Prana Saputra Tewas Usai Ditendang Pelatih Silatnya

 


Sabtu, 7 Juni 2025

Faktakini.info, Jakarta - Seorang remaja bernama Muhammad Prana Saputra tewas saat latihan silat di Karanggede, Kabupaten Boyolali, Kamis (22/5/2025).

Setelah diselidiki, remaja berusia 17 tahun itu tewas diduga akibat dianiaya.

Kapolsek Karanggede, AKP S. Widodo menjelaskan kronologi dugaan penganiayaan terhadap korban.

Diketahui penganiayaan itu terjadi di tempat latihan yang terletak di Dukuh Bejen, Desa Karangkepoh, Kecamatan Karanggede.

Mulanya korban mengikuti latihan rutin pencaksilat bersama dengan teman-temannya, sekitar pukul 00.30 WIB.

Namun, pada saat latihan, korban diduga mendapat tendangan dari salah satu pelatih dan mengenai dadanya.

Setelah itu, korban merasa sesak nafas.

"Korban kemudian terjatuh dan memegangi dadanya serta mengeluh sesak nafas," kata Widodo, dikutip dari TribunSolo.com.

Korban segera dibawa ke RS Sisma Medika guna mendapatkan perawatan medis.

Nahas, setibanya di rumah sakit, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus ini dan melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Masih penyelidikan, belum ada penetapan tersangka. Masih dilakukan otopsi dan pemeriksaan saksi-saksi," ungkap Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Winarsih. 

Sebelumnya, Muhamad Prana Saputra (17), warga Dukuh Klimas, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali, dikabarkan meninggal dunia saat sedang latihan silat.

Muhamad Prana Saputra (17), remaja asal Karanggede, Boyolali, tewas usai mendapat tendangan “maut” dari pelatih silat.

Tendangan itu tepat mengenai ulu hati. Bukan sekali, tapi dua kali.

Saat Prana menahan sakit dan memegangi perutnya dengan tangan, seorang pelatih lain malah memberinya tendangan lagi. Seketika Prana ambruk dan tak sadarkan diri.

Usus besar dan usus halus korban mengalami pendarahan. Pendarahan juga terjadi pada bagian dada korban.

Luka pada organ dalam itulah yang membuat pasokan oksigen ke paru-paru terhenti, hingga Prana mengembuskan nafas terakhir.

Diketahui, mereka tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Boyolali Pusat Madiun atau PSHT 17.

🎥 Tribun Solo