Habaib di Balik Kemerdekaan: Peran yang Dipendam, Bukan Karena Tak Ada — Tapi Karena Tawadhu

 




Sabtu, 2 Agustus 2025

Faktakini.info

“Habaib di Balik Kemerdekaan: Peran yang Dipendam, Bukan Karena Tak Ada — Tapi Karena Tawadhu”

Di tengah hingar-bingar peringatan kemerdekaan, satu sisi sejarah yang kerap diremehkan—atau sengaja dipadamkan—adalah kontribusi kalangan Arab Hadrami, khususnya Habaib Ba'alawi, dalam proses menuju kemerdekaan Indonesia. Ironisnya, ketika nasab dan garis keturunan mereka dipersoalkan oleh sebagian kelompok hari ini, kontribusi mereka dalam membela negeri ini justru dikebiri dalam buku sejarah dan narasi publik.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Padahal, mereka hadir. Mereka berperan. Dan mereka berkorban.

Namun berbeda dari para politisi, Habaib tidak butuh nama mereka terpampang di baliho kemerdekaan. Kerendahan hati (tawadhu’) adalah bagian dari warisan spiritual mereka. Mereka lebih memilih tampil sebagai kekuatan sunyi yang menyalakan semangat rakyat dari balik mimbar, majelis, dan doa-doa malam yang tak terdengar kamera.

Bukti Kehadiran yang Sering Dihilangkan

Sebut saja Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Habib Ali Kwitang). Ia adalah sosok yang sangat dihormati, bukan hanya oleh umat Islam Betawi, tapi oleh Soekarno sendiri. Dalam berbagai literatur dan kesaksian lisan, disebutkan bahwa Bung Karno kerap mendatangi majelis Habib Ali — bahkan meminta doa dan restu darinya sebelum mengambil keputusan-keputusan penting.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Apakah itu tidak cukup untuk disebut kontribusi dalam kemerdekaan?

Lalu ada Habib Abdurrahman Al-Muhdhor (Habib Kuncung), yang menjaga semangat rakyat melalui pengajaran agama dan kebatinan di tengah tekanan kolonial. Bukan dengan senapan, tapi dengan menyemai keberanian spiritual.

Setelah proklamasi, murid-murid para Habaib ini juga banyak yang terjun dalam laskar perjuangan rakyat di Jakarta, Bogor, Cirebon, Surabaya hingga ke Sumatera. Tapi adakah nama mereka disebut dalam buku pelajaran sejarah kita? Nyaris tidak.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Tak Mencari Pengakuan, Tapi Tak Boleh Diingkari

Tentu kita tidak hendak memaksa sejarah memasukkan sesuatu yang tidak pernah ada. Tapi jauh lebih tidak jujur jika yang memang ada justru sengaja dihilangkan.

Faktanya, sebelum kemerdekaan, banyak habaib yang sudah menyatu dengan rakyat jelata — jauh dari stigma “elit asing” seperti yang sering dituduhkan belakangan ini. Banyak dari mereka aktif di organisasi seperti Sarekat Islam, NU, dan Masyumi, serta mendirikan sekolah dan madrasah yang melahirkan kader-kader nasionalis Islam.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Mereka bukan hanya “mendoakan” kemerdekaan — mereka mendidik, menyuplai logistik, menggerakkan opini umat, dan ikut mempertahankan tanah air dengan cara mereka.

Antitesis dari Fitnah Zaman Ini

Celakanya, kini muncul gelombang fitnah dari kelompok-kelompok yang getol merusak citra para habaib dengan mengorek-ngorek perkara nasab, menuding manipulasi sejarah, hingga menyamakan semua Habaib dengan elitisme politik agama.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Narasi mereka begitu tajam menyerang nasab, tapi begitu tumpul mengakui jasa dan darah yang ditumpahkan demi negeri ini.

Apakah mereka lupa bahwa darah Ba’alawi juga tertumpah di tanah Indonesia demi merah putih? Ataukah mereka memang tidak suka ketika fakta-fakta itu meruntuhkan narasi benci yang mereka bangun?

Bung Karno Saja Tahu, Mengapa Kita Lupa?

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Jika Bung Karno, sang Bapak Bangsa, tak pernah sungkan bertemu, berdiskusi, bahkan meminta doa dari para Habaib, mengapa generasi hari ini justru merasa risih mengakui peran mereka?

Apakah kita lebih hebat dari Bung Karno dalam membaca karakter manusia dan siapa yang benar-benar cinta negeri ini?

Penutup: Sejarah Tak Perlu Dihiasi, Tapi Juga Tak Boleh Dihilangkan

Habaib Ba’alawi bukan pengejar panggung. Mereka pewaris tradisi sunyi. Tapi jangan kira mereka diam karena tak peduli. Justru karena mereka peduli, mereka tak mau menjadikan jasa sebagai komoditas pujian.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Namun ketika hari ini peran mereka dilenyapkan dari ruang publik, maka sudah saatnya kita bersuara. Bukan demi mereka — tapi demi kejujuran sejarah.

Karena bangsa yang tak jujur pada sejarahnya, akan mudah dimanipulasi oleh narasi yang dibangun di atas kebencian.

~Tamzilul Furqon Takmir Angkringan

Shopee COD & Gratis Ongkir :