[Video] Termakan Hoax, Warga Inggris Serang Muslim di Southport
Selasa, 6 Agustus 2024
Faktakini.info, Jakarta - Sepanjang sepekan ini kerusuhan terjadi di Inggris akibat penusukan terhadap tiga orang anak di Southport pekan lalu. Laporan kepolisian Inggris pelaku penusukan pada Senin (29/7) lalu adalah Axel Rudakubana. Remaja beragama Kristen itu lahir dan besar di Inggris.
Peristiwa penusukan ini dibumbui dengan hoaks. Berujung munculnya kericuhan di sejumlah wilayah. Dampaknya begitu meluas.
Hoaks Biang Keladi Rusuh Anti-Imigran
Menurut berbagai penelusuran kerusuhan dipicu hoaks yang tersebar di sosial media. Dalam hoaks yang tersebar pelaku penusukan yakni Rudakubana disebut sebagai pencari suaka yang tiba dengan perahu di Inggris.
Selain itu, beberapa akun di media sosial juga menyebut Rudakubana penganut paham Islam radikal.
Dari penelusuran kelompok advokasi melawan rasisme dan fasisme, Hope not Hate, penyebaran hoaks imbas dari kejadian di Southport digerakkan kelompok kanan.
"Badai informasi palsu seputar dengan serangan kebanyakan disebarkan oleh akun-akun daring sayap kanan," ucap Hope not Hate seperti dikutip dari Reuters.
Analisa kantor berita Reuters, unggahan yang menyebut Rudakubana adalah pencari suaka atau imigran sudah ditonton 15.7 juta kali di X, Facebook, TikTok sampai Instagram.
Salah satu media Inggris Channel 3 bahkan sempat menayangkan pemberitaan perihal Rudakubana adalah imigran ilegal. Kemudian artikel itu dihapus Channel 3 dan mereka menyampaikan permintaan maaf.
Seorang influencer di Inggris Andrew Tate juga menggunggah sebuah foto dengan caption bahwa orang itu adalah imigran ilegal yang turun dari kapal dan bertanggung jawab atas penusukan di Southport.
Unggahan Tate ternyata keliru. Foto yang diunggahnya adalah seorang pria 51 tahun pelaku penusukan di Irlandia pada 2023 lalu.
Kericuhan Pecah
Sampai sekarang rusuh di Inggris masih berlangsung. Yang teranyar pada Minggu (4/8) waktu setempat massa mencoba membakar hotel tempat penampungan pencari suaka di Rotherham.
Pada Kamis pekan lalu, PM Inggris Keir Starmer memperingatkan kepada pengelola sosial media untuk melarang hasutan kebencian atau hoaks seputar penusukan di Southport.
Starmeir menegaskan siap menegakkan hukum bagi siapa saja otoritas sosial media yang masih membiarkan hoaks perihal penusukan di Southport terus menyebar.
"Saya ingin katakan kepada perusahaan besar sosial media, dan mereka yang memilikinya, kekerasan dan kekacauan jelas-jelas terjadi secara daring. Itu terjadi di tempat kalian, hukum harus tegak," kata Starmer.
"Kita menikmati kesempatan luar biasa di sana (sosial media). Ada pula tanggung jawab menyertainya, di sana pula terdapat ruang untuk percakapan matang," sambung dia.
Tuding Kelompok Sayap Kanan
Starmer menuduh kelompok sayap kanan di balik kerusuhan di sejumlah kota di Inggris. Tuduhan Starmer diperkuat laporan bahwa hoaks disebarkan akun terkait sayap kanan.
"Saya jamin kalian akan menyesal ikut serta pada kekacauan ini, apakah mereka yang ikut langsung atau yang mengobarkan aksi ini secara daring, dan kemudian melarikan diri," kata Starmer dalam konferensi pers seperti dikutip dari AFP.
"Tidak ada pembenaran sama sekali," tegas Starmer yang baru saja menang pemilu Inggris sebulan lalu.
Dia menyebut kerusuhan di Inggris sudah ditunggangi preman-preman sayap kanan. Starmer pun berjanji akan menyeret siapa saja yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Muslim di Inggris Takut ke Masjid
Imbas kerusuhan, warga Muslim di Inggris dilaporkan takut untuk beribadah di masjid.
"Ada peningkatan tingkat kekhawatiran di warga Muslim dan kami dengar beberapa individu berkata mereka takut ke masjid atau pusat Islam karena takut diserang. Banyak masjid membatalkan acara," kata Direktur Tell Mama, Iman Atta, seperti dikutip dari The National.
"Kami mendapatkan peningkatan laporan perihal warga Muslim Inggris takut akan keselamatannya," sambung Iman Atta.
Dia menambahkan, terdapat pula laporan warga Muslim yang memakai jilbab atau cadar menerima ancaman akan dibunuh sampai diperkosa.
"Kami melihat ini di jalanan dan ini harus segera dihentikan. Kami tak bisa membiarkan warga Muslim ketakutan," kata Iman Atta.
KBRI London Minta WNI Waspada
Terkait kericuhan ini, KBRI London pun meminta WNI yang berada di Inggris Raya dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Sehubungan dengan terjadinya kerusuhan pada Jumat (02/08) di Sunderland serta kemungkinan terjadinya rencana aksi serupa di kota lain, KBRI London mengimbau kepada seluruh WNI yang berada Inggris Raya dan Irlandia, untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah," tulis imbauan KBRI London.
KBRI London juga mengimbau para WNI selalu mengikuti arahan dari petugas yang berwenang. WNI juga diminta terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London atau komunitas WNI setempat.
"Menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat pengumpulan massa atau kelompok demonstran," lanjutnya.
"Dalam keadaan darurat, hubungi 112 atau 999, atau hotline kekonsuleran KBRI London +447795105477 dan +447425648007," tutup KBRI London.
Sumber: kumparan.com
Foto: Kerusuhan di Inggris (REUTERS/Hollie Adams)
Pelaku pemicu kerusuhan rasial yang menyasar entitas muslim & masjid-masjid di Inggris Alex Rudakubana, Seorang Kristen, Secara Palsu Mengaku Sebagai Seorang Muslim
Klik video: