KH Luthfi Bashori: LIBERALISME ITU BUKAN AJARAN ASWAJA

 


Jum'at, 6 September 2024

Faktakini.info

LIBERALISME ITU BUKAN AJARAN ASWAJA

Oleh: Ustadz Luthfi Bashori

السلام عليكم ورحمه الله وبركاته

​​بِسْــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, bahwa Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi (keyakinan), pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. 

Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari Pemerintah dan Agama. 

Pengertian di atas menunjukkan, bahwa Liberalisme sebagai penganut kebebasan itu bukanlah berasal dari Ajaran Islam, apalagi lebih spesifik Ahlus Sunnah Wal Jamaah (ASWAJA). Karena ajaran Aswaja itu bukan ajaran kebebasan, namun ajaran yang penuh dengan aturan.

Baik yang bersifat aturan global seperti batasan-batasan yang terdapat dalam Kitab Suci Alquran maupun Hadits Nabawi, atau aturan yang lebih terinci, yaitu hasil ijtihad para ulama' dalam menerjemahkan isi yang terkandung dalam Alqur'an dan Hadits, lantas dicetuskan dalam bentuk batasan ilmu Fiqih, ilmu Tasawwuf, ilmu Falaq, ilmu Faraid, dan sebagainya.

Dari sini jelaslah, bahwa hanyalah sebuah kebohongan dan penipuan saja jika Kaum Liberal mengaku-ngaku sebagai penganut Aswaja. Sekalipun banyak di antara penganut Liberalisme yang sengaja mendompleng kepada ormas-ormas Islam yang berasas "ASWAJA". Hal ini mereka lakukan dengan tujuan untuk melancarkan upaya Liberalisasi ormas yang mereka masuki tersebut.

Sayangnya, banyak Aktivis Ormas Islam yang tidak sadar dan kurang peduli terhadap bahaya Liberalisme yang merusak eksistensi Ormas Islam yang disusupinya, khususnya dalam bidang "Keselamatan Aqidah" para anggota ormas terkait.  

• LIBERALISME itu aslinya adalah kepanjangan tangan dari strategi kaum orientalis Barat non muslim, yang mana mereka sengaja mempelajari keislaman, namun bukan untuk diamalkan sesuai aturan Syari'at yang telah diajarkan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta dilestarikan oleh para Ulama' Salaf, namun hanya untuk sekedar dipelajari dan dikaji.

Bilamana Komunitas Liberalis ini menemukan adanya ajaran Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak sesuai dengan selera hawa nafsu mereka, maka mereka pun tidak segan-segan berusaha merevisinya, misalnya dengan alasan ‘ajaran ini’ sudah tidak relevan untuk diterapkan pada jaman sekarang.

• TUJUAN UTAMA KAUM LIBERAL adalah upaya mereduksi ajaran Islam dengan standar pemahaman Kaum Orientasi Barat Non Nuslim. 

Endingnya yang terjadi, hampir setiap hasil ‘koreksi’ dari Kaum Liberalis terhadap ajaran Islam ini, menjadi rujukan baru bagi ‘boss-boss’ mereka di dunia Barat Non Muslim.

Hal ini dikarenakan Kaum Liberal tetap menggunakan nama-nama serta simbul-simbul keislaman, sehingga tujuan utama kaum orientalis Barat untuk menghancurkan Islam dari dalam, semakin mendekati keberhasilan.

• Menurut Majelis Ulama Indonesia sendiri, LIBERALISME adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata. Umat Islam haram mengikuti paham Liberalisme.

Masih segar dalam ingatan, KH. Mas Subadar, Kyai berpengaruh asal Pasuruan, Jawa Timur, melontarkan peringatan keras saat Muktamar NU di Boyolali, Desember 2004: “Bersihkan pengurus NU dari unsur Islam Liberal.” Sebelumnya, seruan yang sama juga terjadi saat Muktamar Pemikiran NU di Situbondo, Oktober 2003.

Komisi Bahts al-Masail al-Maudhu’iyyah dalam Muktamar Boyolali juga menolak Metode Hermeneutika yang dinilai sebagai agenda kaum liberalis untuk menghancurkan Islam lewat komunitas Nahdliyin.

• HERMENEUTIKA adalah salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna.

Nama Hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa Yunani 'Hermeneuein' yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan. 

Jika dirunut lebih lanjut, kata kerja tersebut diambil dari nama Hermes, Dewa Pengetahuan dalam Mitologi Yunani, yang bertugas sebagai pemberi pemahaman kepada manusia, terkait pesan yang disampaikan oleh para dewa-dewa di Olympus.

• FUNGSI HERMES adalah penting sebab bila terjadi kesalahpahaman tentang pesan dewa-dewa, akibatnya akan fatal bagi seluruh umat manusia. Hermes harus mampu menginterpretasikan atau menyadur sebuah pesan ke dalam bahasa yang dipergunakan oleh pendengarnya. 

Sejak saat itu Hermes menjadi simbol seorang duta yang dibebani dengan sebuah misi tertentu dalam keyakinan mereka.

Makalah ini disampaikan dalam kegiatan "Kuliah Aswaja" di Dalwa Hotel, Bangil Pasuruan, Kamis 11 Oktober 2018.

************

SEBAGAI TAMBAHAN DARI ANE :

Zaman mengalami siklus. Yang jadul dan jahil telah berubah menjadi Modern. Begitu juga dengan pemikiran manusia. Umat akan semakin "Over Logical" yang akhirnya terjangkit "Virus Liberalisme" yang akan menggeser Kebenaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jadi sulit untuk meyakini ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan diterapkan Rasul-Nya.

VIRUS LIBERALISM tsb diantaranya ;

[1]. REALITISME : paham yang tidak meyakini bahwa tidak ada Kebenaran yang mutlak. Akhirnya berubah menjadi PLURALISME, yang menganggap semuanya benar dan sama, dalam hal Religi pun akan dianggap semua agama itu benar dan sama. 

[2]. SKEPTISISME : paham yang meragukan semua Kebenaran. Efeknya menjadi SEKULARISME, yang memisahkan agama/ketentuan Allah dengan Negara.

[3]. AGNOTISME : paham yang tidak mengetahui adanya Kebenaran. Dampaknya menjadi MATERIALISME, apapun akan diukur dengan Materi. 

[4]. ATHEISME : paham yang menolak Kebenaran. Berefek menjadi RASIONALISME, segalanya diukur dengan Akal.

Jika di dalam Islam dimasuki oleh virus² Liberalisme tsb, maka Kebenaran Al-Qur'an dan As-Sunnah nihil tidak akan berarti. Faham Liberalisme lebih mengutamakan KEBEBASAN BERPIKIR dan Logika pun akan kebablasan. Itulah awal dan ciri terangkatnya Ilmu Dunia dan pudarnya Ilmu Agama. Maka dari itulah kenapa ajaran Islam Liberal DITOLAK oleh para ulama'. 

JARINGAN ISLAM LIBERAL (JIN) TELAH BERUBAH NAMA MENJADI JAMA'AH ISLAM NUSANTARA (JIN) YANG SELALU DITENTANG OLEH 18-H43R35.

"ISLAM AMAN TANPA LIBERALIS"