Klarifikasi Hoax dan Fitnah Soal Habaib Terlibat PKI
Kamis, 21 Agustus 2025
Faktakini.info, Jakarta - Belakangan ini, sejumlah pihak yang tergabung dalam kelompok PWI-LS, antara lain Imaduddin bin Sarman dan Abbas Tompel, kerap menebarkan hoax dan fitnah terhadap para habaib. Mereka menyebarkan tuduhan tak berdasar yang berusaha mengaitkan habaib dengan sejarah kelam Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salah satu fitnah yang mereka sebarkan adalah bahwa PKI didirikan oleh habaib. Padahal faktanya, PKI didirikan oleh Henk Sneevliet, seorang aktivis asal Belanda pada tahun 1914 dengan nama Indies Social Democratic Association (ISDV) yang kemudian berkembang dan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1920, yang dipimpin oleh tiga tokoh dari Jawa yaitu Alimin, Semaun, dan Darsono. Sama sekali tidak ada satu pun Habaib dalam pendirian PKI.
Tidak berhenti di situ, mereka kembali menebar fitnah dengan menyebut Musso, tokoh pemberontakan PKI tahun 1948, sebagai seorang habaib dengan nama “Habib Musso al Munawar”. Padahal, berdasarkan catatan sejarah, Musso adalah putra Mas Martoredjo, seorang Jawa asli yang bekerja sebagai pegawai bank di Wates, Kediri.
Fitnah lain yang mereka sebarkan adalah tuduhan bahwa DN Aidit, pimpinan utama PKI tahun 1965, merupakan seorang habaib dari marga Al Aidid. Faktanya, isu tersebut sudah ditegaskan sebagai hoax oleh situs resmi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Dalam buku Biografi D.N Aidit terbitan TEMPO berjudul "Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara", pada buku ini pada halaman 10 terdapat keterangan dari putri sulung D.N Aidit (;Ibarruri Putri Alam) bahwa nama belakang Aidit bukan merupakan nama marga.
Lebih jauh lagi, mereka juga menyebarkan kabar bohong bahwa PKI dan ajaran komunis di Indonesia dibawa dari Yaman. Faktanya, Partai Komunis di Yaman baru muncul jauh setelah itu, yakni melalui Front Pembebasan Nasional (National Liberation Front/NLF) yang kemudian menjadi Partai Sosialis Yaman, dan baru didirikan pada tahun 1967.
Meski demikian, jika pertanyaannya adalah apakah ada habaib atau WNI keturunan Arab yang pernah menjadi anggota PKI, maka jawabannya tentu saja ada, karena PKI merupakan partai terbuka yang aktif merekrut pengikut dari berbagai latar belakang suku dan agama. Namun mayoritas tokoh, gembong, dan pengurus PKI dari pulau Jawa, seperti Semaun, Alimin, Darsono, Musso, Nyoto, Soebandrio, Letkol Untung Syamsuri, dan lainnya.
Dengan demikian, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh kelompok PWI-LS tersebut jelas merupakan fitnah dan upaya mendistorsi sejarah. Publik diharapkan lebih cermat menyaring informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak berdasar.