Temuan Baru dari Teleskop James Webb Mengguncang Dunia Kosmologi: Seluruh Alam Semesta Berada di dalam Lubang Hitam

 


Jum'at, 30 Mei 2025

Faktakini.info

Temuan Baru dari Teleskop James Webb Mengguncang Dunia Kosmologi

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam 'Monthly Notices of the Royal Astronomical Society' mengungkapkan bahwa dua pertiga dari 263 galaksi yang diamati oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berputar searah jarum jam, sementara sepertiganya berputar berlawanan arah. Temuan ini menantang asumsi sebelumnya bahwa rotasi galaksi seharusnya terbagi secara merata antara kedua arah.

Teori Kosmologi Lubang Hitam: Alam Semesta di Dalam Lubang Hitam

Salah satu penjelasan yang diajukan adalah bahwa alam semesta kita lahir dari lubang hitam yang berputar. Teori ini, dikenal sebagai "kosmologi lubang hitam" atau "kosmologi Schwarzschild", menyatakan bahwa seluruh alam semesta kita berada di dalam lubang hitam yang merupakan bagian dari alam semesta yang lebih besar. Dalam kerangka ini, lubang hitam dapat berfungsi sebagai jembatan ke alam semesta lain, yang dikenal sebagai jembatan Einstein-Rosen atau wormhole.

Fisikawan teoretis Nikodem Poplawski mendukung teori ini, menyatakan bahwa poros rotasi alam semesta kita mungkin diwarisi dari lubang hitam induknya, mempengaruhi dinamika rotasi galaksi dan menciptakan asimetri yang diamati.

Implikasi dan Tantangan

Jika teori ini benar, maka lubang hitam yang kita amati bisa menjadi pintu gerbang ke alam semesta lain, yang tidak dapat kita amati karena cahaya terperangkap di dalamnya. Namun, peneliti Lior Shamir dari Kansas State University juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa rotasi Bima Sakti sendiri mempengaruhi pengukuran kita, menyebabkan bias dalam distribusi rotasi galaksi yang diamati.

Jika rotasi Bima Sakti mempengaruhi pengukuran kita, maka kita perlu mengkalibrasi ulang pengukuran jarak di alam semesta, yang dapat menjelaskan beberapa pertanyaan yang belum terjawab dalam kosmologi, seperti perbedaan dalam laju ekspansi alam semesta dan usia galaksi besar yang tampaknya lebih tua dari alam semesta itu sendiri.

Temuan ini membuka kemungkinan bahwa alam semesta kita mungkin berada di dalam lubang hitam, menantang pemahaman kita tentang struktur dan asal usul kosmos. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi teori ini, penemuan ini mendorong kita untuk mempertimbangkan kembali konsep-konsep dasar dalam kosmologi dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta