APOLOGI SEPUTAR IJAZAH PALSU JOKOWI
Ahad, 22 Juni 2025
Faktakini.info
APOLOGI SEPUTAR IJAZAH PALSU JOKOWI
Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat
Koordinator Non Litigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis
Apologi adalah pembelaan diri, bisa dalam bentuk tulisan atau ucapan, yang bertujuan untuk menjelaskan, membenarkan, atau membela diri dari tuduhan atau kritik, sambil menyembunyikan fakta sesungguhnya karena ketiadaan argumentasi sahih untuk menolak kritik. Dalam bahasa keseharian, APOLOGI bisa juga disamakan dengan NGELES.
Maksudnya, APOLOGI lebih kepada dalih, bukan dalil. APOLOGI hanya mencari pembenaran, bukan kebenaran.
Masalah dugaan ijazah palsu Jokowi, sebenarnya bisa tuntas dijawab dengan argumentasi berupa menghadirkan atau menunjukkan ijazah aslinya. Namun, kubu Jokowi berulangkali menolak menunjukkan ijazahnya dengan berbagai dalih.
APOLOGI pertama, Jokowi hanya akan menunjukkan ijazah-nya di muka pengadilan. Hanya kepada pengadilan, Jokowi menunjukkan.
Tapi APOLOGI ini terbantahkan. Karena pada akhirnya, Jokowi juga menunjukkan ijazah itu ke kuasa hukumnya, media (namun tak boleh divideokan atau difoto) hingga dipinjamkan kepada Bareskim untuk di tes laboratorium forensik.
APOLOGI Kedua, Jokowi menyatakan tidak ada hak pihak TPUA yang datang kerumahnya pada 15 April 2025 lalu. Juga tidak ada kewajiban bagi Jokowi untuk menunjukan ijazah aslinya kepada TPUA.
Padahal, sebagai Negarawan dan tokoh Bangsa, adalah menjadi kewajiban Jokowi untuk segera menghentikan polemik ijazah palsu ini dengan menunjukkan ijazah aslinya. Jika ada.
APOLOGI ketiga, kuasa hukum Jokowi menyatakan sikap tidak menunjukkan ijazah Jokowi adalah hak asasi manusia Jokowi. Jokowi tidak boleh dipaksa, karena akan melanggar HAM.
Padahal, Jokowi mantan pejabat publik. Dua periode menjabat Presiden RI. Adalah hak publik, hak asasi setiap warga negara untuk dapat melihat bukti administrasi ijazah Jokowi, yang dulu digunakan untuk mendaftar sebagai Capres. Menunjukan ijazah asli, juga bukan pelanggaran HAM.
APOLOGI keempat, puncaknya adalah klaim jika ijazah Jokowi ditunjukkan akan terjadi chaos. Yang terakhir ini, sudah bukan lagi APOLOGI, bahkan bisa dikategorikan HALUSINASI.
Aneh memang. Perkara simple dibuat njelimet dan ruwet. Padahal, biasanya Jokowi suka pamer.
Pamer blusukan. Pamer makan di warung sampai masuk ke dalam got. Pamer mobil Esemka dipesan 6000 unit. Giliran diminta 'pamer' ijazah, dia justru mendadak menjadi alim.
Lalu, apakah ini ada hubungannya dengan dugaan ijazah Jokowi Made In Pasar Pramuka? Sebagaimana diterangkan oleh Beator Suryadi? [].