Tragedi Kemanusiaan di Babelan: Tukang Elektronik Dibakar Hidup-hidup, Padahal Amplifier Mushola Ternyata Tidak Hilang
Sabtu, 2 Agustus 2025
Faktakini.info, Jakarta - Sebuah peristiwa kelam mengguncang Kabupaten Bekasi pada Selasa, 1 Agustus 2017. Seorang pria berusia 30 tahun bernama Muhammad Alzahra, atau dikenal sebagai Zoya, menjadi korban kemarahan massa setelah dituduh mencuri sebuah amplifier dari sebuah musala di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan. Tanpa sempat menjelaskan dirinya, Zoya dipukuli hingga dibakar hidup-hidup di tengah kerumunan warga.
Yang lebih menyayat hati, belakangan diketahui bahwa amplifier yang dituduh dicuri ternyata masih berada di musala. Kesalahan fatal itu telah merenggut nyawa seseorang yang tidak bersalah, menghancurkan sebuah keluarga kecil, dan meninggalkan luka dalam pada nurani kemanusiaan.
Pada sore hari, sekitar pukul 15.30 WIB, sejumlah warga melaporkan kehilangan amplifier dari Musala Al-Hidayah, yang biasa digunakan untuk azan dan pengajian. Dalam waktu yang hampir bersamaan, seorang pria terlihat membawa tiga unit amplifier dengan sepeda motornya. Warga yang curiga langsung mengejarnya.
Pria itu adalah Muhammad Alzahra, seorang teknisi elektronik keliling yang memang kerap membeli dan memperbaiki barang-barang seperti amplifier, speaker, dan radio bekas untuk dijual kembali. Zoya tidak lari. Ia mencoba menjelaskan bahwa barang yang dibawanya adalah miliknya sendiri atau barang servis pelanggan. Namun penjelasan itu tidak digubris.
Tanpa penyelidikan lebih lanjut atau bukti kuat, warga yang semakin banyak berkumpul menyerangnya secara brutal. Ia dianiaya, ditelanjangi, dan akhirnya dibakar hidup-hidup di hadapan ratusan pasang mata yang tidak mampu atau tidak berani menghentikan kekejaman itu. Video pembakarannya pun sempat viral di media sosial dan menimbulkan gelombang kemarahan nasional.
Zoya bukan pencuri. Ia adalah suami dari Siti Zubaidah, dan ayah dari seorang anak balita. Kesehariannya diisi dengan bekerja keliling memperbaiki barang-barang elektronik