agar tidak ada lagi perbuatan serupa terjadi kembali. Ramzy menyatakan tidak segan untuk melaporkan perbuatan tindak pidana serupa yang terjadi.

Foto: Janes Meliaano

Sumber: tempo.co