Waspada Terhadap Naqobah Asyraf Palsu: Modus Penipuan Berkedok Pengesahan Nasab

 



Rabu, 28 Mei 2025

Faktakini.info, Jakarta - Di tengah meningkatnya minat sebagian masyarakat Indonesia untuk menelusuri dan mengakui nasabnya hingga ke Rasulullah SAW, muncul fenomena yang sangat memprihatinkan: maraknya naqobah asyraf palsu, khususnya yang mengklaim berasal dari Maroko dan negara-negara lain seperti Pakistan. 

Mereka menawarkan jasa "pengesahan" nasab sebagai Sayyid dengan imbalan uang, memanfaatkan minimnya pemahaman masyarakat dan obsesi segelintir orang terhadap status keturunan.

Termasuk kasus Wasim yang diframing sebagai ketua Naqobah Asyraf Madinah lalu bicara nasab Haba'ib terputus, dan nasab kelompok Ja'far Madura dan Imad bin Sarman sebagai nasab yang shohih tersambung ke Rasulullah SAW. Ternyata terkuak Wasim hanya orang biasa, bukan Sayyid Al Hasani dan bekerja sebagai peracik kopi, bukan ahli nasab apalagi ketua naqobah asyraf.

Naqobah Asyraf yang Asli: Jelas, Terverifikasi, dan Bekerjasama dengan Lembaga Resmi

Naqobah Asyraf adalah lembaga yang memiliki tanggung jawab mencatat dan menjaga silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW. Di berbagai negara seperti Maroko, Hijaz (Arab Saudi), dan Irak, lembaga-lembaga ini telah eksis sejak berabad-abad lamanya. 

Mereka memiliki jaringan dokumentasi yang terstruktur dan diawasi oleh ulama serta otoritas lokal yang diakui. Lembaga-lembaga ini juga menjalin hubungan resmi dan terbuka dengan organisasi seperti Rabithah Alawiyah di Indonesia, yang sudah lama menjadi rujukan utama dalam hal verifikasi nasab.

Rabithah Alawiyah secara berkala mengadakan pertemuan dan menjalin komunikasi aktif dengan lembaga-lembaga naqobah resmi dari luar negeri, guna menjaga validitas data nasab serta mencegah penipuan. Oleh karena itu, pengakuan nasab seseorang tidak bisa serta-merta diterima hanya berdasarkan klaim sepihak atau sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak yang tidak dikenal atau tidak terverifikasi.

Modus Penipuan dan Bahayanya

Naqobah palsu umumnya menyasar individu yang ingin diakui sebagai keturunan Nabi atau Walisongo, tetapi tidak memiliki dokumen sah atau tidak mendapatkan pengakuan dari lembaga resmi seperti Rabithah Alawiyah. Para penipu ini lalu menawarkan jasa pemalsuan atau “legalisasi” nasab dengan biaya tertentu, seolah-olah mereka adalah perwakilan resmi dari lembaga naqobah di negara asal mereka.

Sayangnya, banyak yang terjebak oleh iming-iming pengakuan nasab tersebut, karena keinginan kuat untuk mendapatkan status sosial atau spiritual yang tinggi. Inilah yang menjadi celah bisnis bagi oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Padahal, pengakuan nasab tidak hanya menyangkut silsilah semata, tetapi menyangkut kehormatan, akidah, dan keilmuan yang harus dijaga dengan amanah.

Imbauan untuk Umat Islam Indonesia

Kami mengimbau kepada seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia, agar lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya kepada siapapun yang mengaku sebagai ketua atau perwakilan naqobah dari negara manapun tanpa verifikasi yang sah. Jangan tergoda dengan janji-janji pengakuan nasab yang tidak melalui proses ilmiah dan syar’i. Validitas nasab bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau dimanipulasi.

Jika Anda benar-benar ingin menelusuri atau memverifikasi nasab, lakukanlah melalui jalur yang sah, yaitu melalui Rabithah Alawiyah atau lembaga lain yang memiliki kredibilitas serta hubungan resmi dengan lembaga nasab internasional. Jangan jadikan ambisi pribadi sebagai pintu masuk bagi penipuan dan pemalsuan yang mencemarkan kehormatan keluarga Nabi Muhammad SAW.