Habib Rizieq Dan FPI Adalah Teroris?!?

 

Sabtu, 3 April 2021

Faktakini.info

HRS dan FPI adalah TERORIS !?

Pertanyaan pernah dilemparkan ke HRS, kapan HRS mulai menerima serangan terror? HRS menjawab, sebenarnya kegiatan FPI sudah lama mendapatkan terror baik secara langsung mau pun tidak langsung sejak awal FPI berdiri. Tapi terror tersebut sebenarnya berkaitan langsung dengan Aksi Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang dilakukan pada tempat maksiat perjudian atau pun prostitusi. Setidaknya 3 atau 4 kali mobil FPI pernah ditembak oleh orang yang tidak dikenal atau bahkan oleh Aparat Kepolisian setelah melakukan Hisbah di tempat ma'siat tersebut.

Beliau melanjutkan kisah terror yang sebenarnya sangat terasa adalah setelah Aksi Parade Tauhid yang pertama, tentang penolakan atas rencana Jokowi atas nama pemerintah meminta maaf pada PKI. Yang mana aksi tersebut diawali dari informasi dan permintaan Almarhum KH. Hasyim Muzadi yang telah berulang kali menasehati Jokowi namun Jokowi saat itu dikabarkan tetap bersikukuh untuk tetap akan meminta maaf kepada PKI. Dari sinilah terror muncul terus menerus kepada HRS secara khusus dan FPI pada umumnya.

Beranjak setelah peristiwa itu, berkembang pada permasalahan Ahok dan Pilgub DKI, Handphone HRS dan petinggi FPI mendapat berbagai ancaman, juga DIKLONING kemudian menyebarkan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat secara umum. Puncaknya muncul Fitnah Fake Chat untuk membunuh Karakter HRS.

Kemudian berlanjut pada terror secara fisik, setidaknya 5 buah Bom yang diledakkan di posko FPI, Bom saat takbiran di Kampung Melayu,  2 buah Bom Mobil di acara Tablig Akbar Cawang, terror di rumah para petinggi FPI dengan pelemparan batu, cat merah bahkan kamar rumah HRS pun pernah di tembak oleh sniper. Namun, tidak ada satu pun dari berbagai peristiwa tersebut membuahkan hasil  atau bahkan ditindak-lanjuti oleh Aparat Kepolisian.

Belum lagi aksi teror yg juga ditujukan kepada para aktivis 212, BP Hermansyah ahli IT saksi ahli HRS ttg fake chat, Neno Warisman, novel Baswedan, Ahmad Yani dll, bermuara pada satu kelompok TERORIS di Indonesia.

Pergerakan HRS yang selalu digaungkan dengan Jihad Konstitusional adalah modal buat para aktivis agar tidak mudah dibenturkan dengan Aparatur Negara. HRS selalu mengingatkan, bila ada permasalahan lakukan prosedur yang berlaku, mulai dari RT hingga presiden. Dan ini memang yang dilakukan oleh beliau, contoh, saat Aksi Damai 411 yang diserang tembakan oleh aparat kepolisian, justru HRS menenangkan massa, dan minta untuk tidak melakukan perlawanan, bahkan membawa massa ke DPR untuk melaporkan hal tsb. 

Saat Ahok melakukan penistaan agama, HRS justru mengarahkan masyarakat untuk ikuti prosedur hukum yang berlaku, walau pun harus dengan demo yang berjilid2, hingga digelarnya Aksi Super Damai 212 pd Th.2016, tapi hal tersebut semuanya tetap konstitusional dan tidak melawan UU yang ada.

Bahkan saat HRS Hijrah ke Mekkah, amanat beliau ke seluruh Pengurus dan Anggota FPI, agar tetap Jihad Konstitusional, jangan Langgar Hukum Agama dan Negara sebagaimana termaktub dalam setiap Kartu Anggota FPI. Dan saat ada Bom Pipa dalam Acara Reuni 212 Th 2018 di Monas, beliau dari Mekkah berpesan agar umat jangan terprovokasi.

Kini, dalam kasus pembantaian 6 Laskar di KM 50, HRS tetap konsisten dengan gerakan konstitusionalnya. Upaya2 membuat perhitungan pada pelaku pembantaian tetap diarahkan secara konstitusional, walau pun upaya2 tersebut diganjal sana sini oleh pemerintah dengan berbagai alasan. Andai kata, HRS mengatakan qishos bagi pelaku pembantaian tersebut maka sah2 saja karena memang hukum islam menyatakan hal tersebut. Namun kembali HRS tetap dengan pendiriannya tanpa meninggalkan Konstitusi dan tidak membuang Syariat, tetap akan mengejar pelaku hingga ke lubang semut.

Anehnya kini, setelah FPI dibubarkan paksa tanpa pengadilan, HRS pun dipenjara karena masalah kerumunan yang belum pernah ada kasus semacam ini di Dunia. HRS dan FPI dipaksa untuk mendapatkan gelar TERORIS oleh rezim Jokowi. Berbagai rekayasa diciptakan dengan penangkapan aktivis yang dituduh sebagai pelaku teroris dan dikait2kan ke FPI dan HRS.

Dari semua yang di atas muncullah pertanyaan : Siapa dan Kelompok mana yang melakukan puluhan terror kepada HRS dan FPI selama ini? Mengapa tidak ada satu pun yang diproses atau ditindak lanjuti? Ini menimbulkan kecurigaan. 

Hasbunallaah wa Ni'mal Wakiil.

Foto: Habib Rizieq saat meninjau dan memberikan bantuan di lokasi banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Warga menyambut antusias dan mencium tangannya, Rabu (22/2/2017).