Dituduh Kabur Dan Pengecut Oleh Kaum Kafir Karena Pindah Dari Mekah Ke Madinah, Inilah Strategi Jenius Dibalik Hijrahnya Rasulullah SAW


Rasulullah SAW adalah Nabi yang paling berani, siapapun kaum kafir dan musuh-musuh Islam lainnya tak mampu membantah fakta tersebut.

Namun setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan masa itu datang dari sejumlah penduduk Yasrib yang berhaji ke Mekah. 

Pertama atas nama penduduk Yasrib (Sebelum berganti nama menjadi Madinah), mereka meminta kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yasrib. Mereka berjanji akan membela Nabi dari segala ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang akan mereka ajukan. Dan persetujuan ini disepakati dalam suatu perjanjian. 

Perjanjian ini disebut perjanjian Aqobah kedua, setelah kaum musyrikin Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara nabi dan orang-orang Yasrib, mereka kian gila melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin.

Rasulullah SAW sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror dari orang-orang kafir. 

Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah SAW berpikir harus ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah. 

Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti.

Lalu bagaimana caranya? Allah SWT sangat sayang kepada Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad SAW pun akhirnya hijrah dari Mekah ke Madinah. 

Berpindahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah ini sama sekali bukan berarti Rasulullah SAW takut, pengecut, kabur atau menghindar dari kenyataan seperti tuduhan para orientalis, kafirin, liberalis dan pihak anti Islam lainnya selama ini, tetapi ini sebagai bagian dari sebuah strategi nan jenius untuk meraih kemenangan yang jauh lebih besar.

Dan kemudian terbukti bermula dari peristiwa hijrah inilah kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai. Ya, terkadang kejayaan dan kesuksesan diawali dengan keprihatinan.

Sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yasrib pun di ubah menjadi Madinatun Nabi (kota Nabi) atau Madinatul Munawaroh (Kota yang bercahaya) karena dari sinilah Islam memancar ke seluruh dunia, di sinilah Madinah menjadi kota yang penting dalam sejarah peradaban Islam.