Khozinudin: Kacung Penjajah Ganas Terhadap HTI Dan FPI, Tapi Pengecut Hadapi ULMWP Dan OPM

 





Kamis, 3 Desember 2020

Faktakini.net

*KACUNG PENJAJAH ITU GANAS TERHADAP HTI DAN FPI, TETAPI PENGECUT MENGHADAPI ULMWP DAN OPM*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Saat rencana pencabutan BHP HTI, ada organ negara yang begitu gagah, dipimpin oleh seorang Menkopolhukam, didampingi Kapolri, Kejagung, Mendagri, Menkumham, serta sejumlah pejabat penting mengumumkan Negara tidak boleh kalah, NKRI harga mati, tak boleh ada yang mengubah Pancasila dan UUD 1945. Bak pahlawan di negeri dongeng, organ negara itu kemudian memainkan narasi negara genting, hingga harus terbitkan Perppu.

Saat HRS pulang, lagi-lagi ada organ di suatu negara juga melakukan hal yang sama. Panglima militer bahkan, membuat video malam hari didampingi petinggi militer, mengancam : tidak boleh ada provokasi atas nama identitas tertentu.

Kemudian, digelar pasukan dan alutsista untuk mengentarkan rakyat, dan operasi besar menurunkan Baliho. Lagi-lagi, NKRI harga mati, FPI minta dibubarkan.

Tapi hari ini (Rabu, 2/12) Benny Wenda dikabarkan secara terbuka mengumumkan diri sebagai Presiden Sementara Republik Papua Barat yang Terbentuk Safutra Rantona pada 2 Desember 2020. Tokoh separatis Papua Barat ini mengumumkan kemerdekaan Papua Barat Bersamaan dengan Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Beni mengumumkan kemerdekaan melalui organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Organisasi ULMWP tanpa sembunyi, terbuka mendeklarasikan pembentukan pemerintah sementara Republik Papua Barat. 

Meskipun demikian, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menolak klaim tersebut. TPNPB-OPM menolak mengakui Benny Wenda sebagai presiden sementara Negara Republik Papua Barat (NRPB). Mereka menyampaikan enam poin tanggapan atas deklarasi yang dilakukan Benny Wenda.

"Klaim Benny Wenda sebagai presiden sementara Negara Republic Papua Barat adalah kegagalan ULMWP dan Benny Wenda ITU sendiri," demikian keterangan TPNPB-OPM, Rabu (2/12/2020).

Beni Wenda bersama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) lebih berafiliasi ke Inggris. Meski memiliki tujuan yang sama dengan OPM, Beni lebih menggunakan perjuangan politik dan diplomasi untuk mencapai tujuan keluar dari NKRI.

Sementara OPM ada dibawah asuhan Amerika, lebih menggunakan pendekatan fisik dan senjata untuk mencapai tujuan pemisahan diri dari NKRI. Meski berbeda cara dan cukong di belakang mereka, keduanya yakni ULMWP dan OPM saling bersinergi menguatkan posisi untuk keluar dari NKRI.

Sekarang kemana suara Presiden ? Kemana suara panglima TNI yang gagah ? Menhan ? Menkopolhukam ? Kapolri ? Apakah, NKRI mati harga ?

Kenapa hanya berani gagah ke HTI dan FPI ?

Atau kenapa hanya berani tegas dan bersuara pada kasus pembunuhan di  Sigi, Sulawesi Selatan ? Apa karena kelompok di Sigi kecil ? Tidak ada penjajah Inggris atau Amerika dibalik aksi pembunuhan di Sigi ?

Atau karena rezim ini dibawah Kendali penjajah Amerika ? Sehingga tak mungkin bersuara, kecuali pada batas-batas yang telah diizinkan Amerika ? Bukankah, dengan demikian rezim ini selain aktek China juga antek Amerika ? Dimana posisi dan letak NKRI harga mati ? [].

Foto: Tentara OPM Papua

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel