Sukses, Aksi Terbesar Buruh, Pemuda & Mahasiswa Tolak UU OMNIBUSLAW

 



Jum'at, 12 Agustus 2022

Faktakini.info, Jakarta – Pada Rabu (10/8/2022) di tengah cuaca yang terik ratusan ribu Buruh memenuhi jalanan ibukota Jakarta dari semanggi sampai Slipi dan berpusat di gedung DPR RI Senayan Jakarta. Peserta yang menamakan dirinya Aliansi Aksi Sejuta Buruh tolak UU Cipta Kerja yang terdiri dari 40 an Organ Buruh yang terdiri dari KSPSI, KASBI, PPMI, GOBSI, SBSI 92, KSBSI, dll.

Selain Buruh nampak juga dari kelompok pemuda dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang di pimpin Ketua Umum nya Haris Pertama, Mahasiswa Unas, Ukrida, Tarumanegara, YAI. Ada juga IKB UI, Humanika, forum API, dll.

Semua elemen ini bisa menyatu di tengah aksi Aliansi Aksi Sejuta Buruh yang sejak tanggal 6 Agustus sudah memulai aksi di Gedung Sate Bandung lantas Long March menyusuri Purwakarta, Karawang, Bekasi hingga Jakarta. Heroisme long march ini turut menggugah opini aksi”, ujar Andrinto, aktivis 98 yang konsisten kritik Jokowi dalam keterangannya pada redaksi, Jumat (12/8/2022).

Menurut Andrianto, memang sejak Covid melanda 2 tahun ini tidak ada demo besar lagi. Boleh di kata inilah demo terbesar sejak aksi elemen umat islam yang dikenal Gerakan bela Islam (212). Aksi besar ini menggugat UU OMNIBUSLAW untuk di tutup selamanya.

*Penggagas sekaligus kordinator Aksi Jumhur Hidayat yang baru terpilih Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menyatakan Buruh tidak akan bernegoisasi sampai UU Omnibuslaw di cabut.*

Jumhur Hidayat yang di penjara gegara penolakan UU Omnibuslaw bertekad akan terus menggalang Aksi aksi Buruh.

Jumhur sendiri mendapatkan dukungan yang massif dari elemen buruh yang terkenal militan seperti KASBI dimana Ketua Umumnya Nining Elitos ikut berorasi, ada juga Sunarti ketum SBSI 92 tokoh senior yang juga korlap Long march dari Bandung.

Juga nampak hadir Arif Minardi ketua umum LEM, Daeng Wahidin dari PPMI, Dedy Hardianto Sekjen KSBSI dan banyak tokoh buruh lainnya.

Aksi buruh ini mewakili aspirasi masyarakat yang menjerit dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Jadi aksi buruh ini bisa jadi peringatan kepada pemerintah untuk serius dan mulai perbaiki kebijakannya”, tegas Andrianto.

Andrianto yakin di tengah situasi krisis dunia akibat kelangkaan energi dan pangan bisa jadi turbulensi bila pemerintah tidak berbaik baik dengan aspirasi publik.

Utamanya segeralah cabut UU omnibuslaw yang serasa kehilangan relevansinya sejak Mahkamah Konstitusi sudah menyatakan inkonstitusional. Demikian Andrianto.

Dalam aksi akbar kali ini elemen buruh yang tadinya berniat bermalam di depan gedung DPR RI Senayan Jakarta akhirnya bubar dngan damai selepas isyaa setelah menyampaikan aspirasinya kepada perwakilan DPD RI.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel