Tanggapi BNPT, BKsPPI Minta Pesantren Tak Dikaitkan dengan Terorisme




Kamis, 27 Januari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) menanggapi tuduhan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut ratusan pesantren di Indonesia terafiliasi dengan jaringan terorisme.

Dalam pernyataannya, BKsPPI menegaskan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang secara eksistensial merupakan produk asli pendidikan pertama di Indonesia

“Jadi sebelum ada pendidikan nasional, pesantren merupakan ikon pendidikan nusantara yang berperan aktif memajukan bangsa, menjaga NKRI dan sampai sekarang pesantren mampu merespon tantangan zaman,” jelas Sekretaris Umum BKsPPI Dr KH Akhmad Alim Lc kepada Suara Islam Online, Rabu (26/1/2022).

Menurutnya, sejarah telah membuktikan bahwa pesantren telah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kemerdekaan dan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Dalam sejarah kemerdekaan, para ulama, tuan guru, ajengan dan habaib yang aktif dalam lingkungan pesantren mereka berperan besar dalam menghadapi penjajah.

“Jadi artinya tidak ada pesantren yang kemudian mengajarkan hal-hal yang sifatnya radikal atau dikaitkan dengan terorisme yang itu merugikan kesatuan NKRI,” kata Ustaz Alim.

Sehingga, kata dia, tidak perlu ada lagi narasi-narasi yang terkesan mencurigai keberadaan pesantren, sehingga menyeret pesantren seolah-olah terindikasi dengan virus-virus radikalisme atau terorisme.

Baca juga: BNPT Sebut Ratusan Pesantren Terafiliasi Jaringan Terorisme, Kiai Muhyiddin: Umat Islam Mayoritas, tapi Selalu Dipojokkan

“Namun jika ada oknum atau personal yang terlibat terorisme itu sifatnya pribadi, tidak ada kaitannya dengan pesantren, karena tidak ada ajaran pesantren yang mengajarkan kepada santri supaya terlibat dalam radikalisme dalam merusak NKRI,” jelasnya.

“Jadi kalau sifatnya oknum tidak perlu disangkutkan dengan pesantrennya, karena ini seakan-akan mencoreng nama baik pesantren dan itu artinya menafikan peran besar pesantren untuk kemerdekaan dan persatuan NKRI,” tambahnya.

Pimpinan Ponpes Ibnu Jauzi Bogor itu menegaskan bahwa keberadaan pesantren sejak dahulu telah terbukti sebagai lembaga yang loyal terhadap NKRI.

“Jadi kalau ada isu-isu yang dikaitkan dengan pesantren saya kira tidak perlu memojokkan pesantren, jadi narasi-narasinya perlu diubah bahwa pesantren itu justru sebagai pemersatu NKRI,” tuturnya.

“Jadi sebut saja oknum kalau memang itu ada terindikasi radikal, jangan dikaitkan dengan pesantren karena tidak ada pesantren yang mengajarkan untuk merusak persatuan NKRI,” tambahnya.

Dan harus disadari, lanjut Ustaz Alim, bahwa NKRI itu warisan dari para ulama dan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa demi kemerdekaan dan mempertahankan sekaligus mengisinya dengan prgram-program pembangunan.

Ia menyebutkan, banyak para ulama dari kalangan pesantren yang terlibat aktif dalam perjuangan.

“Ada Jenderal Sudirman, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Buya Hamka, Ki Bagus Hadikusumo, Haji Agus Salim, M Natsir dan lain-lain,” sebutnya.

“Dan pesantren itu melahirkan kader ulama, pejuang NKRI bukan kader teroris. Jadi narasi radikal jangan dikatikan dengan pesantren, ini sensitif dan menyinggung perasaan,” jelasnya.

Menurutnya, isu seperti ini yang digulirkan malah kontraproduktif. “Kita harus waspada terorisme dan pesantren garda terdepan untuk memerangi itu, akan tetapi jangan justru pesantren kena getahnya,” ungkap Ustaz Alim.

“Jadi narasi yang merugikan pesantren hendaknya dihindari, lebih baik disebut oknum saja, kalau disebut sekian pesantren terafiliasi terorisme itu seakan-akan mencoreng nama pesantren,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyebutkan bila lembaganya masih menemukan adanya pondok pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris. Jumlahnya mencapai ratusan pondok pesantren di berbagai wilayah.

“Ada sebelas pondok pesantren yang menjadi afiliasi Jamaah Anshorut Khalifah, 68 pondok pesantren afiliasi Jamaah Islamiyah dan 119 pondok pesantren afiliasi Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS,” kata Boy dalam pemaparan di Komisi III DPR, Selasa, 25 Januari 2022, seperti dilansir Tempo.co.

Foto: Dr KH Akhmad Alim Lc 

Sumber: suaraislam.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel