Berita Bohong di Wikipedia yakni marga Basyaiban Al Hasani dan mengganti Sayyid Abdurrahman ayah dari Sayyid Sulaiman pendiri Ponpes Sidogiri

 



Senin, 25 Agustus 2025

Faktakini.info

Berita Bohong di Wikipedia yakni marga Basyaiban Al Hasani dan mengganti Sayyid Abdurrahman ayah dari Sayyid Sulaiman pendiri Ponpes Sidogiri menjadi Sayyid Zain Abdul Qodir keturunan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani

Ulama pribumi di Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka berguru seperti contohnya di Ponpes Sidogiri yang didirikan oleh seorang Habib yakni Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman dari marga Basyaiban

Berikut kutipan contoh BERITA BOHONG alias HOAX ditulis di Wikipedia yang mengabarkan marga Basyaiban adalah Al Hasani yakni keturunan sayyidina Hasan dan mereka mengganti AYAH dari Sayyid Sulaiman pendiri Ponpes Sidogiri yakni dari Sayyid Abdurrahman Basyaiban menjadi Sayyid Zain Abdul Qodir keturunan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani.

***** awal kutipan *****

Setelah di proses selama 10 bulan, ternyata nasab Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban dinyatakan tidak ditemukan (dinyatakan batal ). 

Namun, pengajuan Itsbat nasab dengan dasar 11 manuskrip, yang menyatakan Sayyid Sulaiman bin Zain Abdul Qodir, diterima dan tercatat sebagai keturunan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Syahadah tersebut tertulis tahun 2021 M

***** akhir kutipan *****

Padahal dalam situs resmi (official website) ponpes Sidogiri JELAS tertulis Sayyid Sulaiman pendiri ponpes keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban dan ayahnya ADALAH Sayyid Abdurrahman seorang perantau dari NEGERI WALI Hadramaut Yaman.

***** awal kutipan *****

Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban.

Ayahnya, Sayyid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari NEGERI WALI, Tarim Hadramaut Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.

Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Kiai Aminullah adalah santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau Bawean.

Konon pembabatan Sidogiri dilakukan selama 40 hari. Saat itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia dan dihuni oleh banyak makhluk halus. Sidogiri dipilih untuk dibabat dan dijadikan pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berbarakah.

***** akhir kutipan *****

Pondok Pesantren Sidogiri DIDIRIKAN oleh seorang Habib yakni Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman dari marga Basyaiban sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1745 M atau 280 tahun yang lalu sehingga TERMASUK ponpes TERTUA di Nusantara karena "melahirkan" banyak pondok-pondok pesantren lainnya di berbagai daerah yang didirikan oleh Alumni Santri dengan membawa ajaran dan sistem pendidikan yang mereka pelajari.

Contoh lainnya KH. Abdul Hamid Pasuruan yang dijuluki "Bapak NU Kita" ternyata seorang Habib dari marga Basyaiban keturunan Rasulullah melalui jalur mbah Sambu Lasem tersambung kepada Sayyid Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir.

KH. Abdul Hamid Pasuruan bin Abdullah bin Umar Basyaiban BaAlawi sangat dihormati oleh Gus Dur dan keluarga besar NU yang dilahirkan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah tahun 1333 H.

Dalam buku “KH Hasyim As’ari dan KH Abdul Hamid Bapak NU Kita” karya Abdullah Shodiq dan “Percik-Percik Keteladanan KH Abdul Hamid” karya Hamid Ahmad, nama kecil KH Abdul Hamid adalah Abdul Mu'thi atau biasa dipanggil Dul. Ia adalah anak keempat dari 12 bersaudara. 

Berikut kutipan dari situs dawuhguru dengan judul tulisan "Silsilah Keluarga KH Abdul Hamid Pasuruan" yang menunjukkan KH. Abdul Hamid Pasuruan keturunan Rasulullah melalui Sayyid Ubaidillah bin Imam Ahmad al Muhajir.

***** awal kutipan ******

Berikut ini Nasab Kiai Hamid Pasuruan Sampai Kepada Rasulullah Melalui Jalur Mbah Sambu Lasem. 1. Abdul Hamid bin 2. Abdullah bin 3. Umar bin 4. ‘Arobi bin 5. Muhammad bin 6. Ahmad bin 7. Abdul Azhim bin 8. Abdurrahman (Mbah Sambu) bin 9. Muhammad Hasyim bin 10. Abdurrahman bin 11. Abdullah bin 12. Umar bin 13. Muhammad bin 14. Ahmad bin 15. Abu Bakar Basyaiban bin 16. Muhammad Asadullah bin 17. Hassan At-Turabi bin 18. Ali bin 19. Muhammad Al Faqih Muqaddam bin 20. Ali bin 21. Muhammad Sohib Marbat bin 22. Ali Khali’Qasam bin 23. Alawi Ats-Tsani bin 24. Muhammad bin 25. Alawi Al Awwal bin 25. Ubaidullah bin 26. Ahmad Al Muhajir bin 27. Isa Ar Rumi bin 28. Muhammad An-Naqib bin 29. Ali Uraidhi bin 30. Ja’far As-sodiq bin 31. Muhammad Al Baqir bin 32. Ali Zainal Abidin bin 33. Sayidina Husain r.a bin 34. Sayidina Ali bin Abi Thalib + Sayyidah Fatimah Azzahra binti 35. NABI MUHAMMAD S.A.W. 

***** akhir kutipan *****

Gambar rantai atau silsilah nasab dapat dilihat pada jejaring atau media sosial Facebook dengan judul Rantai atau Silsilah Nasab KH. Abdul Hamid Pasuruan yang dijuluki "Bapak NU kita" adalah KETURUNAN Rasulullah melalui jalur mbah Sambu Lasem tersambung kepada Sayyid Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir. 

Begitu pula KUMPULAN tulisan yang dipanggil oleh pengikutnya Kyai Imaddudin bin (entah siapa nama ayahnya) yang dikatakan TESIS dan ILMIAH pada kenyataannya BERTENTANGAN dengan CONTOHNYA jurnal Berkala Ilmiah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Volume 2 Nomor 3, November 2022 berjudul Diaspora Etnik Alawiyyin Keluarga Basyaiban Magelang dalam Implementasinya di Dunia Pendidikan disebutkan rantai atau silsilah nasab dari marga Basyaiban tersambung kepada Sayyiid Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir.

****** awal kutipan ****

Basyaiban merupakan salah satu keluarga Alawiyyin. Dalam buku-buku nasab keluarga Alawiyyin dijelaskan bahwa familiy Basyaiban memiliki kakek yang sama dengan marga Ibn Sahil, Jamalullail, al-Qadri, Ibn Sahil, as-Srie, Baharun, al- Junaid, al- Habsyi, as-Syatri yang bernama Hasan al-Turabi ibn Ali ibn Muhammad al-Fagih al- Muqaddam ibn Ali ibn Muhammad Shabib Marbat ibn al-Imam Ali Kholi Qossam ibn Alwi ibn Muhammad ibn Alwi ibn Ubaidillah ibn Ahmad Muhajir ibn Isa al Rumi ibn Muhammad al-Nagib ibn Muhammad Asadullah ibn Ali al-Uraidhi ibn Jakfar As-Shadiq ibn Muhammad al-Bagir ibn Ali Zainl Abidin ibn Husain as-Sibtiib ibn Ali krw (Makrufi & Astriani, 2022).

***** akhir kutipan *****

Begitupula Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal Buya Hamka mewakili Menteri Agama Republik Indonesia menyampaikan hasil penelitiannya bahwa Wali Songo adalah keturunan sayyid Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir

DAHULU ketika Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijn 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirim surat kepada Menteri Agama H.A Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal diantaranya tentang keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) untuk menjawabnya melalui Panji Masyarakat, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya lebih merata. 

Buya Hamka sebulan kemudian menyampaikan hasil peneletiannya dalam majalah tengah bulanan “Panji Masyarakat” No.169/ tahun ke XV11 15 Februari 1975 (4 Shafar 1395 H) pada halaman 37-38.

Buya Hamka menjelaskan bahwa pengajaran agama Islam diajarkan langsung oleh para ulama keturunan cucu Rasulullah mulai dari semenanjung Tanah Melayu, Nusantara dan Philipina adalah keturunan Sayyid Ubaidillah bin Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa  

Berikut kutipan penjelasan Buya Hamka 

***** awal kutipan ****

“Rasulallah shallallahu alaihi wasallam mempunyai empat anak-anak lelaki yang semuanya wafat waktu kecil dan mempunyai empat anak wanita. Dari empat anak wanita ini hanya satu saja yaitu (Siti) Fathimah yang memberikan beliau shallallahu alaihi wasallam dua cucu lelaki dari perkawinannya dengan Ali bin Abi Thalib. 

Dua anak ini bernama Al-Hasan dan Al-Husain dan keturunan dari dua anak ini disebut orang Sayyid jamaknya ialah Sadat. 

Sebab Nabi sendiri mengatakan, ‘kedua anakku ini menjadi Sayyid (Tuan) dari pemuda-pemuda di Syurga’. Dan sebagian negeri lainnya memanggil keturunan Al-Hasan dan Al-Husain Syarif yang berarti orang mulia dan jamaknya adalah Asyraf. 

Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, kepulauan Indonesia dan Pilipina. 

Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam diseluruh Nusantara ini. 

Diantaranya Penyebar Islam dan pembangunan kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. 

Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Yang pernah jadi raja di Aceh adalah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail, di Pontianak pernah diperintah bangsa Sayyid Al-Qadri. 

Di Siak oleh keluaga Sayyid bin Syahab, Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayyid Jamalullail. Yang dipertuan Agung 111 Malaysia Sayyid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang dari keluarga Alaydrus. 

Kedudukan mereka di negeri ini yang turun temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka menjadi Ulama. 

Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang banyak kita kenal adalah keluarga Alatas, Assagaf, Alkaf, Bafagih, Balfagih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Alhabsyi, AlHaddad, bin Smith, bin Syahab, Alqadri, Jamalullail, Assiry, Al-Aidid, Al Jufri, Albar, Almussawa, Ghathmir, bin Aqil, Alhadi, Basyaiban, Bazar'ah, Bamakhramah, Ba'abud, Syaikhan, Azh-Zhahir, bin Yahya, dan lain-lain. Yang menurut keterangan Sayid Muhammad bin Abdurrahman bin Syahab telah berkembang jadi 199 keluarga besar. SEMUANYA adalah dari 'Ubaidillah Bin Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Ahmad Bin Isa Al-Muhajir Illallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadhramaut. 

Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad Bin Isa Al-Muhajir Bin Muhammad Al-Naqib bin 'Ali Al-Uraidhi Bin Ja'far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zainal Abidin Bin Husain As-Sibthi Bin Ali Bin Abi Thalib. As-Sabthi artinya cucu, karena Husain adalah anak Fathimah binti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Sesungguhnya yang terbanyak adalah keturunan Husain dari Hadhramaut itu, ada juga keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan Syarif-syarif Mekkah Abi Numay, tapi tidak sebanyak dari Hadhramaut. 

Selain dipanggil Tuan Sayid, mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Sarawak dan Sabah disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah tersebar diseluruh dunia. Di negeri-negeri besar sebagai Mesir, Baghdad, Syam dan lain-lain mereka adakan NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan itu. Di saat sekarang umumnya telah mencapai 36-37-38 silsilah sampai ke Sayidina Ali dan Fathimah 

****** akhir kutipan ****** 

Kesimpulan dari makalah Prof.Dr.HAMKA: Baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang, Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Imam Ubaidillah yang bersama ayahnya yakni Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir berpindah dari Bashrah/Iraq ke Hadramaut, dan Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir ini cucu yang ke tujuh dari cucu Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830