Sibuk Memutus, Gagal Menyambung: Drama Nasab ala Imaduddin Sarman

 



Sabtu, 9 Agustus 2025

Faktakini.info

"Sibuk Memutus, Gagal Menyambung: Drama Nasab ala Imaduddin Usman"

✍️ Tamzilul Furqon 

Ada satu fenomena klasik di dunia “pengurusan nasab” yang patut dicatat: semakin giat dia mengoreksi garis keturunan orang, semakin rawan garis keturunannya sendiri jadi bahan bisik-bisik warga. Nah, kasus Imaduddin Usman ini, menurut saya, masuk kategori “edisi spesial” dari fenomena itu.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Dalam sejumlah momen, Imaduddin terlihat aktif sekali memutus klaim nasab tokoh atau kelompok tertentu, seolah dia satu-satunya yang memegang kunci validasi. Tapi ironisnya, di tengah sikap “puritan” itu, muncul kabar bahwa ia sendiri pernah mengaku keturunan Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati. Tidak berhenti di situ, di kesempatan lain ia juga disebut-sebut mengaku turun dari Raden Siliwangi.

Pertanyaannya: ini nasab atau daftar undangan festival budaya Sunda?

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Di masyarakat kita, Jawa khususnya. orang biasanya paham betul: urusan nasab itu seperti akar pohon—tidak usah sering diangkat-angkat ke permukaan, karena bisa jadi malah terlihat kusut. Tapi Imaduddin, entah karena semangat atau sensasi, justru membentangkan “akar” itu di forum publik, lalu di saat yang sama memegang gunting besar untuk memotong akar orang lain.

Di mata publik, perilaku semacam ini rawan dua hal: kehilangan wibawa dan kehilangan konsistensi. Sebab, ketika seseorang memposisikan diri sebagai hakim nasab, ia harus siap diperiksa juga “akta kelahirannya” secara intelektual maupun genealogis. Apalagi, kalau klaim yang dibuat saling tumpang tindih antara jalur Wali Songo dan dinasti Pajajaran—dua sejarah besar yang secara garis cerita punya jalur berbeda.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Buat kita yang paham, ini mirip orang yang bilang “saya jual madu murni” tapi tiap minggu rasa madunya berubah—minggu ini rasa kelengkeng, minggu depan rasa mangga. Orang akan tanya: “Ini lebahnya gonta-ganti kontrakan, apa gimana?”

Pada akhirnya, reputasi seorang penggiat sejarah atau nasab tidak dibangun dari seberapa banyak ia memutus klaim orang lain, melainkan dari seberapa konsisten ia memegang standar yang sama untuk dirinya sendiri. Dan di situ, publik punya hak penuh untuk bertanya—bukan demi menjatuhkan, tapi demi memastikan kebenaran yang katanya sedang diperjuangkan.

Shopee COD & Gratis Ongkir :

Kalau tidak, ya jadinya seperti ini: sibuk memutus, gagal menyambung.