Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi oleh Malaysia, Skandal Besar di Dunia Sepak Bola Asia!

 




Rabu, 8 Oktober 2025

Faktakini.info

🚨BREAKING: Skandal Besar di Dunia Sepak Bola Asia!

FIFA akhirnya buka-bukaan soal kasus naturalisasi Malaysia yang selama ini jadi sorotan. Berikut detail mengejutkannya:

 • Tujuh pemain kelahiran luar negeri yang dinaturalisasi Malaysia terbukti menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi mereka. FIFA menyimpulkan bahwa dokumen yang diajukan ke FAM (Asosiasi Sepak Bola Malaysia) memuat data kelahiran kakek-nenek yang “direkayasa” — dari negara seperti Argentina, Spanyol, Brasil, dan Belanda — diubah menjadi lokasi di Malaysia.

 • FIFA menyatakan bahwa tidak satu pun dari ketujuh pemain itu memenuhi syarat sebagai warga negara Malaysia menurut regulasi yang berlaku. 

 • Sanksi yang dijatuhkan:

 • Ketujuh pemain dihukum larangan bermain selama 12 bulan dari semua aktivitas sepak bola. 
 
• FAM didenda CHF 350.000 (sekitar US$438.000) atas penggunaan dokumen yang dipalsukan. 

 • Masing-masing pemain juga harus membayar denda tambahan sebesar CHF 2.000. 

 • Kasus ini bermula setelah kemenangan besar Malaysia 4-0 atas Vietnam dalam Kualifikasi Piala Asia 2027 pada 10 Juni 2025. Setelah itu, pengaduan resmi dilayangkan atas cepatnya proses naturalisasi sejumlah pemain asing. 

 • Sekarang skandal ini sedang diproses di tingkat banding, dan FIFA telah merujuk kasus kelayakan pemain ini ke FIFA Football Tribunal. Terdapat kemungkinan proses lebih lanjut di CAS (Court of Arbitration for Sport). 

 • AFC (konfederasi Asia) juga akan menyelidiki kemungkinan pelanggaran regulasi kompetisi akibat insiden ini. 

Intinya: kasus ini bukan sekadar “naturalized player controversy,” tapi dugaan manipulasi dokumen serius yang bisa mengguncang reputasi sistem naturalisasi pemain di Asia.
...

Paragraf 46


Dalam hal ini, Panitia ingin menegaskan bahwa pihaknya setuju dengan kesimpulan yang dibuat dalam Laporan Investigasi, khususnya akte kelahiran asli menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan dokumen yang disajikan oleh pihak yang diinvestigasi (FAM). Di antara penemuan utama adalah sebagai berikut.


1. Akte kelahiran kakek/Nenek Maria Belen Concepcion Martin yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Melaka, Malaysia, namun akte kelahiran yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Santa de la Palma, Spanyol.


2. Akte kelahiran kakek/nenek Carlos Rogelio Fernandez yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Penang, Malaysia, namun akte kelahiran yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Villa Maria Selva, Santa Fe de la Cruz, Argentina


3. Akte kelahiran kakek/nenek Omar Eli Holgado Gardon yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di George Town, Penang, Malaysia, namun akte kelahiran yang diperoleh oleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Caseros, Buenos Aires, Argentina.


4. Akte kelahiran kakek/Nenek Concepcion Agueda Alaniz yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Penang, Malaysia, namun akte kelahiran yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Rolando, Argentina.


5. Akte lahir kakek/Nenek Nair de Oliveira yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Johor, Malaysia, namun akta lahir yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Abre Campo, Brasil.


6. Akte kelahiran kakek/ Nenek Gregory Irazabal Lamiquiz yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Kuching, Sarawak, Malaysia, namun akte kelahiran yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Villa de Guernica y Luno, Viscaya, Spanyol.


7. Akta kelahiran Datuk/Nenek Hendrik Jan Hevel yang dikeluarkan oleh KELUARGA mengatakan mereka lahir di Negeri-Negeri Selat, Melaka, Malaysia, namun akta kelahiran yang diperoleh Sekretariat FIFA menunjukkan mereka lahir di Denag, Belanda.


Paragraf 47


Selain itu, Panitia juga memperhatikan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Badan Pendaftaran Nasional (JPG) Malaysia, yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) sendiri dan dinilai sangat relevan dalam hal ini.


JPN mengonfirmasikan bahwa pihak berwenang Malaysia tidak pernah menerima akte kelahiran asli untuk individu yang terlibat. Sebaliknya, JPN telah merilis salinan baru berdasarkan informasi sekunder dan dokumen asing yang diperoleh dari Argentina, Brazil dan Spanyol.


JPN juga mengakui bahwa mereka tidak dapat melacak catatan tulisan tangan asli dan oleh karena itu JPN hanya mengeluarkan salinan resmi berdasarkan bukti bahwa kelahiran seperti itu pernah terjadi.


Menurut Panitia, pengakuan ini menunjukkan bahwa proses validasi oleh pemerintah Malaysia tidak boleh dilakukan berdasarkan dokumen asli, menimbulkan pertanyaan tentang tuntas proses validasi yang dilakukan oleh KELUARGA.