Bukan Arab yang Menjajahmu (Membantah Fauzan Mas'ud Ketua PCNU Kab Semarang Antek PWI-LS Anti Arab)
Ahad, 9 November 2025
Faktakini.info
Bukan Arab yang Menjajahmu
Ada orang yang merasa cerdas ketika menyebut “Indonesia dijajah Arab.” Mungkin karena kata Arab kini terdengar lebih menakutkan daripada Belanda — sebab konon, kolonialisme kini bukan soal kapal perang, tapi soal kata “akhlaq.”
Tapi mari kita jujur. Arab tidak pernah membawa meriam ke Jawa. Tidak pernah menanam bendera di Banten, apalagi menggali rempah di Maluku. Yang datang adalah huruf. Dan doa. Yang mereka tanam bukan bendera, tapi kalimat Bismillah.
Lucu, orang yang berteriak “penjajahan Arab” justru memakai nama Arab, berpidato di masjid yang berarsitektur Arab, sambil mengutip kitab karangan ulama Arab. Itu seperti orang yang marah karena kebanyakan makan nasi, padahal ia hidup dari sawah.
Katanya: “Arab menjajah pikiran kita.” Padahal, justru pikiran itu yang merdeka karena mengenal Tuhan.
Sebelum Islam datang, nenek moyangmu masih menari di bawah pohon besar, menyembah batu, dan membakar dupa untuk roh yang entah di mana. Lalu datanglah ilmu dari Arab — yang justru membebaskan dari tahayul. Kalau itu penjajahan, maka semoga seluruh dunia dijajah seperti itu.
Lucunya, yang bilang “dijajah Arab” justru sering tunduk pada penjajahan Barat. Mereka bangga kalau bicara dengan logat Inggris, tapi alergi pada doa yang berbahasa Arab. Mereka memuja kebebasan, tapi marah saat Islam bicara batas. Mereka sibuk bicara pluralisme, tapi gemetar setiap mendengar lafaz tauhid.
Ironi macam apa ini? Barangkali ini bukan soal sejarah, tapi soal inferioritas: rasa minder yang dibungkus wacana intelektual. Seperti anak muda yang baru baca dua buku filsafat lalu merasa lebih paham dari para kiai yang m mengkhatamkan ribuan kitab.
Dan kau — yang mengaku Ketua NU — apakah lupa doa pendirimu sendiri? Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari berdoa agar hati para ulama dan umat dibangunkan dari kelalaian. Tapi lihatlah, doa itu kini diuji — karena kelalaian bukan lagi tidur, tapi kesombongan yang bangun terlalu cepat.
NU didirikan untuk menjaga adab dan agama, bukan untuk memelintir sejarah dan mengejek akar iman. Kursimu tinggi, tapi kalau pikiranmu pendek, yang tampak dari bawah cuma kaki tergantung tanpa arah.
Maka berhentilah menuduh Islam dari Arab sebagai penjajah. Sebab kalau bukan karena Islam, mungkin kau masih sujud pada batu dan bicara pada arwah. Dan kalau masih ingin menuduh juga, ya silakan — tapi jujurlah: Yang menjajahmu sekarang bukan Arab,
tapi kebodohanmu dan kedumehanmu sendiri.
@Dwy Sadoellah
https://www.facebook.com/share/v/1BPG12RAwQ/
