Gencar Bongkar Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Sianipar Terima Dua Kali Teror

 



Selasa, 15 April 2025

Faktakini.info, Jakarta - Alumni UGM Rismon Hasiholan Sianipar mempertanyakan kebenaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurut ahli digital forensik ini, sebagai alumni kampus tersebut yang lulus pada 1998, KKN menjadi kewajiban bagi seorang mahasiswa sebelum skripsi dan lulus.

UGM yang berdiri pada 19 Desember 1949, sudah mewajibkan KKN sejak 1972 dan sejak 1979, KKN bersifat wajib hingga sekarang. 

Setelah mengulas dugaan ijazah palsu dan skripsi Jokowi, Rismon mengaku mendapat teror dua kali. Namun, kata dia, pihaknya tak gentar mendapat teror dari orang tak dikenal (OTK).

“Sejak 1979 KKN mewajibkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata di daerah terpencil," kata Rismon dalam deskripsi di Kanal YoTube Balige Academy, dikutip Kamis (10/4/2025).

“Saya telah mengalami teror, kedua kalinya bulan ini. Semangat para pejuang keadilan! Jangan pernah takut!,” ujarnya.

Seperti diketahui, Jokowi diklaim lulus tahun 1985. Menurut peraturan di UGM, seharusnya Jokowi telah menempuh kuliah kerja nyata (KKN) di manakah, provinsi mana, kabupaten mana, kecamatan di desa mana.

“Saya di Wonosobo, di Desa Kepil saya 1997/1998 ada datanya,” ucapnya.

Rektor UGM Bu Ova, lanjut Rismon, seharusnya tinggal memeriksa data akademik, jika tidak ada data KKN. Seharusnya bisa diverifikasi, baik data akademik dan rekannya-rekannya di luar universitas.

“Biar kita verifikasi, saat kita datang ke Yogayarkarta (15 April 2025). Kalau tkdak ada KKN, berarti ijazahnya palsu," ungkapnya.

Seorang mahasiswa UGM, jika tidak pernah KKN, dia tidak bisa menyandang gelar sarjana.

“Lulus dan sebagai sarjana UGM,” jelasnya.

Selain itu, tidak mungkin seorang mahasiswa tidak paham, nama pembimbing kita, Ahmad Soemitro. Dengan ijazah pembanding, Prof Ahmad Sumitro, siapa pengujinya, kosong.

“Sebelum tanggal 15 April. Klarifikasi dari UGM meminta maaf, untuk Ibu Pertiwi kembali ke jalan kebenaran. Pasti rakyat mengampuni," ungkapnya.

Apalagi, selanjutnya dibuat pencocokan wajah dan A1. Jadi bisa dikenali, siapa yang ada di foto wisuda.

Pencocokan wajah, menggunakan deskriptor wajah, persamaannya 30 persen. Dengan perbandingan foto wisuda dan ketika tua, persamaan maksimal 10 Persen.

“Yang tidak sependapat, kita bertemu di UGM pada 15 April,” tegasnya.

Terkait tudingan pendpatnya salah, dan tidak ilmiah, karena Jokowi sudah lolos menjadi mendafatr di KPU Solo saat nyalon wali kota, dia siap debat ilmiah.

“Ini bukan huru-hara. Ini cara ilmiah, membuat peradaban lebih maju, bukan narasi tanpa dasar,” tandasnya.

Sebelumnya, UGM membantah bahwa ijazah Jokowi dari Fakultas Kehuatanan lulusan tahun 1995 palsu.

Jokowi pernah kuliah di sana dan UGM juga menunjukkan skripsi, yang diklaim asli milik Jokowi di kampus.

Foto: Rismon Hasiholan Sianipar

Sumber: monitorindonesia.com