AMNU Geruduk PBNU Minta Muktamar Diundur, Banser: Kami Siap Tindak Tegas!

 



Jum'at, 3 Desember 2021

Faktakini.info, Jakarta - Makin mendekati Muktamar NU, situasi semakin memanas disinyalir akibat makin meningginya eskalasi pertarungan dua kubu yang diprediksi akan bersaing ketat menjadi Ketua Umum yaitu antara Said Agil Siradj dan Yahya Staquf. Yahya Staquf adalah saudara kandung Yaqut Cholil yang kini menjabat sebagai Menteri Agama.

Puluhan orang yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Nahdlatul Ulama (AM-NU) mendukung Muktamar PBNU ke-34 dilaksanakan pada akhir bulan Januari 2022. Alasannya, hal itu akan bertepatan dengan Hari Lahir NU ke-96.

Banser mengatakan aksi demo AMNU ini cenderung bertujuan menyerang pribadi tokoh bukan dalam kerangka membangun organisasi NU ke depan menjadi lebih baik, dan Banser siap menindak tegas jika tujuan aksi ini untuk memecah belah NU.

Alasan lain AMNU permintaan pengunduran dari jadwal semula yakni 23-25 Desember 2021 adalah karena menyesuaikan kondisi pandemi yang oleh pemerintah diterapkan PPKM Level 3.

“Kami mendukung PBNU segera menggelar pleno untuk menentukan tanggal pelaksanaan Muktamar ke 34. Hal itu tidak menjadi bahan spekulasi pihak yang tidak sabar untuk dilaksanakannya Muktamar, sehingga menimbulkan kegaduhan di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia ini,” ungkap Koordinator Aksi AM-NU, Jufri, dalam keterangan persnya, Jumat (3/12/2021).

Keterangan AM-NU tersebut menanggapi adanya dugaan sikap tiba-tiba dari Pjs Ketua Rais Aam KH Miftachul Akhyar yang secara sepihak tanpa ada Ketua Umum KH Said Aqil Siroj langsung mengumumkan pelaksanaan Muktamar tanggal 17 Desember 2021.

Keputusan ini menurut AM-NU jelas melanggar AD/ART NU yang menyebutkan Ketua Rais Aam bersama Ketua Umum PBNU melaksanakan Muktamar.

“Padahal dalam AD ART NU, jelas-jelas disebutkan bahwa Rais Aam bersama Ketua Umum bertugas melaksanakan Muktamar,” kata Jufri.

Surat Keputusan PBNU yang menginstruksikan agar penyelenggaraan Muktamar NU di Lampung dilaksanakan pada 17-19 Desember 2021 pun dinilai tidak sah. Pasalnya, pernyataan tersebut hanya ditandatangani oleh Pjs Rais Aam KH Miftachul Akhyar.

Semula Muktamar NU diagendakan pada 23 – 25 Desember 2021 di Lampung. Namun kemudian pemerintah mengumumkan pemberlakuan PPKM Level 3 menjelang Natal dan Tahun Baru, sehingga pelaksanaan Muktamar tidak bisa dilaksanakan sesuai rencana.

AM-NU sempat melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung/kantor Pusat PBNU, Jakarta. Aksi unjuk rasa itu dimaksudkan sebagai penekanan bahwa Muktamar mesti dilaksanakan pada Januari 2022.

“Kami meminta agar PBNU melakukan pleno lagi. Sebab ada yang ingin Muktamar dipercepat. Katakanlah kebenaran itu walau pahit. Agar Muktamar yang kita harapan, baik, terlaksana,” kata salah satu orator AM-NU.

AM-NU juga mendukung sembilan kiai khos. Dukungan itu agar kesembilan kiai sepuh tersebut mau melaksanakan Muktamar pada bulan Januari 2022.

Menanggapi aksi demo itu, Barisan Ansor Serbaguna ( Banser ) mengaku mulai mewaspadai aksi-aksi demontrasi berkaitan Muktamar ke-34 NU seperti yang dilakukan oleh AMNU di depan Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jumat (3/12/2021). 

Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Hasan Basri Sagala mensinyalir, demo-demo yang marak belakangan ini cenderung bertujuan menyerang pribadi tokoh bukan dalam kerangka membangun organisasi NU ke depan menjadi lebih baik.

"Banser terus mewaspadai pihak-pihak yang berupaya menebar fitnah, mengadu domba, dan merongrong persatuan warga NU. Kepada mereka kami ingatkan, jika tujuan mereka untuk memecah belah NU, maka Banser akan bertindak tegas dan di barisan terdepan menghadapi mereka," kata Hasan Basri, Jumat (3/12/2021).

Ia menandaskan, Banser pada prinsipnya tidak pernah antipati dengan aksi demonstrasi oleh sekelompok elemen yang mengaku bagian dari NU. Sebab sejak awal Banser telah berkomitmen menghargai aksi demo sebagai bagian kebebasan menyatakan pendapat di muka umum yang dilindungi undang-undang.

Meski demikian, Hasan meminta aksi tetap harus dalam koridor hukum. Tak hanya itu, sebagai sesama warga Nahdliyin, dia meminta sudah semestinya demo dilakukan dengan santun dan menjaga sikap saling menghormati. Menurut dia, sangat tidak pantas jika ada warga NU berdemo dengan mengolok-olok para kiai yang sejatinya menjadi panutan umat selama ini.

"JIka sifatnya sudah menyerang pribadi, maka Banser pasti tidak akan tinggal diam. Kami akan sepenuhnya menjaga kiai, jangan sampai marwah mereka tercederai gara-gara demo yang mungkin hanya memiliki tujuan dan kepentingan sangat pendek serta pragmatis," ujarnya.

Untuk menjaga keselamatan dan marwah para kiai, saat ini pihaknya juga menginstruksikan kepada anggota Banser di daerah untuk menjaga keamanan para tokoh-tokoh panutan NU. Hal ini seperti dilakukan anggota Banser Kota Surabaya yang menjaga 24 jam kediaman Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Ponpes Miftachus Sunnah di Jalan Kedung Tarukan, Pacar Kembang, Kota Surabaya. Penjagaan digelar hingga Muktamar ke-34 di Lampung berlangsung.

"Ini murni inisiatif Banser sebagai tanggung jawab menjaga kiai. Bahkan KH Miftach sendiri kaget ketika kediamannya dijaga Banser, tapi setelah dijelaskan beliau akhirnya memahami," kata Hasan Basri.

Foto: Aksi demo AMNU di depan PBNU

Sumber: suaraislam.id, sindonews.com


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel