KASUS IJAZAH PALSU: JOKOWI BABAK BELUR, PROGRAM TV DIKAMBING HITAMKAN

 


Senin, 29 Desember 2025

Faktakini.info

KASUS IJAZAH PALSU: JOKOWI BABAK BELUR, PROGRAM TV DIKAMBING HITAMKAN

Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.

Advokat 

_Koordinator Non Litigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi & Aktivis_

Saat penulis memenuhi undangan program TV di salah satu stasiun TV Nasional, Sang Produser sekaligus Host program mengungkap dirinya difitnah karena berulangkali menayangkan program dengan tema ijazah palsu Jokowi. Bukan hanya dirinya, bahkan sang pemilik TV juga dituduh terlibat mendeskreditkan Jokowi melalui program TV yang di produksi.

Host dari program TV Nasional lainnya berujar:

_"Bang AK, selama ini kami berimbang. Program kami selalu menghadirkan dua kubu. Bahwa pada akhirnya, kubu Roy Suryo cs yang lebih piawai dan mendominasi opini, itu soal lain"_ ungkapnya.

Jika diikuti sejumlah program TV yang membahas kasus ijazah palsu Jokowi, kubu Roy Suryo Cs memang mendominasi opini. Hal ini bisa kita simak baik di Program Head To Head (CNN TV), Rakyat Bersuara (INEWS), Apa Kabar Indonesia Pagi/Malam (TV ONE), Kompas Pagi/Petang/Malam (Kompas TV), Bola Liar (Kompas TV), Catatan Demokrasi (TV ONE), Dua Sisi (TV ONE), Interupsi (Inews), Hotroom (Metro TV), hingga program investigasi seperti Inews File (Inews TV), Dipo Investigasi (Kompas TV) termasuk program digital seperti One Point With Adisty Larasati hingga program terpopuler pada masanya yaitu Indonesia Lawyers Club (yang saat ini hanya tayang di YouTube).

Kemenangan opini kubu Roy Suryo cs, didukung oleh argumentasi yang kuat dan variasi komunikasi yang mudah dipahami rakyat. Sementara kubu Jokowi hanya mengulang-ulang pernyataan yang menjemukan, komunikasi yang berbelit-belit hingga sulit untuk dipercayai sebagai sebuah kebenaran.

Sadar ada kekalahan basis argumentasi, bukannya memperkuat kekurangan tapi kubu Jokowi justru menyerang media yang menayangkan program seputar ijazah palsu Jokowi. Tercatat, sudah terlalu banyak komplain terbuka Narsum kubu Jokowi pada TV yang disampaikan secara tidak elok.

Bahkan, pada kasus Rakyat Bersuara, kubu Jokowi memendam amarah ingin agar program yang dipimpin Aiman Witjaksono itu dibubarkan. Hanya saja, pada saat yang bersamaan, mereka selalu hadir dan bersemangat memenuhi studio Inews TV saat program Rakyat Bersuara membahas kasus ijazah palsu.

Pendukung Jokowi sama dengan junjungannya. Sama-sama bodoh dan tak punya malu. Bodoh, karena menuntut pembungkaman program TV, padahal masalahnya adalah defisit akal kubu Jokowi. Tak punya malu, tetap hadir di program TV yang mereka sendiri menuntut agar dibubarkan.

Adapun kebodohan Jokowi adalah menganggap ijazahnya sudah dibuktikan asli. Sehingga, dia mengedarkan wacana akan memaafkan 12 orang terlapor kecuali 3 nama. Tak punya malu, karena memaafkan sesuatu yang tidak pernah meminta maaf dan tak pernah dibuktikan bersalah.

Jika Jokowi jujur dan punya malu, dia semestinya yang meminta maaf kepada seluruh rakyat karena kasus ijazah palsunya. Walaupun sulit diingkari, keyakinan besarnya rakyat tak akan memberikan maaf atas berbagai kebohongan Jokowi selama 10 tahun merusak negeri ini. 

Tuntutan pembungkaman media, hanyalah upaya untuk menutupi kekalahan telak kubu Jokowi. Dalam konteks pertarungan opini, kubu Jokowi babak belur.

Mereka, hanya mau menjadikan media sebagai kambing hitam. Padahal, media hanya menjembatani pertarungan ide dan argumentasi. Ibarat sajian pertunjukan, media hanya menyediakan panggung.

"Jangan salahkan lantai yang licin, jika kamu tak pandai menari", begitu ungkap Bang Karni Ilyas dalam salah satu unggahan Twitternya (sekarang akun X). [].