Ustadz Armand Ditembak Mati, Kiai Muhyiddin Ingatkan Umat Islam untuk Waspadai PKI


Ahad, 19 September 2021 

Faktakini.info, Jakarta -  Penembakan mati alias pembunuhan terhadap Ketua Majelis Taklim Masjid Nurul Yaqin, Kelurahan Kunciran, Pinang, Kota Tangerang, Ustadz Armand Nurkaromah alias Ustadz Alex (43) oleh orang tak dikenal merupakan perbuatan terkutuk.

“Pelakunya wajib diberikan hukuman seberat mungkin,” tegas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Muhyiddin Junaidi dalam keterangan tertulisnya, Ahad malam (19/09/2021).

Apalagi, perbuatan biadab itu dilakukan terhadap seorang ustaz yang merupakan panutan di wilayahnya dan usai menjalankan ibadah shalat berjamaah.

Kiai Muhyiddin mengingatkan, setiap bulan September, agar bangsa Indonesia, terutama umat Islam, untuk meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan terulang kembali tragedi pembantaian terhadap ribuan umat Islam, termasuk para ulama, pimpinan pondok pesantren dan tokoh masyarakat oleh para kader komunis Indonesia yang bergabung dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Kedekatan mereka dengan pusat kekuasaan, dieksploitasi untuk memuluskan ‘hidden agenda’ anti agama. Bahkan tak sedikit dari keturunan mereka saat ini menempati jabatan strategis dan berani menunjukan identitas kepada publik,” ungkapnya.

Kiai Muhyiddin menegaskan, dua kali upaya kudeta yang gagal dilakukan PKI pada 1948 dan 1965 menjadi catatan kelam sejarah bangsa Indonesia.

“Adu domba sesama anak bangsa, pemutarbalikan fakta, rekayasa keji, provokasi, agitasi dan tindakan teror adalah ciri khas komunis,” ungkap Kiai Muhyiddin.

Tokoh Muhammadiyah ini juga menyinggung keturunan PKI yang memiliki jabatan strategis di DPR, yakni dr Ribka Tjiptaning Proletariyati yang dengan bangga pernah mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media bahwa total kader komunis di atas 15 juta orang.

Kiai Muhyiddin meminta umat Islam dan bangsa Indonesia agar tidak melupakan sejarah keganasan dan kebiadaban PKI.

Sebab berbagai macam cara dilakukan untuk menghilangkan jejak kebiadaban PKI agar generasi milenial hanya paham bahwa komunis adalah pihak tertuduh dan terzalimi.

Agar generasi muda memahami sejarah PKI, mantan Waketum MUI ini menyarankan agar film dokumenter G 30 S/PKI ditayangkan di seluruh jaringan televisi nasional, baik milik pemerintah maupun swasta serta diviralkan di media sosial sebagai upaya pencerahan dan edukasi publik.

Kiai Muhyiddin juga mengingatkan, wilayah yang dengan tingkat kemiskinan dan keterbelakangan tinggi adalah lahan subur persemayaman komunis.

“Narasi yang dibangun selalu mengatasnamakan perjuangan rakyat kecil. Slogan palsu penuh tipu daya adalah semboyan mereka,” pungkasnya.

Foto: KH Muhyiddin Junaidi

Sumber: suaraislam.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel