IRONI CHARLIE CHANDRA, BELUM DIVONIS PENGADILAN TAPI SUDAH DIISOLASI JAKSA DARI KELUARGA

 



Sabtu, 28 Juni 2025

Faktakini.info

IRONI CHARLIE CHANDRA, BELUM DIVONIS PENGADILAN TAPI SUDAH DIISOLASI JAKSA DARI KELUARGA

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.

Advokat 

Tim Penasehat Hukum Charlie Chandra

Mungkin, ada sejumlah pihak yang bertanya, kenapa terjadi keributan di ruang sidang Pengadilan Negeri Tangerang, pada Selasa lalu (24/6). Dalam video yang beredar, penulis nampak bersitegang dan adu argumentasi dengan jaksa, saling tarik menarik, ada Charlie Chandra diantara penulis dan Jaksa.

Perlu untuk diketahui, bahwa kejadian tersebut terjadi setelah sidang selesai ditutup oleh hakim. Sehingga, tak ada urusannya dengan persidangan.

Pasca sidang, kami memang mengarahkan agar Charlie Chandra bisa bertemu dengan istrinya, Bu Elice. Kami memang menyengaja, mencarikan kesempatan agar Terdakwa Charlie Chandra bisa bertemu dengan istrinya, meski sebentar setiap kesempatan persidangan.

Memang benar, ada jadwal besuk di Rutan. Namun, sidang seminggu sekali, juga menjadi kesempatan bagi keluarga untuk bisa bertemu dengan terdakwa. Waktu itulah, yang kami upayakan, meskipun hanya sebentar, agar keluarga bisa bertemu Charlie Chandra.

Namun sidang terakhir kemarin agak aneh. Tidak biasanya, jaksa menghalangi dan memaksa Charlie Chandra ingin langsung dibawa ke mobil tahanan. Biasanya, jaksa bersikap humanis, memberikan kesempatan pada Charlie Chandra untuk bertemu keluarga di ruang sidang pasca selesai sidang dan menyapa sejumlah pengunjung.

Agak lain memang sidang terakhir. Jaksa, yang biasanya hadir sendiri, kali ini lengkap. Di momen itulah, jaksa memaksa CHARLIE CHANDRA ke mobil tahanan. Sempat ribut ribut dengan kami di ruang sidang.

Maka wajarlah, kami menduga ada atensi khusus dari oligarki PIK-2. Mengingat, selama ini tidak ada yang berani melawan kezaliman proyek milik Aguan dan Anthony Salim ini.

Charlie Chandra korban perampasan tanah oleh Oligarki PIK-2, dikhawatirkan akan memicu perlawanan rakyat Banten. Charlie Chandra, etnis Tionghoa sudah berani melawan kezaliman Aguan. Oligarki tentu khawatir, perlawanan ini akan memicu perlawanan semesta dari rakyat Banten yang terzalimi.

Penulis sendiri melihat, keteguhan Charlie Chandra layak untuk didukung. Bahkan, sebenarnya bisa saja dia berdamai dan mencari aman. Tapi, pilihan itu tak diambil. Dia, lebih memilih melawan dan berjuang, meski dengan resiko di kriminalisasi.

Charlie Chandra, bagi rakyat lebih membanggakan. Ketimbang Nono Sampono, yang justru pasang badan untuk Aguan. Nono Sampono, yang menjadi direktur di sejumlah korporasi milik Aguan, lebih memilih berhadap hadapan dengan rakyat, untuk melindungi kepentingan Oligarki PIK-2.

Teruslah berjuang Charlie Chandra. Teruslah melawan. Karena perlawanan mu, akan memantik siapapun yang saat ini diam, untuk berdiri dan ikut melawan.

Namun, jika yang terzalimi tetap duduk dan diam. Maka penulis katakan: MATI SAJA KALIAN TANPA HARGA DIRI DAN DIPENUHI RASA MALU, JIKA KALIAN MASIH PUNYA HARGA DIRI DAN RASA MALU. [].

Foto: Charlie Chandra