Manipulasi dan Dusta Imad demi untuk batalkan nasab Ba'alawi melalui Sajarah Mubarokah

 



Kamis, 19 September 2024

Faktakini.info

Firqah Imadiyah sebarluaskan BERITA BOHONG alias HOAX menetapkan "hanya tiga" dengan menyisipkan kata "ada tiga" ketika terjemahkan kutipan dari kitab tentang perpindahan para keturunan Sayyidina Ali

Kitab yang dikatakan sezaman seperti Sajarah Mubarokah TIDAK MEMBATALKAN nasab para Habib NAMUN hanya mengabarkan tentang tempat tinggal dari tiga orang keturunan Imam Ahmad Al Muhajir yakni

محمد ابو جعفر بالري، وعلي بالرملة، وحسين عقبه بنيسابور 

Muhammad Abu Ja’far yang berada di kota Roy, Ali yang berada di Ramallah, dan Husain yang keturunanya ada di Naisaburi.” (Sajarah Al Mubarokah: 127)

Begitupula tulisan-tulisan yang "dikumpulkan" oleh  Imaduddin yang dikatakan sebagai tesis oleh para pengikutnya TIDAK ILMIAH karena TIDAK AMANAH yakni bercampur dengan KEDUSTAAN seperti contohnya mereka menetapkan "hanya tiga" keturunan Imam Ahmad Al Muhajir dengan menyisipkan kata "ada tiga" ketika terjemahkan kutipan dari kitab Muntaqilatut Tholibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu Thobatoba (W 400 an), yaitu sebuah kitab yang menerangkan tentang daerah-daerah lokasi perpindahan para keturunan Imam Sayyidina Ali

(بالري) محمد بن احمد النفاط ابن عيسى بن محمد الاكبر ابن علي العريضي عقبه محمد وعلي والحسين

“Di Kota Roy, (ada keturunan Abu Thalib bernama) Muhammad bin Ahmad an-Naffat bin Isa bin Muhammad al-Akbar bin Ali al-Uraidi, (Ahmad bin Isa) diikuti keturunannya (ADA TIGA) yakni Muhammad, Ali dan Husain.” . (Muntaqilatuttolibiyah, Abu Ismail Ibrahim bin Nasir Ibnu Thobatoba, Matba’ah al-Haidariyah, Najaf, tahun 1388 H/1968 M h. 160)

Bukti JEJAK DIGITAL berupa tangkapan layar (screenshot) firqah Imadiyah MENYISIPKAN terjemahan "(ada tiga)" dapat dilihat pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/wp-content/uploads/2024/07/imaduddin-utsman-sisipkan-ada-tiga.jpg yang bersumber dari tulisan mereka pada https://rminubanten.or.id/menjawab-ludfi-rochman-tentang-terputusnya-nasab-habib/

Firqah Imadiyah MEWAJIBKAN menentukan nasab berdasarkan kitab nasab sezaman KARENA mereka memaknai "Al Abdal" dalam kitab “Rasa’il fi ilmil Ansab”  artinya sezaman 

Berikut kutipan contoh status atau tulisan mereka pada https://www.facebook.com/share/p/TjtuG5omz8XCErtH/

***** awal kutipan *****

الطريق الثاني كتب النسابين الابدال 

Cara kedua (menetapkan nasab) adalah berdasarkan kitab-kitab ahli nasab al abdal (sezaman)

***** akhir kutipan *****

Padahal pada halaman 193. pengarang kitab Rasa'il mengatakan:

والابدال هم الذين يخلفون بعضهم بعضا على هذا العلم

“Al abdal adalah mereka yang saling menggantikan sebagian mereka kepada yang lainnya terhadap ilmu ini (nasab)” (Rasa’il, h. 193)

Jadi TIDAK ADA yang mewajibkan berdasarkan kitab nasab sezaman NAMUN berdasarkan penetapan ahli nasab yang mendapatkan kabar dari LISAN ke LISAN secara TURUN TEMURUN dari GENERASI ke GENERASI yang TERPENTING memenuhi SYARAT sebagaimana yang disampaikan oleh penulis kitab Rasa'il yakni,


العلماء الثقات المحققين الاثبات التي لم تلحقها ايدي الهواة العابثين والضعفاء المتروكين والوضاع الكاذبين لا سيما ان كانت مشهورة منتشرة


Ulama yang tsiqoh (terpercaya), al muhaqiqin (teliti), kitabnya dapat dipercaya keasliannya, terbebas dari orang-orang yang mengedepankan hawa nafsu, sembrono, amatiran, terbebas dari upaya pemalsuan oleh pendusta dan APALAGI kitab itu kitab yang TELAH MASYHUR (menjadi rujukan para ahli nasab) dan TERSEBAR LUAS.


Begitupula berdasarkan SYARAT terakhir yang disampaikan oleh ahli nasab tersebut maka kitab Sajarah al Mubarokah yang menjadi rujukan bagi firqah Imadiyah TIDAK TERPENUHI syarat sehingga TIDAK BISA digunakan sebagai DALIL untuk menetapkan nasab karena kitab Sajarah al Mubarokah TIDAK MASYHUR dan TIDAK TERSEBAR LUAS dan bahkan TIDAK TERCATAT dalam sejarah atau biografi penulis sebagai karya Imam Fakhrurrazi.


Dalam kitab Sajarah al Mubarokah tercantum catatan bahwa  pakar nasab al-Mar’asyi an-Najafi baru menemukan manuskrip Sajarah al Mubarokah itu pada tahun 1997 Masehi. 


Jadi bagaimana mungkin kitab Sajarah Mubarokah yang TIDAK TERCATAT dalam biografi Imam Fakhrurrazi dan manuskripnya baru ditemukan abad 20 M yakni 1997M menjadi rujukan tanpa mengetahui keasliannya


Pada kenyataannya firqah Imadiyah membatalkan nasab para Habib dengan BERITA BOHONG alias HOAX seperti contohnya mereka mengatakan kitab abad 4,5,6,7,8 menyatakan, "Sayyid Ahmad TIDAK PUNYA anak bernama Ubaidillah" sebagaimana meme berupa tulisan dalam status atau tulisan mereka pada https://www.facebook.com/share/p/t8egPzVCnL1kcNAm/?mibextid=oFDknk


TIDAK ADA satupun kitab sezaman maupun dari abad 4 Hijriah sampai sekarang yang mengatakan Imam Ahmad Al Muhajir TIDAK PUNYA anak bernama Sayyid Ubaidillah


Jadi tampaknya firqah Imadiyah MEMBATALKAN nasab para Habib berdasarkan KEKONYOLAN LOGIKA atau cara berpikir mereka yakni TIDAK TERCANTUM nama Sayyid Abdullah alias Ubaidillah pada kitab-kitab abad 4 sampai 8 hijriah maupun kitab yang dikatakan sezaman seperti kitab Sajarah Mubarokah yang TIDAK MASYHUR maka BERARTI Imam Ahmad Al Muhajir TIDAK PUNYA anak bernama Sayyid Ubaidillah

LOGIKA atau cara berpikir firqah Imadiyah DILURUSKAN oleh MURID dari pakar nasab al-Mar’asyi an-Najafi (yang dikabarkan sebagai PENEMU manuskrip Sajarah al Mubarokah) yakni Sayyid Mahdi Raja’iy bahwa TIDAK TERCANTUM dalam kitab-kitab nasab referensi terdahulu, seperti kitab Tahdzib al-Ansab dan Umdah ath-Thalib BUKAN berarti TIDAK PUNYA atau TIDAK ADA sosok Sayyid Abdullah/Ubaidillah KARENA para penulis kitab nasab pada zaman itu umumnya tinggal di negeri Irak dan Iran, sementara Sayyid Abdullah/Ubaidillah bermigrasi dari negeri asalnya dan putra-putra keturunan Beliau berada di Yaman sehingga para ahli nasab di zaman itu tidak mendapatkan akses informasi seputar keberadaan mereka di tempat hijrah.” 

Tangkapan layar (screenshot) surat pernyataan Beliau dapat dibaca pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2024/05/surat-pernyataan-pakar-nasab-mahdi-rajaiy.jpg

Begitupula firqah Imadiyah mengikuti orang-orang yang menyebarluaskan BERITA BOHONG alias HOAX seolah olah penulis kitab Sajarah Mubarokah mengatakan Imam Ahmad Al Muhajir TIDAK PUNYA anak bernama Sayyid Ubaidillah

Tulisan-tulisan yang "dikumpulkan" oleh Imaduddin yang dikatakan sebagai TESIS oleh firqah Imadiyah pada kenyataan sepertinya PLAGIAT alias NYONTEK karena MIRIP dengan tulisan tahun 2009 di tanzeeh blogspot com yang MEMBATALKAN nasab Ba Alawi atau nasab para Habib dengan MENYALAHGUNAKAN kitab Sajarah Mubarokah

Silahkan periksa KEMIRIPANYA dengan tulisan yang ditulis pada tahun 2009  pada http://tanzeeh.blogspot.com/2009/06/blog-post_5069.html

Dalam tulisan di Tanzeeh blogspot com tersebut, pembuat tulisan menyebarluaskan BERITA BOHONG alias HOAX seperti contohnya SEOLAH-OLAH penulis kitab Sajarah Mubarokah menuliskan

فلم يكن له ابن معقب اسمه عبيد الله

Beliau (Imam Ahmad Al Muhajir) TIDAK MEMPUNYAI anak laki laki bernama Ubaidillah.

SERUPA dengan pengikut firqah IMADIYAH yang menyampaikan bahwa 

***** awal kutipan *****

Kitab Sajarah Mubarokah mengatakan Ahmad TIDAK PUNYA anak bernama Ubed

***** akhir kutipan *****

JEJAK DIGITAL berupa tangkapan layar (screebshot) dapat dilihat pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/wp-content/uploads/2024/08/contoh-fitnah-pengikut-firqah-imadiyah.jpg

Begitupula pada kenyataannya firqah Imadiyah menolak atau membatalkan nasab Ba Alawi atau para Habib TANPA BUKTI atau DATA namun hanya berdasarkan "kaidah" yang mereka buat yakni jika TIDAK ADA kabar dalam kitab yang dikatakan sezaman seperti Sajarah Mubarokah bahwa Sayyid Ubaidillah anak Imam Ahmad Al Muhajir maka Sayyid Ubaidillah itu TIDAK ADA walaupun seluruh umat Islam menyaksikannya ADA.

Contoh lainnya Teuku Muda Qori mengatakan dalam kitab Tahdzibul Ansab wa Nihayatul Alqab yang dikarang Al Ubaidili (W. 437H) TIDAK MENYEBUT nama Sayyid Abdullah alias Ubaidillah sebagai keturunan Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa maka sayyid Ubaidillah itu TIDAK ADA sebagaimana yang dapat disaksikan pada https://youtube.com/watch?v=NHESqcS24Ak

NAMUN ketika Teuku Muda Qori diminta untuk memeriksa dan membaca kitab Tahdzibul Ansab, tampaknya Beliau "SYULIT" menerima FAKTA atau KENYATAAN bahwa dalam kitab tersebut juga TIDAK MENYEBUTKAN nama Sayyid Ali dan Husein sebagai keturunan Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa sebagaimana yang "ditetapkan" oleh kitab Sajarah Mubarokah.

Jadi kumpulan tulisan Imaduddin yang dikatakan sebagai TESIS oleh firqah Imadiyah yang mengatakan atau menetapkan "hanya tiga" berdalilkan Sajarah Mubarokah TERBANTAHKAN oleh Tahdzibul Ansab yang menetapkan "hanya satu" yakni Sayyid Muhammad sebagai anak Imam Ahmad Al Muhajir

Kesimpulannya GUGURNYA TESIS Imaduddin karena TIDAK TERCANTUM nama Sayyid Ali dan  Husein maupun Abdullah alias Ubaidillah dalam kitab Tahdzibul Ansab BUKAN BERARTI menafikannya sebagai keturunan Imam Ahmad Al Muhajir

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830