PERJUANGAN MENGUNGKAP TABIR IJAZAH PALSU JOKOWI TERUS BERLANJUT
Ahad, 22 Juni 2025
Faktakini.info
PERJUANGAN MENGUNGKAP TABIR IJAZAH PALSU JOKOWI TERUS BERLANJUT
Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat
Koordinator Non Litigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis
Pagi ini (Ahad, 22/6, Pukul 07.30 WIB), Rekan Juju Purwantoro mewakili tim untuk menghadiri undangan diskusi dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi, di studio TV ONE. Adapun nanti malam (22/6, pukul 19.30 WIB) dalam program Apa Kabar Indonesia Malam, yang mewakili tim adalah Rekan Jemmy Mokolensang.
Kehadiran kami di sejumlah diskusi dan talk show media, adalah bagian dari upaya non litigasi untuk mengedukasi publik atas kasus yang menimpa klien kami, Roy Suryo dkk. Kami ingin, publik diedukasi tentang kasus ini secara objektif dalam berbagai perspektif.
Makin lama, kasus ini justru makin memberikan keyakinan akan banyaknya masalah pada riwayat pendidikan Saudara JOKO WIDODO. Sejumlah rilis media terkait riwayat pendidikan Saudara JOKO WIDODO, justru saling kontradiktif.
Misalnya, saat Bareskrim mengumumkan Jokowi KKN pada tahun 1983. Tidak berselang lama, Jokowi justru menyatakan dirinya KKN pada awal tahun 1985.
Saat Dian Sandi kader PSI begitu bangganya, mengunggah foto KKN Jokowi dan minta Rismon Sianipar untuk menguji secara Forensik. Ternyata, foto tersebut ada di Desa Gosono. Padahal, versi Jokowi KKN di Desa Ketoyan.
Belum lagi, temuan Rismon Sianipar tentang sejumlah edisi koran KR (Kedaulatan Rakyat), yakni edisi Juni, Juli, Agustus 1980, hilang dari arsip Perpustakaan DIY, karena disita Bareskrim. Padahal, menurut Roy Suryo, ada perbedaan bulan penanggalan Jawa yang dirilis Bareskrim dengan konvensi yang berlaku di KR. Bulan 'Pasa' oleh Bareskrim dibuat bulan 'Puasa'.
Belum lagi, kunjungan Rismon Sianipar yang datang ke rumah Pak Kasmudjo di Sleman, Yogyakarta. Dari kunjungan tersebut, Kasmudjo menjelaskan bukan Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi, bukan pula Dosen Pembimbing Akademik Jokowi.
Pernyataan Kasmudjo ini, membantah klaim Jokowi yang sebelumnya mengaku Kasmudjo Dosen Pembimbing Skripsi, lalu bergeser menjadi Dosen Pembimbing Akademik. Sungguh, berbagai paparan fakta ini makin menguatkan dugaan publik bahwa ijasah Jokowi Made In Pasar Pramuka, sebagaimana diungkapkan oleh politisi PDIP Beator Suryadi.
Sebenarnya, kami prihatin atas kondisi Jokowi terakhir (Sabtu, 21/6). Saat ulang tahun ke 64, dalam sorotan kamera Jokowi terlihat pucat, auranya redup. Tidak bercahaya, tidak bersemangat. Mungkin, itu karena sakit alergi kulit yang dideritanya saat kembali dari 'Melayat' ke Vatikan.
Mungkin, Jokowi lupa untuk membersihkan diri sepulang dari melayat. Karena, ada sejumlah mitos dalam tradisi Jawa, sepulang melayat kematian, harus membersihkan diri agar terbebas dari dampak negatif kedukaan itu.
Kembali ke soal kasus ijazah palsu Jokowi. Kami sudah menegaskan, kasus di Polda Metro Jaya tentang tuduhan fitnah dan pencemaran kepada klien kami Roy Suryo dkk, tidak bisa dilanjutkan sebelum dibuktikan ijazah Jokowi asli. Untuk membuktikan ijasah Jokowi asli, maka harus ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, bukan sekedar rilis Bareskrim.
Karena itu, kami berharap permintaan Gelar Perkara Khusus TPUA ditindaklanjuti oleh Biro Wasidik Bareskrim Polri. Perkara ini, harus dilanjutkan hingga mendapatkan keputusan pengadilan tentang absah tidaknya ijazah Jokowi. [].