Sayyid Ahmed Abdallah Mohamed Sambi Al Ba'alawi, Presiden Republik Islam Federal Komoro ke-8

 


Rabu, 13 Agustus 2025

Faktakini.info, Jakarta -  Sayyid Ahmed Abdallah Mohamed Sambi Al Ba'alawi, Presiden Republik Islam Federal Komoro ke-8, menjabat 26 Mei 2006 - 26 Mei 2011.

Nama lengkap: Sayyid Ahmed bin Abdullah bin Mohammed bin Abdullah bin Abu Bakr bin Sayyid Alawi (Sa Mbi) Al-Masila Al-Ba'alawi

Catatan: Tidak benar bahwa ia adalah pengikut sekte Syiah, melainkan ia adalah seorang Sunni Syafi'i, ia belajar di Mesir di Universitas Al-Azhar dan Universitas Islam di Arab Saudi sebelumnya.

Sayyid Sambi lahir di Mutsamudu , Pulau Anjouan . Ia adalah ayah dari tujuh anak, termasuk dua anak bernama Intisware dan Fatoumat. Ia memiliki pabrik yang memproduksi kasur, air minum kemasan, dan parfum—ekspor utama Komoro. Ia tinggal di atas sebuah toko bernama The House of Mattresses di Mutsamudu, ibu kota Anjouan. Ia juga mendirikan stasiun televisi bernama Ulezi (pendidikan). 

Dia adalah keturunan Arab Hadhrami Sayyid , termasuk dalam Ba 'Alawi Sadah dari Hadhramaut di Yaman , suku tersebut adalah keturunan Ahmed Al-Muhajir yang merupakan cucu Ali Al-Uraydi , keturunan generasi keempat Imam Husain , cucu dari nabi  Muhammad SAW.

Ia menempuh pendidikan studi Islam di Sudan , Arab Saudi , dan Qom , Iran . Menurut kantor berita Tabnak yang berbasis di Teheran , selama di sana, Sambi belajar di bawah bimbingan Ayatollah Mesbah Yazdi . Meskipun berlatar belakang Sunni , masa tinggal Sambi di Iran dan kegemarannya mengenakan sorban membuatnya dijuluki "Ayatollah dari Komoro". 

Mencalonkan diri sebagai kandidat independen dalam pemilihan pendahuluan presiden tanggal 16 April 2006 di Pulau Anjouan , Sambi menempati posisi pertama dari tiga belas kandidat, memenangkan 23,70% suara.

Dalam pemilihan umum tanggal 14 Mei , Sayyid Sambi dinyatakan sebagai pemenang pada tanggal 15 Mei oleh Sekretaris Negara untuk pemilihan umum Ali Abdallah mengalahkan pensiunan perwira angkatan udara Prancis Mohamed Djaanfari dan politisi lama Ibrahim Halidi , yang pencalonannya didukung oleh Azali Assoumani , presiden yang akan lengser. 

Namun kemudian Sayyid Sambi dikudeta, dan infonya kemudian dikriminalisasi dengan isu korupsi oleh lawan politiknya.