PALESTINA (Gus Rumail Kritik Ustadz Felix Siauw soal perang Iran vs Israel)

 



Senin, 23 Juni 2025

Faktakini.info

PALESTINA 

Karena beberapa teman mengunggah tangkapan layar sebuah ceramah Felix Siauw tentang Iran-Israel, akhirnya saya mencarinya di YouTube, ingin mengetahui isi utuh ceramahnya.

Unik, Felix menyamakan konfrontasi Iran terhadap Israel, sehingga dilihat sebagai membantu Palestina, seperti halnya non-Muslim membantu Baitil Maqdis; jadi jangan baper dan biasa sajalah.

Saya sebut unik, karena Felix memakai landasan teologis Iran (Syiah) sebagai alasan. Iran berpaham Imamiyah, dan seluruh Imamnya suci; hal yang secara ideologis bertentangan dengan mazhab Sunni. Jadi, non-Muslim dengan Syiah dianggap sama oleh Felix.

Pertanyaannya: apakah syahadat masyarakat Syiah benar-benar berbeda dengan muslim mana pun, sehingga equal dan setara untuk disamakan dengan non-Muslim yang keluar dari Islam?

Ditambah, Felix mengatakan dengan tegas (setelah menjelaskan proksi-proksi Iran-Israel) bahwa Iran tidak berkonflik dengan Israel demi Palestina. Hal ini karena memang Iran diserang terlebih dahulu, dan dukungan Iran kepada Palestina hanyalah bonus politis. Maka konflik Iran-Israel bukan semata soal membela Palestina, melainkan juga soal kedaulatan politik dan posisi geopolitik.

Apa maksud proksi-proksi yang dimaksud Felix?

Iran tak ingin dijajah atau dikendalikan oleh Israel dan AS. AS ingin mengendalikan dunia, punya sekutu di Timur Tengah: Israel. Rusia dan China tak ingin dikendalikan, dan memiliki “anak asuh” seperti Iran untuk menyeimbangkan pengaruh.

Felix pun mengutip pernyataan Netanyahu beberapa waktu yang menyebut langsung "Wahai Rakyat Iran" sambil menyebutkan kenangan manis antara Iran-Israel pra-1979.

Akhirnya, setelah menonton habis apa maksud Felix, saya direkomendasikan YouTube pada video Buya Yahya (Al-Bahjah). Unik juga, karena Buya Yahya menjawab pertanyaan sederhana, namun hampir pasti dirasakan umat muslim Sunni (yang punya ketegasan ideologis dalam mazhab) di Indonesia:

"Dalam konflik antara Iran-Israel, kita melihat bahwa Iran menunjukkan sikap membela Palestina yang dijajah Israel. Namun, di sisi lain kita juga mengetahui bahwa mayoritas Iran menganut Syiah yang berbeda dengan Ahlusunnah. Dalam situasi seperti ini, bagaimana seharusnya sikap kita sebagai muslim Ahlusunnah; apakah kita boleh mendukung langkah Iran (karena membela Palestina), ataukah ada batasan dalam memberikan dukungan terhadap kelompok yang berbeda akidah? Mohon nasihat, supaya kita bisa bersikap bijak dan sesuai syariat."

Singkatnya, Buya Yahya menjawab: siapa pun yang membela Palestina hari ini, maka tentu harus kita dukung bersama. Sekarang, dukungan bukan muncul dari orang Islam saja, tapi di luar Islam juga banyak.

Menurut Buya, prinsip dalam Islam mengajarkan bahwa kebaikan harus tetap diakui, dari siapa pun datangnya. Jika Iran melakukan tindakan yang benar, yaitu membela rakyat Palestina yang tertindas, maka tindakan tersebut patut diapresiasi sebagai bentuk kebaikan. Namun, mengapresiasi sebuah tindakan tidak berarti membenarkan seluruh keyakinan dan ajaran pelakunya.

Sebagai muslim yang berminat dalam studi Islam dan sejarah sejak dulu, tentu saja Palestina menjadi interest tersendiri. Untuk memantau itu semua, saya memanfaatkan situs-situs internasional (koran), dan media sosial X (selain itu: tidak!). Jadi, sama seperti muslim lain yang menaruh hati dengan penderitaan warga Palestina, saya pun melihat Palestina dari jauh.

Tapi saya selalu menahan diri untuk membicarakan Palestina karena hanya mampu "ngomong membela" saja, di tengah orang-orang bertindak langsung membantu Palestina.

Kendati pun demikian, hampir pasti saya tidak pernah melihat konflik yang menewaskan masyarakat sipil dan jenderal-jenderal elit Iran ini sebagai "omong kosong" seperti status di bawah ini (tepatnya di lima paragraf teratas).

Wal'iyadzu billah.

Salam,

Rumail Abbas