Diduga Siksa Eks Pemain Sirkus OCI, Ini Frans Manansang Pendiri Taman Safari Indonesia
Sabtu, 18 April 2025
Faktakini.info, Jakarta - Frans Manansang dan Jansen Manansang kini menjadi sorotan setelah viral kasus di Oriental Circus Indonesia (OCI).
Jansen Manansang sendiri adalah sosok Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group sekaligus pemilik dari kebun binatang tersebut.
Sebagaimana diketahui, saat ini Taman Safari Indonesia tengah jadi sorotan usai mencuatnya pengakuan dari sejumlah mantan pemain sirkus di Oriental Circus Indonesia (OCI).
Dimana eks pemain sirkus OCI tersebut mengaku mendapatkan kekerasan fisik, eksploitasi, hingga pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Dari pengakuan yang disampaikan, para mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) ini menyebut jika para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia sudah melakukan tidak perbudakan, kekerasan, bahkan eksploitasi anak.
Para mantan pemain sirkus OCI tersebut juga mengaku jika banyak sekali jenis kekerasan yang mereka peroleh selama bekerja.
Mulai dari disetrum, dipukul, dipaksa bekerja meski sedang sakit dan hamil, dipisahkan dengan anak, bahkan sampai dipaksa makan kotoran gajah.
Akan tetapi, pihak TSI membantah seluruh pengakuan yang diungkapkan oleh para mantan pemain sirkus OCI tersebut.
Sejak munculnya tuduhan tersebut, sosok pendiri Taman Safari Indonesia (TSI) jadi sorotan, salah satunya Jansen Manansang.
Seperti yang diinformasikan dalam laman resmi TSI, Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau memiliki hubungan saudara.
Para mantan pemain sirkus itu menyampaikan langsung pengakuan mereka dalam audiensi dengan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, Selasa (15/4/2025).
Mereka menyebut telah mengalami perbudakan, kekerasan fisik dan psikis, serta pelanggaran hak-hak dasar manusia sejak masih anak-anak. Peristiwa itu diduga terjadi sejak tahun 1970-an.
“Jadi memang hari ini kami mendengarkan mereka. Kami sudah membaca dan mendengar, karena kasus ini memang sudah viral tentang apa yang terjadi pada mantan karyawan Oriental Circus Indonesia. Mereka minta audiensi, dan kami terima serta dengarkan,” kata Mugiyanto dikutip dari Tribunnews.
Ia menegaskan, kesaksian para korban mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Salah satu pelanggaran paling mendasar yang terungkap adalah hilangnya identitas para korban. Sebagian dari mereka bahkan tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
“Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana. Banyak kekerasan. Salah satu yang penting adalah soal identitas. Identitas seseorang adalah hak dasar, dan beberapa dari mereka bahkan tidak tahu siapa orang tuanya,” ujar Mugiyanto.
Dalam kesempatan itu, Mugiyanto juga menyampaikan permintaan maaf kepada para korban. Ia menyadari bahwa proses pengungkapan pengalaman traumatik bukanlah hal mudah.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya mendengar kesaksian tersebut sebagai bagian dari upaya pemulihan.
Mugiyanto berjanji akan mengupayakan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Sebagai tindak lanjut, Kemenkumham akan memanggil pihak Taman Safari Indonesia dalam waktu dekat.
Pemanggilan tersebut dilakukan guna mengonfirmasi keterangan para korban serta mengumpulkan informasi tambahan terkait dugaan kekerasan dan eksploitasi.
“Kami juga akan mengupayakan untuk mendapatkan informasi dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku tindakan yang tadi disampaikan. Kami akan lakukan secepatnya,” kata Mugiyanto.
Kemenkumham saat ini juga tengah berkoordinasi dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Pemerintah berupaya memastikan bahwa para korban mendapat perlindungan yang layak dan kasus ini diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku.
Sebagai pendiri Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen, Frans, dan Tony rupanya memiliki masa lalu yang cukup mengejutkan.
Ketiga bersaudara tersebut ternyata anak dari seorang pemain sirkus keliling yang bernama Hadi Manansang.
Ketika usianya masih 7 tahun, Jansen dan kedua adiknya selalu ikut dalam rombongan sirkus keliling yang bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik.
Perjalanan ketiga saudara tersebut dalam membangun Taman Safari Indonesia dibukukan dalam buku berjudul Tiga Macan Safari.
Buku tersebut kemudian diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tanggal 2 Desember 2019.
Melalui buku tersebut diceritakan jika ayah ketiga pendiri Taman Safari Indonesia tersebut berasal dari Shanghai, China.
Hadi Manansang juga dikisahkan sempat berada di Filipina lalu masuk ke Manado dan memulai perjalanannya dari nol dan sebatang kara disebabkan Perang Dunia.
Latar belakang yang tidak mudah itulah yang kemudian menjadi bekal Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau untuk mendirikan Taman Safari Indonesia (TSI) serta Oriental Circus Indonesia (OCI) hingga bisa menjadi sebesar sekarang.
Sumber: ayobandung.com, kompastv.com