KAMI BERLINDUNG DAN BERLEPAS DIRI DARI PEMIMPIN BODOH DAN KEKANAK-KANAKAN

 



Rabu, 24 April 2024

Faktakini.info

KAMI BERLINDUNG DAN BERLEPAS DIRI DARI PEMIMPIN BODOH DAN KEKANAK-KANAKAN

Ditulis Oleh: Abu Ridho Ibnu Hamid

Disebutkan dalam hadits,

تعوَّذَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وآلِه وسلَّمَ من إمارةِ السُّفَهاء

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam meminta perlindungan - kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala- dari kepemimpinan orang-orang bodoh." (HR. Ibnu Hibban & At-Tabrani)

Dalam riwayat lain, disebutkan para ulama Salaf seringkali mengulang-ulang do'a:

اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ إِمَارةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاءِ

“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam adabul mufrad dari Said bin Sam'an;

"Aku pernah mendengar Abu Hurairah Radiallahu Anhu, memohon perlindungan dari kepemimpinan orang yang kekanakan lagi bodoh".

Dalam riwayat Ibnu Hibban (4/474) Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam bersabda; 

"Berlindunglah kalian dari kepemimpinan orang yang kekanakan. Maka beliau ditanya : "Apa itu kepemimpinan orang yang kekanakan ?", beliau menjawab : "jika kalian mena'ati mereka, kalian akan binasa. Tapi kalau kalian tidak mau ta'at, mereka yang akan membinasakan kalian".

Dalam hadis lain, dijelaskan:

عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ

Dari Auf bin Malik radhyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

"Aku khawatir atas kalian enam perkara: (1) imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), (2) menumpahkan darah, (3) jual beli hukum, (4) memutuskan silaturahim, (5) anak-anak muda yang menjadikan Al Quran sebagai seruling-seruling, dan (6) banyaknya algojo (yang zalim)". (HR. ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir 18/57 no 105)

Dari Hadis Hadis diatas kita dapat mengambil pelajaran:

1. Sangat mungkin seseorang menjadi pemimpin bagi suatu kaum atau wilayah, padahal ia kekanak-kanakan baik umurnya maupun sifatnya, tidak pula matang pikiran maupun pribadinya, meskipun usianya sudah cukup tua. Sebagaimana sangat mungkin pula seseorang yang tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, bodoh pula, menjadi pemimpin suatu masyarakat. Ia tidak mampu mengambil kebijakan sendiri secara matang dan membawa maslahat, ceroboh dalam bertindak, tetapi mengelak dari tanggung-jawab atas berbagai keputusannya yang salah. Ini terjadi ketika sifat kekanak-kanakan dan kebodohan berkumpul menjadi satu pada diri seorang pemimpin. Karena itu kita memohon dijauhkan dari yang pemimpin yang seperti itu.

2. Sungguh sangat besar keburukan pemimpin yang bodoh ini, karena ia akan zalim dan berakhlak buruk, terlebih jika ia pandai memoles dirinya sehingga tampak baik. Banyak fitnah yang dapat terjadi, banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan dari berkuasanya pemimpin zalim. Karena itulah, kita perlu senantiasa memohon perlindungan kepada Allah Subahanau Wa Ta'ala dalam berbagai kesempatan hidup kita ini, bukan hanya ketika sedang dibayang-bayangi kemungkinan hadirnya pemimpin yang zalim, tapi juga ketika orang orang-orang bodoh, kekanakan dan zalim ini telah nyata hadir ditengah-tengah kehidupan kita.

Fenomena pemimpin kekanakan, bodoh, zalim lagi bengis ini, telah nyata ada ditengah tengah kehidupan kita saat ini.

Mengapa hal ini bisa terjadi ditengah kehidupan umat islam yang mayoritas..?

Jika mencermati Al-Qur’an dan hadis, maka kita dapati betapa pemimpin yang zalim itu hadir sebagai azab bagi kaum yang banyak berbuat zalim.

Allah Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Demikianlah Kami jadikan sebagian orang zalim menjadi penguasa bagi sebagian orang zalim lainnya disebabkan dosa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 129).

Imam Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari Al-Qurthubi, seorang mufassir sekaligus ahli hadis asal Cordoba, Spanyol menerangkan bahwa ayat tersebut merupakan ancaman bagi orang-orang zalim. Apa ancamannya? Selama mereka tidak menghentikan kezalimannya, maka Allah akan tunjuk orang zalim lainnya yang akan menindas mereka.

Ada kaum yang berbuat zalim, membiarkan kezaliman, menganggap perbuatan zalim sebagai hak atau hal yang biasa, lalu Allah Ta’ala biarkan musibah menimpa mereka berupa berkuasanya orang yang lebih zalim. Begitu banyak yang berbuat zalim, tetapi akibatnya turut menimpa yang tidak melakukan kezaliman.

Fenomena Kezaliman ini muncul dalam berbagai bentuknya yaitu, kebodohan, kebengisan, jual beli hukum atau membolak-balik hukum, al qur'an dijadikan mainan dan candaan, khammar merajalela, perzinahan, pertumpahan darah setiap hari, fenomena ini setiap hari kita saksikan dalam kehidupan kita saat ini.

Ketika ilmu dianggap kebodohan, dan kebodohan dianggap ilmu, ini juga merupakan fenomena yang lazim kita alami. Kita lihat di berbagai platform media, baik media mainstream konvensional maupun media sosial, orang yang terpelajar, ulama yang susah payah mempelajari suatu ilmu, bisa dikalahkan pendapatnya oleh orang-orang bodoh tidak berpendidikan, hanya modal kebencian dan balas dendam yang dijustifikasi oleh satu kalimat dalam 1 kitab, lalu menyebarkan pendapat yang mengalahkan para ulama salaf. Modal nonton video tutorial tiktok, lalu mengklaim tak perlu sekolah dan menyatakan diri lebih ahli dari orang yang belajar dalam pendidikan formal dibidangnya. Bahkan ada menteri dibidang pendidikan yang menyatakan tak perlu sekolah tinggi, tak perlu ijazah karena tidak membuktikan kompetensi apapun.

Lalu ada lagi, fenomena kelompok zalim yang memutarbalikkan fakta, menyatakan bahwa masalah Palestina dan Al Quds hanya masalah rebutan tanah, dan perlawanan sah oleh Hamas disebut oleh mereka sebagai kelompok teroris melawan negara israel. Putar balik fakta dan permainan opini dan persepsi (maind control) telah benar benar menjadi fenomena sehari hari.

Jadi bisa kita lihat, saat ini memang dunia disekitar kita telah masuk dalam abad kegelapan.

Dan puncak kezaliman terbesar ialah ketika seorang pemimpin menyesatkan orang-orang yang dipimpinnya demi melanggengkan kekuasaan. Diciptakanlah kesesatan oleh dirinya sendiri atau dengan bantuan orang lain.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“ Hari Kiamat belum akan terjadi sampai nanti kabilah-kabilah dikuasai oleh orang munafk dari kalangan mereka. (HR. Thabrani)

Apabila para penguasa, pemimpin, dan pejabat publik seperti ini, maka masyarakat akan rusak. Pembohong dianggap benar, orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat dipercaya, orang yang bisa dipercaya malah dianggap pengkhianat, orang bodoh akan berbicara, dan orang pintar diam saja.

Asy-Sya’bi berkata, “ Hari Kiamat belum akan terjadi sampai ilmu dianggap kebodohan dan kebodohan dianggap sebagai ilmu.“

Semua ini adalah kenyataan yang telah terjadi dan telah kita alami saat ini.

Abdullah ibn Amr radhiyallahu'anhu meriwayatkan, bahwa Nabi SAW. bersabda,

“ tanda-tanda Hari Kiamat adalah disingkirkannya orang-orang baik dan diangkatnya orang-orang jahat. “ (HR. Hakim dalam al-Mutadrak).

Bagi mereka yang terkena kezaliman, Allah Ta’ala bukakan pintu-pintu doa yang lebih mustajabah.

Dan bagi kita yang masih memiliki kesadaran dan kewarasan berfikir, kita harus memulai untuk menyusun langkah yang Terukur, Terstruktur, Sistematis, Massif, Tenang-Senyap tidak grasa grusu dan emosian untuk mengatasi berbagai kondisi kezaliman saat ini. Tentu saja sambil terus berdo'a memohon pertolongan kepada Allah agar dijaga dan diselamatkan dari para pemimpin zalim, bodoh dan kekanakan serta diberi pemimpin yang adil, berkasih sayang terhadap umat dan keras terhadap kezaliman, kekufuran dan kemunafikan.

وَٱللَّهُ ٱلْمُسْتَعَانُ

#Dari Sudut Sunyi Bumi Allah#

15 Syawal 1445 H

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel