MENCERMATI AKROBAT PARA PEMBENCI HABAIB
MENCERMATI AKROBAT PARA PEMBENCI HABAIB
Duka mendalam belum selesai dari tragedi santri di salah satu pesantren di Sidoarjo, kini kabar duka datang lagi dari Pasuruan. Daerah yang saya kenal dari dulu cukup kuat tradisi kecintaannya terhadap ulama’ dan habaib. Jejak sejarah mencatat bahwa para kiai dan habaib di sana berjalan beriringan penuh kemesraan mengayomi umat.
Saya sendiri adalah salah satu orang yg meyakini apapun polah dan tingkah gerombolan pemecah belah umat (termasuk para pembenci habaib) selama ini sudah disetting sedemikian rupa. Bukan gerakan “recehan” (dana minim) apalagi gerakan spontan (uhuy..), semua terlihat sangat terstruktur dan penuh tipu muslihat.
Mulai dari ucapan mereka lewat ceramah hingga aksi kasar, semuanya terpampang nyata penuh hasutan dan provokatif. Dan pada akhirnya mengarah kepada tindakan intimidatif seperti yang terjadi di Pasuruan beberapa waktu lalu. Makam-makam habaib (bukan makam palsu seperti yang sering didengungkan mereka) dihancurkan dengan brutal dan liar serta sangat keterlaluan. Sangat jauh dari nilai keilmuan dan kesantunan.
Jika mereka berilmu setidaknya akan selalu menjaga dawuh seperti ini:
حرمة الميت كحرمة الحي
“Menghormati mayit sama halnya dengan menghormati orang yang masih hidup.”
Ringkasnya, seorang mukmin tetap terhormat setelah kematiannya, sebagaimana ia terhormat ketika hidupnya.
Dan jika ia beradab, pasti juga akan menjunjung tinggi hadits Nabi SAW riwayat Amr bin Hazm yang berbunyi:
رَآنِي رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَليه وسَلم مُتَّكِئًا عَلَى قَبْرٍ فَقَالَ: لاَ تُؤْذِ صَاحِبَ هَذَا الْقَبْرِ
“Rasulullah SAW melihat padaku bersandar pada kuburan. Lalu ia menegurku, ‘Jangan kau sakiti mayit yang ada di kuburan ini!’.” (Riwayat Imam Hakim).
Lha, bersandar saja ditegur Kanjeng Nabi apalagi sampai biyaya’an bahkan sampai menghancurkan makam. Apalagi makamnya orang2 sholeh dan ulama’. Sangat biadab bukan?!
Ada apa sebenarnya dengan skenario ini?
Baiklah.. mari kita ulas pelan-pelan.
Tarik nafas…. 😮💨
_________
Jadi gini, sebentar lagi di tanggal 10-12 Oktober 2025 Solo (sekali lagi Solo ya..) akan kedatangan tamu istimewa, dijadwalkan Habib Umar bin Hafidz dari Yaman insyaallah akan menghadiri majlis rauhah, majlis haul dan maulid. Apakah pembenci habaib akan diam saja? Tentu saja tidak, segala jurus mabok dan akrobat dilakukan demi acara tersebut terusik dan sang tamu gagal datang.
Lalu apa kaitannya pemakaman yang dihancurkan di Winongan Pasuruan dengan kedatangan Habib Umar bin Hafidz?
Ini yang perlu dikroscek, belakangan diketahui jika makam tersebut adalah makam ulama besar Habib Ahmad bin Sholeh al-Haddar dan para habaib lainnya. Beliau adalah kakek buyut dari Habib Umar bin Hafidz dari jalur ibu yang bernama Hubabah Zahra’ binti Hubabah Aisyah binti Habib Ahmad bin Sholeh al-Haddar. Dari sini mulai pahamkan kenapa makam di atas dilecehkan? Yess, kira-kira begini pesan mereka: “Hey, gimana? Makam keluarga dan sesepuh ente sudah kite ancurin? Masih mau datang ke Indonesia?”.
Yang kedua, kenapa juga kejadiannya harus di Pasuruan? Ini juga menarik, jika ditarik benang merahnya jama’ah yang hadir di majlis haul kebanyakan adalah orang-orang Pasuruan. Seperti yang sudah masyhur di kalangan kita, gelombang warga pasuruan yang turut hadir di Solo tidak lepas dari ajakan dan dawuh sakti Kiai Hamid Pasuruan untuk hadir ke Solo. Jika warga Pasuruan terprovokasi akrobat para pembegal nasab, maka harapannya adalah agar semangat menghadiri haul Solo menjadi pupus dan gembos. Paling tidak separuh jamaah majlis haul akan berkurang. Dan andai itu terjadi, maka narasi dan stigma buruk selanjutnya akan dimainkan dan dijalankan (sesuai pesanan). Mulai dari podcast bernada bengis dan judul-judul di channel youtube abal-abal yang tertulis bombastis.
Walhasil.. Ketika umat Islam mulai anarkhis, semangat keagamaan cenderung hilang dan makin terpecah pelah, kira-kira pihak mana yang akan diuntungkan??! Jika cerdas, tanpa kami jawab-pun pasti akan paham dan mengerti.
Bismillah.. Sampai bertemu di Solo nanti
Salim sungkem
Zaki Abigeva ✍🏻