PRABOWO JANGAN JADI AYAM SAYUR DENGAN LINDUNGI PENJAHAT
Selasa, 23 September 2025
Faktakini.info
PRABOWO JANGAN JADI AYAM SAYUR DENGAN LINDUNGI PENJAHAT
by M Rizal Fadillah
Penjahat bangsa itu adalah Jokowi dan Gibran. Teman mengkaitkan nama Luhut, Tito, Listyo, Erick, Aguan, dan lainnya. Agar fokus cukup diwakili duo famili saja, Jokowi dan Gibran. Keduanya pelaku politik dinasti pada rezim oligarki. Merusak negeri dengan menginjak-injak konstitusi. Jokowi dan Gibran adalah manusia langka model pemimpin durjana.
Jokowi planga-plongo satu dan Gibran planga plongo dua. Musibah rakyat dan bangsa Indonesia memiliki pemimpin seperti ini. Tidak boleh berkelanjutan. Pernyataan Jokowi yang telah mengerahkan relawan untuk mendukung Prabowo Gibran dua periode adalah langkah licik. Berharap Prabowo untuk tetap mengasuh Gibran sambil menipu seolah-olah Gibran tidak akan mengganggu Prabowo.
Prabowo tidak harus gede rasa berada dalam asuhan Jokowi, seakan jasa Jokowi abadi periode demi periode. Jika disadari maka Jokowi dan Gibran adalah sosok yang menjadi duri atau racun bagi Prabowo. Jokowi menjadi ular yang menjulurkan lidah Gibran untuk nanti menggigit Prabowo. Jangan berfikir dua periode, satu periode untuk membersihkan sampah pemerintahan Jokowi saja sudah sangat belepotan.
Saatnya Prabowo lepas dari ikatan Jokowi, mulai mandiri dan hadapi persoalan bangsa bersama rakyat. Itu jalan sehat. Jokowi, juga Gibran, sudah menjadi musuh rakyat. Derita akibat kepemimpinan dustanya dirasakan rakyat banyak. Anggapan Jokowi dan Gibran sebagai Presiden atau Wakil Presiden terbaik hanya ilusi dari para penjilat. Keduanya adalah sampah.
Jokowi dan Gibran sedang bergerak menuju kehancuran. Meluncur dengan cepat. Mencoba mengais kekuatan dengan berlindung pada Prabowo. Berlindung sambil mengancam bumi hangus untuk hancur bersama. Seribu kelemahan Prabowo di tangan Jokowi. Jokowi itu dajjal bermata seribu. Tidak bisa dipercaya.
Prabowo jangan menjadi ayam sayur dengan kaki terikat. Harus bangun dan bangun, bangkit dan bangkit. Bersama rakyat, Jokowi tidak ada apa-apa, apalagi Gibran. Percuma Prabowo pidato berapi-api disana sini tentang pengabdian pada rakyat, membela Palestina, atau tidak tunduk pada asing, jika prakteknya hanya berkelas ayam sayur. Kepada Jokowi menghamba dan tidak berdaya.
Jokowi dan Gibran itu penjahat bangsa, musuh rakyat yang tidak patut untuk dilindungi. Sebentar lagi duo famili ini akan dikejar-kejar oleh rakyat hingga terpaksa nyebur ke sungai. Nepal adalah pelajaran pahit. Jika Prabowo masih melindungi, maka bukan tidak mungkin yang ikut dikejar-kejar dan dilempari batu juga Prabowo.
Mereka bersama anggota KPU, anggota Dewan, serta para pejabat arogan dan hedonis ditelanjangi dan dipaksa nyebur ke sungai kotor.
Prabowo harus mulai untuk memilih jalan sehat dan selamat, jangan lindungi Jokowi dan Gibran. Apapun risikonya.
Bersama rakyat anda kuat, menjauhinya bakal kualat dan akan dihujat tanpa martabat. Membersamai tokoh-tokoh bejat, Presiden akan menjadi seorang penjahat.
Stop berbicara demi rakyat, jika pergaulan hanya di lingkaran penjilat, pejabat, atau konglomerat. Saatnya bergerak bersama kaum melarat untuk mengangkat harkat dan derajat.
Prabowo jadilah prajurit tempur, bukan ayam sayur. Jika nasi sudah menjadi bubur, maka penyesalan tidak akan terukur, bersiap menghadapi pertanggungjawaban di alam kubur.
Semua puja-puji, kekayaan, dan kemuliaan akan hancur lebur.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 23 September 2025