[Video] Abu Bakar Dibunuh di Masjid Prancis, MUI Dorong Perlawanan Terhadap Islamofobia
Sabtu, 10 Mei 2025
Faktakini.info, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan duka sekaligus mengutuk keras atas pembunuhan terhadap seorang Muslim bernama Abu Bakar di sebuah masjid Prancis. MUI menilai peristiwa ini sangat menyedihkan.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menyampaikan peristiwa ini juga semakin menyadarkan dan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa kebencian terhadap seseorang karena dia beragama Islam masih terjadi.
"Jelas sekali sang pembunuh adalah seorang yang anti Islam dan Muslim yang terang-terangan melakukan tindakan kekejiannya tanpa rasa takut dan dilakukan di masjid," kata Prof Sudarnoto dalam keterangan yang diterima MUIDigital, Kamis (1/5/2025).
Prof Sudarnoto mendorong agar Islamofobia dilawan oleh semua pihak. Prof Sudarnoto menjelaskan bahwa perlawanan terhadap Islamofobia merupakan keputusan PBB yang tidak boleh dibiarkan.
Prof Sudarnoto menilai jaminan perlindungan terhadap setiap orang yang memilih Islam sebagai agama belum dengan sungguh-sungguh diberikan.
Sumber Prof Sudarnoto menekankan memilih jalan hidup beragama Islam adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang harus dihormati dan dilindungi secara sosial, hukum dan politik di mana saja mereka menetap.
Prof Sudarnoto juga menyayangkan aksi Islamofobia terjadi di Perancis yang memiliki semboyan liberte (kebebasan), egalite (kesetaraan) dan fraternite (persaudaraan). Menurutnya, dengan adanya semboyan itu Prancis juta memiliki undang-undang yang menjamin kebebasan beragama.
"Karena itu saya meminta kepada pemerintah Perancis dan negara-negara lain di mana Muslim minoritas untuk bersungguh-sungguh melawan Islamofobia melalui undang-undang," tegasnya.
Prof Sudarnoto menegaskan para pelaku Islamofobia harus ditangkap dan dihukum sebagai pembuktian dari pemerintah Perancis bahwa mereka bersungguh-sungguh menjaga prinsip liberte (kebebasan), agalite (kesetaraan) dan fraternite (persaudaraan).
Pihak berwenang Prancis menyebut korban, pria berusia 24 tahun asal Mali, ditikam ketika sedang sholat di dalam masjid pada Jumat pagi lalu.
Pelaku yang diduga melakukan serangan tersebut diidentifikasi sebagai Olivier H., warga negara Prancis keturunan Bosnia yang lahir pada 2004.
Dia menyerahkan diri kepada pihak kepolisian di Pistoia, Italia, pada Minggu malam setelah beberapa hari buron, demikian menurut laporan Franceinfo.
Pelaku kini telah ditahan, dan proses ekstradisi tengah berlangsung untuk memulangkannya ke Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk keras pembunuhan brutal terhadap seorang jemaah Muslim di dalam masjid di Prancis selatan. Dia menegaskan bahwa rasisme dan kebencian atas dasar agama "tidak memiliki tempat" di negaranya.
“Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar,” tulis Macron di platform X, seraya menyampaikan dukungan kepada “warga Muslim Prancis” usai serangan mematikan pada Jumat lalu di desa La Grand-Combe, wilayah Gard.
Perdana Menteri Francois Bayrou juga mengutuk insiden tersebut dan menyebutnya sebagai “kebiadaban Islamofobik.”
Sumber: MUI.or.id
...
Seorang Muslim bernama Aboubakar Cisse ditikam puluhan kali hingga tewas di sebuah masjid di Prancis pada Jumat (25/4). Pelaku, yang disebut pejabat Prancis sebagai 'Islamofobia' memfilmkan kejadian sambil meneriakkan kebencian pada Islam.
Cisse adalah pemuda Mali berusia 20-an diserang saat sendirian di dalam masjid yang berada di desa La Grand-Combe di wilayah Gard. Awalnya dia sempat berdoa bersama pelaku kemudian ditikam hingga 50 kali.
Pelaku yang diketahui bernama Olivier A, menikam korban sambil mengambil video menggunakan ponsel. Video itu kemudian dikirim ke orang lain lantas diunggah ke media sosial sebelum dihapus.
Berdasarkan penjelasan AFP di video itu terlihat pelaku menghina 'Allah', istilah Arab untuk Tuhan, tepat setelah melakukan serangan. Selain itu rekaman juga menunjukkan korban menggeliat kesakitan.
Pembunuhan itu sendiri tak terekam dalam video yang diunggah ke media sosial, tetapi direkam kamera keamanan di dalam masjid.
Pelaku menyadari keberadaan kamera keamanan itu dan dalam video yang diambilnya dia terdengar berkata, "Saya akan ditangkap, itu sudah pasti".
Pelaku diketahui lahir di Prancis pada 2004, kini pengangguran tanpa catatan kriminal, dan bukan seorang Muslim.
Jenazah korban baru ditemukan pagi saat jamah lain tiba di masjid menjelang salat Jumat. Kemudian pada Minggu sekitar 1.000 orang berbaris di La Grand Combe untuk mengenang korban.
Prancis merespons
Presiden Emmanuel Macron pada Minggu menanggapi pembunuhan ini. Dia bilang tidak ada tempat di Prancis untuk rasisme dan kebencian.
"Rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak boleh mendapat tempat di Prancis. Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar," tulis Macron di X.
Sebelumnya pada Sabtu, Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou telah mengecam kejadian ini yang dia sebut 'kekejaman Islamofobia'.
"Seorang jamaah dibunuh kemarin," tulis Bayrou di X.
"Kekejaman Islamofobia itu ditampilkan dalam sebuah video," tambahnya.
"Kami berdiri bersama orang-orang terkasih korban, bersama para penganut agama yang sangat terkejut. Sumber daya negara dimobilisasi untuk memastikan pembunuhnya ditangkap dan dihukum," tulis Bayrou lagi.
Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) mengatakan mereka 'ngeri' oleh 'serangan teroris anti-Muslim' dan mendesak umat Muslim di Prancis untuk 'sangat waspada'.
"Pembunuhan seorang jamaah di masjid adalah kejahatan tercela yang pasti akan membuat hati seluruh rakyat Prancis gusar," kata Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (CRIF).
Jaksa regional Abdelkrim Grini mengatakan motif Islamfobia dijadikan petunjuk utama oleh penyidik kasus ini. Meski begitu dia bilang hal itu bisa jadi bukan satu-satunya berdasarkan 'unsur-unsur tertentu'.
Pelaku dianggap Grini punya potensi berbahaya dan penting ditangkap sebelum korban bertambah banyak.
Sumber: cmnindonesia
...
Semoga Allah merahmati syahid *Syekh Abu Bakar*
Yang ditikam secara kejam di sebuah masjid di Prancis...
Seorang Muslim yang terbunuh di sebuah masjid di Prancis.
Pembunuhnya datang kepadanya di luar waktu salat dan meminta diajari cara salat. Ia menunggu sampai lelaki itu sujud lalu menikamnya sebanyak 50 kali dengan pisau yang sangat tajam dgn penuh kebencian. Saudara kita Abu Bakar langsung meninggal dalam keadaan bersujud, dikhianati oleh pisau rasisme dan kebencian Islam.
Dia meninggal dengan akhir yang baik (husnul khatimah) . Dia meninggal sambil mengulang-ulang kalimat, “Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi.”
Dia mati dalam kondisi spt itu dan akan dibangkitkan pula nanti dalam kondisi yang sama dengan kematiannya.
Kita memohon kepada Allah, agar merahmatinya, mengampuninya, dan menerimanya sebagai seorang Syahid.
Demi Allah, jika seorang Muslim melakukan hal spt itu, niscaya seluruh dunia akan bangkit dan berteriak : *Itu ulah Islam teroris*.
*Hanya kepada Allah kita mengadu dan minta tolong*.
Klik video: